Adjektiva Kata Sifat TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2.1 Adjektiva Kata Sifat

1. Batasan dan Ciri Adjektiva Kata Sifat Adjektiva, yang juga disebut kata sifat atau kata keadaan, adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi atributif Alwi et al. 2003, dan mempunyai ciri sebagai berikut: 1 Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti lebih, kurang, dan paling: lebih besar, kurang baik, paling mahal. 2 Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, amat, benar, sekali, dan terlalu: sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu murah. 3 Adjektiva dapat diingkari dengan kata ingkar tidak: tidak bodoh, tidak salah, tidak benar. 4 Adjektiva dapat diulang dengan awalan se- dan akhiran -nya: sebaik- baiknya, serendah-rendahnya, sejelek-jeleknya. 5 Adjektiva pada kata tertentu dapat berakhiran antara lain dengan -er,- wi, -iah, -if, -al dan -ik: honorer, duniawi, ilmiah, negatif, formal. Menurut Gorys Keraf 1984 segala kata yang dapat mengambil bentuk se + reduplikasinya + nya, serta dapat diperluas dengan: paling, lebih, sekali, adalah kata sifat. Umumnya sebuah adjektiva diletakkan di belakang kata yang diterangkan. 2. Adjektiva dari segi perilaku semantisnya Kelas adjektiva menunjukkan adanya dua tipe pokok: adjektiva bertaraf yang mengungkapkan suatu kualitas dan adjektiva takbertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. Pembedaan adjektiva yang bertaraf dari adjektiva yang tidak bertaraf bertalian dengan mungkin tidaknya adjektiva itu menyatakan berbagai tingkat kualitas dan berbagai tingkat bandingan. Untuk maksud itu dapat dipakai kata seperti sangat, agak, lebih dan paling. Adjektiva takbertaraf, sebaliknya tidak dapat diberi pewatas tersebut. Adjektiva bertaraf dapat dibagi atas: 1 adjektiva pemeri sifat, 2 adjektiva ukuran, 3 adjektiva warna, 4 adjektiva waktu, 5 adjektiva jarak, 6 adjektiva sikap batin, dan 7 adjektiva cerapan Alwi et al. 2003. 3. Adjektiva dari segi perilaku sintaksisnya Adjektiva yang merupakan pewatas dalam frasa nominal yang nominanya menjadi subjek, objek, atau pelengkap dikatakan dipakai secara atributif. tempatnya di sebelah kanan nomina. Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai secara predikatif. Adjektiva yang mewatasi verba atau adjektiva yang menjadi predikat klausa dikatakan dipakai secara adverbial atau sebagai keterangan Alwi et al. 2003. 4. Pertarafan adjektiva Adjektiva bertaraf dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan berbagai tingkat bandingan. Pembedaan tingkat kualitas atau intensitas dinyatakan dengan pewatas seperti benar, sangat, terlalu, agak, dan makin. Pembedaan tingkat bandingan dinyatakan dengan pewatas seperti lebih, kurang, dan paling. Pada tingkat bandingan, pembanding dua maujud atau lebih dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas atau intensitasnya dapat setara atau tidak setara. Tingkat setara disebut tingkat ekuatif, tingkat yang tak setara dibagi dua yaitu tingkat komparatif dan tingkat superlatif. Tiap-tiap tingkat itu secara sintaksis diungkapkan dengan bentuk yang khusus Alwi et al. 2003. 5. Adjektiva dari segi bentuknya Dari segi bentuknya, adjektiva terdiri atas adjektiva dasar yang selalu monomorfemis dan adjektiva turunan yang selalu polimorfemis. Sebagian besar adjektiva dasar merupakan bentuk yang monomorfemis. Contoh adjektiva yang monomerfemis adalah sebagai berikut: asin cerah kecil matang anggun ceria kurus murah besar merah lama ramai Adjektiva yang polimorfemis dibentuk dengan tiga cara : pengafiksan, pengulangan, dan pemaduan dengan kata lain. 1 Adjektiva polimorfemis yang dibentuk dengan pengafiksan di antaranya adalah: Memakai afiks pungutan atau hasil penyerapan adjektiva berafiks dari bahasa lain seperti bahasa Arab, Belanda, dan Inggris, seperti yang berafiks -i, -iah, -wi, atau -wiah. Berikut adalah beberapa contoh: alami ilmiah manusiawi insani surgawi hewani lahiriah duniawi nabati jasmaniah ragawi alamiah Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan -em- pada nomina, contoh: gemetar gemerlap kemilau kemilap gemuruh gemilang temaram gemilap Pengafiksan tentang tingkat bandingan seperti tingkat ekuatif dengan prefiks se-, dan tingkat superlatif dengan prefiks ter-. Adapula bentuk yang wujudnya nomina, namun sering dipakai dalam posisi adjektiva. Berikut adalah beberapa contohnya: penakut pemarah keibuan pemalas pengecut kebapaan pendendam 2 Cara kedua untuk menurunkan adjektiva adalah dengan bentuk berulang. Subkategori adjektiva turunan yang berupa bentuk berulang dapat muncul jika berfungsi predikat atau berfungsi adverbial. Predikat adjektival yang berbentuk ulang menandakan kejamakan, keanekaan, atau keintensifan. Perulangan itu terjadi melalui cara perulangan penuh, perulangan sebagian, dan perulangan salin suara. Contoh: besar-besar besar-besaran compang-camping merah-merah awur-awuran hiruk-pikuk 3 Cara ketiga pembentukan adjektiva adalah dengan memadukan adjektiva dengan kata lain, dapat berupa nomina atau adjektiva. Jika adjektiva dipadukan dengan nomina dengan urutan adjektiva terlebih dahulu dan nomina di belakangnya, maka terbentuklah adjektiva baru dengan arti yang khusus. Contoh: berat lidah buta huruf besar mulut tajam ingatan keras hati wajib fakultas keras kepala padat karya panjang tangan Bentuk paduan yang lain adalah paduan antara adjektiva dan adjektiva yang lain. Perpaduan semacam ini umumnya memberikan arti yang memperkuat unsur pertama. Contoh: lemah lembut terang benderang cantik jelita kacau balau aman tenteram sehat walafiat. Adjektiva gabungan yang mirip dengan bentuk berulang adalah yang merupakan hasil penggabungan sinonim atau antonim. Adjektiva yang merupakan bentuk majemuk ada yang merupakan gabungan morfem terikat dengan morfem bebas dan ada yang merupakan gabungan dua morfem bebas atau lebih, termasuk di dalamnya bentuk- bentuk yang tergolong idiom, artinya makna bentuk gabungan itu tidak dapat dijabarkan dari penjumlahan makna unsur-unsurnya Alwi et al. 2003. 6. Frasa Adjektiva Adjektiva yang menyatakan keadaan dapat pula diterangkan oleh kata, seperti sudah, harus, dan dapat. Frasa adjektiva juga dapat dibuat ingkar dengan kata ingkar tidak, dan juga memiliki pewatas belakang seperti lagi dan kembali Alwi et al. 2003. 7. Penurunan Kata dari Adjektiva Seperti halnya dengan jenis kata yang lain, adjektiva dapat pula bertindak sebagai dasar kelas kata yang lain. Dari dasar adjektiva kita dapat memperoleh verba, nomina, dan adverbial Alwi et al. 2003.

2.2 Graph