4
II. METODOLOGI
2.1 Rancangan Percobaan
Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlakuan perbedaan padat tebar benih ikan kerapu macan E. fuscoguttatus berukuran panjang
5,67±0,40 cm dan bobot 3,75±0,65 gram yaitu 150, 200, 250 dan 300 ekorm
3
. Pemeliharaan dilakukan di dalam akuarium dengan volume air sebanyak 36 liter.
Oleh karena itu jumlah ikan pada masing-masing perlakuan adalah 5, 7, 9, dan 11 ekor per akuarium.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL terdiri dari empat perlakuan padat tebar dengan masing-masing diulang 3
kali. Parameter yang diukur selama penelitian meliputi tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang dan bobot, jumlah pakan, serta tingkat konsumsi
oksigen.
2.2 Persiapan Wadah
Penelitian ini menggunakan sistem resirkulasi yang terdiri dari 12 unit akuarium berukuran 60x28x30cm. Tahap persiapan penelitian meliputi pembuatan
konstruksi sistem resirkulasi, pembersihan wadah, pengisian air, sterilisasi air, dan stabilisasi sistem yaitu mengupayakan sistem resirkulasi dapat berjalan dengan
baik sehingga tidak ada penyumbatan pada selang outlet yang dapat menyebabkan tumpahnya air pada akuarium. Filter yang digunakan adalah tiga unit filter yang
masing-masing berfungsi untuk filter fisik, kimia, dan biologi Lampiran 1. Pada sistem resirkulasi ini aliran air dari wadah pemeliharaan masuk ke
dalam filter melalui pipa pengeluaran outlet dan talang air. Bahan filter yang digunakan adalah kapas filter, karang jahe panjang 4,58±0,88cm dan lebar
1,93±0,85cm, pasir malang panjang 1,05±0,20cm dan lebar0,51±0,19cm, arang aktif panjang 1,02±0,05cm dan lebar 0,65±0,08cm, zeolit panjang 3,75±0,86
dan lebar 3,08±0,53cm dan bioball diameter 2,75±0,01cm. Sebuah saringan berupa kapas filter ditempatkan pada outlet talang air untuk menyaring kotoran
ikan dan sisa pakan yang terbuang, air yang keluar langsung masuk bak fiber-1 100L yang berisi karang jahe. Kemudian dengan prinsip bejana berhubungan, air
5 dari bak fiber-1 memasuki bak fiber-2 100 L yang berisi pasir malang dan
karbon aktif selanjutkan air memasuki ke bak fiber-3 1000 L yang berisi zeolit dan bioball yang berfungsi untuk menumbuhkan bakteri nitrifikasi sebagai filter
biologis, kemudian dengan debit 0,2 lmenit air yang telah bersih dan siap digunakan dipompakan ke akuarium pemeliharaan melalui saluran pemasukan
inlet Lampiran 2. Suhu pada wadah pemeliharaan distabilkan agar tetap dalam kisaran 28-30
o
C dengan menggunakan thermostat. Sebelum digunakan, akuarium dicuci dengan menggunakan air tawar
kemudian dikeringkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, akuarium diisi air laut dengan ketinggian 20 cm serta bak fiber juga diisi dengan air laut dengan masing-
masing bervolume 80, 70, dan 600 liter untuk bak fiber-1, fiber-2, dan fiber-3. Setelah wadah pemeliharaan terisi air laut, air tersebut didesinfeksi dengan larutan
klorin dosis 30 ppm dan diaerasi kuat selama 24 jam. Setelah pemberian larutan klorin selama 1 jam, sistem resirkulasi dijalankan dengan tujuan untuk
menstabilkan sistem. Selanjutnya air diberi laruan Na-thiosulfat 15 ppm untuk menetralkan klorin yang terdapat di dalam air dan setelah 24 jam air dalam wadah
pemeliharaan siap digunakan.
2.3 Pemeliharaan Benih 2.3.1