Pemberian Pakan Pengelolaan Air

6 masing akuarium diambil 3 ekor ikan setiap akuarium sebagai sampel untuk diukur panjang dan bobot awalnya dan didapat panjang dan bobot rata-rata benih Lampiran 3.

2.3.2 Pemberian Pakan

Selama pemeliharaan dalam penelitian ini, benih diberi pakan komersial dengan kandungan protein minimal 52,0, lemak minimal 14,0, serat kasar maksimal 3,5, kadar abu maksimal 15, kalsium minimal 2,3, pospor minimal 1,5, dan kadar air maksimal 6,5. Pakan diberikan dengan cara ditebar ke akuarium sebanyak 5 kali sehari, yaitu pukul 06.00, 09.00, 12.00, 15.00, dan 18.00 WIB dengan jumlah pemberian pakan per hari feeding rate, FR 10 dari biomassa ikan. Penentuan jumlah pakan disesuaikan dengan jumlah biomassa setiap sampling mingguan Lampiran 4.

2.3.3 Pengelolaan Air

Fisika kimia air yang optimal pada media pemeliharaan dipertahankan dengan penyifonan yang dilakukan setelah pemberian pakan pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari 19.00 WIB. Penyifonan dilakukan dengan mengganti air sebanyak 10 dari volume air dalam akuarium. Setiap harinya dilakukan pengecekan oksigen terlarut dissolved oxygen, DO, suhu, pH, dan salinitas pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB. DO diukur dengan cara mengambil sampel air yang berada di kolom perairan menggunakan botol sampel kemudian air contoh dalam botol sampel dipindahkan ke dalam gelas ukur, DO air contoh selanjutnya diukur dengan DO meter. Suhu dan pH diukur dengan cara mencelupkan termometer dan pH meter di kolom perairan. Salinitas diukur dengan mengambil sampel air yang berada di kolom perairan kemudian diteteskan ke refraktrometer kemudian dibaca skalanya. Setiap minggunya dilakukan pengecekan amoniak total amoniak nitrogen, TAN dengan metode sfektrofotometri yaitu dengan mengambil air sampel yang berada di kolom perairan dan dimasukkan ke dalam botol sampel, kemudian sebelum dilakukan pengukuran air sampel didestilasi terlebih dahulu setelah itu diambil 25 ml air sampel dan dimasukan ke dalam gelas Beaker kemudian ditambahkan 1 tetes MnSO 4 , 0,5 µl klorox, 0,6 µl phenat dan 7 didiamkan selama 15 menit selanjutnya di spektro dengan gelombang cahaya 630 nm.

2.4 Pengamatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Berbagai Kondisi Pencahayaan terhadap Konsumsi Pakan, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus Forskal)

0 11 89

Pengaruh Pengkayaan Rotifera (Brachionus rotundiformis) dengan Protein Selco atau Telur Ikan Tuna terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus Forskal)

0 18 60

Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Gelondongan Ikan Kancra (Labeobarbus Douronensis) Pada Padat Tebar Yang Berbeda

0 11 5

Peningkatan Nafsu Makan dan Pertumbuhan pada Pendederan Ikan Kerapu Macan Epinephelus Fuscoguttatus melalui Periode Pemuasaan Berbeda

0 3 53

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 1 gram dalam sistem resirkulasi pada padat penebaran berbeda

0 3 28

Pengaruh Berbagai Kondisi Pencahayaan terhadap Konsumsi Pakan, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus Forskal)

0 5 79

Pengaruh Pemberian Nannochloropsis sp., Nata dan Coccolith sp. Pada Rotifera terhadap kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus

0 3 56

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoeveni)

0 0 6

PENGARUH PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BIAWAN (Helostoma temmincki)

0 0 9

PERKIRAAN PADAT PENEBARAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) YANG OPTIMUM BERDASARKAN PADA KEBUTUHAN OKSIGEN TERLARUT

0 0 7