Tingkat Kelangsungan Hidup Laju Pertumbuhan Harian Pertumbuhan Panjang Mutlak Koefisien Keragaman Panjang Efisiensi Pakan Tingkat Konsumsi Oksigen

7 didiamkan selama 15 menit selanjutnya di spektro dengan gelombang cahaya 630 nm.

2.4 Pengamatan

Parameter yang diamati selama penelitian antara lain jumlah ikan, panjang, bobot total, jumlah pakan dan fisika kimia air. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Parameter tersebut digunakan untuk menentukan tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot, pertumbuhan panjang, koefisien keragaman panjang, efisiensi pakan, tingkat konsumsi oksigen dan identifikasi bakteri patogen. Dilakukan sampling pertumbuhan setiap 7 hari sekali pada pukul 18.00 WIB. Sampling pertumbuhan dilakukan dengan mengukur panjang total menggunakan penggaris satu digit dibelakang koma dan bobot tubuh ikan menggunakan timbangan digital dua digit dibelakang koma dengan menggambil 3 ekor ikan di setiap masing-masing akuarium.

2.4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup survival rate, SR dihitung menggunakan rumus Goddard 1996 yaitu: = � � � � 100 Keterangan: SR : Tingkat kelangsungan hidup N t : Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan ekor N : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan ekor

2.4.2 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian LPH dihitung menggunakan rumus Huisman 1987 yaitu : LPH = W t W t − 1 X 100 Keterangan: LPH : Laju pertumbuhan harian 8 W t : Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan gram W : Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan gram t : Lama pemeliharaan hari

2.4.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak dihitung menggunakan rumus Effendie 1997 yaitu: Pm = L t − L Keterangan: P m : Pertumbuhan panjang mutlak cm L t : Panjang rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan cm L : Panjang rata-rata ikan pada awal pemeliharaan cm

2.4.4 Koefisien Keragaman Panjang

Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang dinyatakan dalam koefisien keragaman. Koefisien keragaman dihitung menggunakan rumus Steel dan Torrie 1991 yaitu: KK = S Y X 100 Keterangan: KK : Koefisien keragaan S : Simpangan baku Y : Rata-rata contoh

2.4.5 Efisiensi Pakan

Perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus Zonneveld et al. 1991 yaitu: EP = W t + W d − W F X 100 Keterangan: EP : Efisiensi pakan W t : Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan gram W : Biomassa ikan pada awal pemeliharaan gram W d : Biomassa ikan mati pada waktu pemeliharaan gram 9 F : Jumlah pakan yang diberikan gram

2.4.6 Tingkat Konsumsi Oksigen

Pengukuran tingkat konsumsi oksigen TKO dilakukan setiap 30 menit selama tiga jam. Penentuan tingkat konsumsi oksigen TKO diawali dengan disiapkannya wadah akuarium berukuran 25x15x15 cm dengan ketinggian air 13 cm yang telah dibersihkan dan dikeringkan, kemudian diisi air dengan volume 4,5 L yang telah diaerasi selama 24 jam agar kandungan oksigen dalam air jenuh. Setelah 24 jam, aerasi pada wadah dimatikan kemudian air dalam wadah yang telah diaerasi diukur kandungan oksigen terlarut awal. Sebelum ditebar ikan ditimbang bobotnya. Pengukuran dilakukan pada 2 wadah akuarium dengan ukuran seperti yang telah dicantumkan. Wadah pertama diisi ikan sebanyak 1 ekor dengan bobot 7,10 g dan wadah kedua berisi 2 ekor ikan dengan bobot total 13,29 g. Kemudian wadah ditutup dengan styrofoam yang telah dilubangi untuk memasukkan selang air yang berfungsi mengeluarkan contoh air guna pengukuran oksigen terlarut DO. Air contoh yang dikeluarkan melalui selang tersebut ditampung dalam gelas Beaker 10 mL dan selanjutnya diukur oksigen terlarutnya. Setiap wadah baik akuarium maupun gelas Beaker dilapisi oleh trash bag berwarna hitam agar tidak ada cahaya yang masuk. Kandungan DO air contoh diukur dengan menggunakan DO-meter setiap 30 menit selama 3 jam. Pada setiap pengukuran air contoh diukur sebanyak 10 mL dan dialirkan ke dalam gelas Beaker dengan cara membuka keran pada selang tersebut. Ini adalah metode pengukuran tingkat konsumsi oksigen yang telah dilakukan oleh Affandi dan Tang 2002. Persamaan yang digunakan untuk penentuan nilai TKO adalah sebagai berikut: TKObobot = DO t – DO o x Δv W.t Keterangan: TKObobot : tingkat konsumsi oksigen bobot ikan mg O 2 gramjam DO t : DO waktu ke-t DO o : DO waktu ke-0 W : bobot total ikan gram 10 t : waktu jam Δv : selisih volume air liter

2.4.7 Identifikasi Bakteri Patogen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Berbagai Kondisi Pencahayaan terhadap Konsumsi Pakan, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus Forskal)

0 11 89

Pengaruh Pengkayaan Rotifera (Brachionus rotundiformis) dengan Protein Selco atau Telur Ikan Tuna terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus Forskal)

0 18 60

Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Gelondongan Ikan Kancra (Labeobarbus Douronensis) Pada Padat Tebar Yang Berbeda

0 11 5

Peningkatan Nafsu Makan dan Pertumbuhan pada Pendederan Ikan Kerapu Macan Epinephelus Fuscoguttatus melalui Periode Pemuasaan Berbeda

0 3 53

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan sidat Anguilla marmorata ukuran 1 gram dalam sistem resirkulasi pada padat penebaran berbeda

0 3 28

Pengaruh Berbagai Kondisi Pencahayaan terhadap Konsumsi Pakan, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus Forskal)

0 5 79

Pengaruh Pemberian Nannochloropsis sp., Nata dan Coccolith sp. Pada Rotifera terhadap kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus

0 3 56

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoeveni)

0 0 6

PENGARUH PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN BIAWAN (Helostoma temmincki)

0 0 9

PERKIRAAN PADAT PENEBARAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) YANG OPTIMUM BERDASARKAN PADA KEBUTUHAN OKSIGEN TERLARUT

0 0 7