Unsur Unsur Kebudayaan Budaya Perancis dan Budaya Indonesia

6 Walaupun begitu, tiap-tiap bahasa bisa disesuaikan dengan bahasa lain sesuai dengan kebudayaannya masing-masing.

2.2 KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

2.2.1 Unsur Unsur Kebudayaan

Menurut C. Kluckhohn, kebudayaan memiliki 7 unsur, yaitu 1. Sistem kepercayaan sistem religi Merupakan hal-hal yang bersifat keagamaan dan kepercayaan. Dalam hal ini bisa dibilang budaya yang mistis, seperti animisme, dinamisme, dsb. Biasanya terdapat bacaan-bacaan dan juga ritual-ritual dalam pelaksanaan system kepercayaan ini. 2. Sistem pengetahuan. Pengetahuan merupakan hal yang mendasar dalam unsur kebudayaan. Pengetahuan dianggap penting karena dengan pengetahuan, seseorang dapat mengetahui kebudayaannya sendiri maupun orang lain. Adanya pengetahuan dalam seorang individu dapat memicu timbulnya ide-ide yang baru dan kreatif sehingga budaya tersebut dapat dipertahankan. 3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia. Dengan budaya yang berkembang,sehingga timbulnya peralatan-peralatan baru yang bisa digunakan sebagai pelengkap dan juga sebagai keindahan tersendiri. 4. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi. 7 Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih sehingga budaya menjadi dimanfaatkan untuk hal tersebut. 5. Sistem kemasyarakatan Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu. 6. Bahasa Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris. 7. Kesenian Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan hati setiap orang.

2.2.2 Budaya Perancis dan Budaya Indonesia

Dalam kebudayaan Perancis maupun Indonesia mengenal sistem keluarga patrialkal. Sebelum adanya feminisme, baik di Perancis maupun di Indonesia begitu mengunggulkan sosok laki-laki ketimbang sosok wanitanya. Sosok wanita dianggap begitu lemah dan menjadi budak laki-laki. Bahkan dalam menempuh pendidikan, wanita tidak boleh mengenyam pendidikan terlalu tinggi atau bahkan sekolah sekalupun. Wanita hanya dianggap sebagai pemuas lelaki saja. Dalam kebudayaan Indonesia, dulu sampai laki-laki beristri banyak dianggap menunjukkan kekuasaannya, bahkan poligami sampai saat ini menjadi hal biasa di Indonesia, hal ini berbanding terbalik dengan kebudayaan Perancis yang tidak mengenal poligami maupun poligami, tetapi pada zaman sekarang ini, banyak 8 pasangan muda Perancis tidak menikah namun hidup bersama dan mempunyai anak. Padahal, dalam agama apapun, perzinahan itu dilarang. Hal itu merupakan akibat dari banyaknya kaum atheisme di Perancis. Orang Perancis tahu bahwa Tuhan itu ada, namun mereka menganggap masa bodoh tentang agama dan terlalu berpikir ‘realistis’ tentang kehidupan. Hal ini disebabkan karena kaum agamawan pada zaman rennaisance dulu lebih mengutamakan kekuasaan dan harta benda, sehingga banyak masyarakat Perancis merasa dendam atau sudah tidak peduli lagi dengan agama. Hal ini berbeda dengan masyarakat Indonesia yang begitu mengutamakan kereligiusitasannya dalam berbagai aspek kehidupan.

2.3 HUBUNGAN BAHASA DAN KEBUDAYAAN