14
sediaan losio yang dihasilkan dioleskan pada salah satu kaca objek dan ditutup dengan kaca objek yang lain selanjutnya ditindih dengan beban 1 kg selama 5 menit.
Kaca objek diposisikan tepat sehingga kedua tali yang mengikat kedua kaca objek tersebut menegang hingga melepaskan pemberatnya. Dihitung waktu yang dibutuhkan
kedua kaca objek melepaskan perlekatannya Fitriyana, 2012.
VIII. METODE PELAKSANAAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni untuk mengoptimasi formulasi sediaan losio dari ekstrak daun sirih.
B. Bahan dan Materi Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih Piper betle yang diperoleh dari desa Nasaran, Cangkrep Lor, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo,
propilen glikolPEG 400 Brataco, CMC Na Brataco, gom Arab Brataco, metil parabennipagin Brataco, oleum rosae Brataco, etanol 70 Brataco dan aquadest.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Formulasi losio dari ekstrak daun sirih Piper betle. 2.
Variabel terikat Evaluasi fisik yang meliputi organoleptis, pH, homogenitas, uji daya lekat.
D. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Pengumpulan Bahan Uji
Daun sirih yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diperoleh dari desa Nasaran, Cangkrep Lor, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. Daun sirih yang
digunakan adalah daun yang segar dan terbebas dari pestisida dan hama tanaman. Daun sirih dipisahkan dari batangnya, kemudian daun sirih ini dicuci dengan air yang
mengalir dan dibersihkan dari kotoran yang masih menempel.
b. Determinasi Tanaman
Tujuan determinasi adalah untuk menetapkan kebenaran sampel digunakan dalam penelitian. Determinasi tanaman daun sirih dilakukan di Bagian Biologi Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada dengan cara mencocokkan ciri-ciri
15
morfologi yang ada pada tanaman daun sirih terhadap kepustakaan Flora of Java volume I Fitriyana, 2012.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Piper betle
Daun sirih segar sebanyak 6 kg dipotong-potong, dimasukkan ke dalam dandang yang telah diisi air. Alat destilasi kemudian dirangkai dengan pendingin
kondensor. Ke dalam destilat ditambahkan natrium klorida agar minyak yang teremulsi terpisah. Fase air ditampung dengan erlenmeyer. Ke dalam fase air ini
ditambahkan natrium klorida kemudian dipisahkan dengan corong pisah. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semua minyak terpisahkan. Ke dalam fase
minyak yang diperoleh ditambahkan kalsium klorida anhidrat, didekantasi dan ditimbang Nurhidayati, 2012.
b. Optimasi Formulasi Basis Sediaan Losio
Proses pembuatan sediaan losio pada penelitian ini menggunakan 6 formula perlakuan yang masing-masing yaitu gom Arab 10, 15, 20 dan CMC Na
0,25, 0,5, 1. Cara kerjanya adalah ekstrak daun sirih dipisahkan dengan bahan lainnya. Bahan suspending agent yaitu gom Arab dan CMC Na dikembangkan
terlebih dahulu. Bahan pensuspensi yang akan digunakan dikembangkan dengan cara: dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan menaburkan serbuk CMC Na gom
Arab secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na gom Arab terbasahi, lalu aduk dengan
cepat. Dimasukkan PEG 400 kemudian ditambahkan ekstrak daun sirih. Bahan metil paraben dilarutkan menggunakan etanol 70 dimasukkan ke matkan. Kemudian
ditambahkan aquadest ad 60 ml ke dalam bahan yang sudah tercampur, secara perlahan sambil diaduk. Dimasukkan ke gelas beaker. Lanjutkan pengadukan
menggunakan ultraturrax selama 2 menit.
c. Pemilihan Formulasi Losio
Pada tahap ini, masing-masing formula losio dengan konsentrasi ekstrak daun sirih yang berbeda, dilakukannya pengukuran pH. Formula dengan pH sediaan harus
sesuai persyaratan pH losio antijamur yaitu 6,6 - 7,5. Formulasi dibuat dalam skala besar dan dilakukan evaluasi.
16
d. Uji Kualitas Fisik Sediaan Losio
Evaluasi untuk sediaan losio dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kestabilan sediaan dan tingkat keamanan penggunaan secara pre klinik. Evaluasi
sediaan losio meliputi pengamatan organoleptis, perubahan pH dan pengukuran berat jenis sediaan.
E. Analisis dan Pengolahan Data
Orientasi formulasi sediaan losio dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu 10, 15 dan 20. Sediaan losio diamati pemisahan fase dan pengukuran pH.
IX. HASIL PENELITIAN
A. Ekstraksi
Pembuatan ekstrak daun sirih dilakukan dengan mengambil minyak atsiri daun sirih segar dengan mengacu penelitian Nurhidayati, 2012 yang berjudul Penetapan Kadar
Eugenol dalam Minyak Atsiri dari Daun Sirih Merah Piper cf fragile Benth. dan Sirih Hijau Piper betle L. secara Kromatografi Gas.
Metode destilasi uap ini dipilih untuk bertujuan untuk mengambil minyak atsiri daun sirih yang akan digunakan sebagai zat aktif pada sediaan losio daun sirih. Ekstrak
daun sirih ini dibuat dengan pelarut etanol 70. Pertama dipilih daun sirih yang bagus timbang daun sirih sebanyak 6 kg, kemudian dicuci dengan air mengalir untuk
menghilangkan kotoran yang menempel. Setelah pencucian selesai, kemudian dilakukan perajangan dengan ukuran ± 5 cm agar minyak atsiri yang terkandung dalam daun sirih
mudah didapat, kemudian dilakukan proses destilasi menggunakan uap air selama 6 jam dengan tujuh kali ulangan.
Hal ini bertujuan agar minyak atsiri daun sirih yang terkandung dalam daun sirih bisa didapat secara keseluruhan. Setelah proses destilasi selesai maka hasil minyak atsiri
yang didapat yaitu dengan volume 17 ml. Pada awalnya, minyak yang dihasilkan berwarna kuning keruh dan masih mengandung air. Setelah ditambahkan natrium sulfat anhidrat
untuk menghilangkan kandungan air dalam minyak atsiri, maka didapat minyak atsiri yang berwarna kuning jernih. Setelah selesai menghilangkan kandungan air maka diperoleh
minyak atsiri yang dibutuhkan.
17
B. Formulasi Sediaan Losio Ekstrak Daun Sirih