ARLINDO sendiri memasuki perairan Indonesia dari Samudera Pasifik melalui lapisan termoklin Hautala, 1996 dalam Abdul Rauf, 2007. Berikut adalah
gambaran sistematik mengenai ARLINDO di Indonesia Gambar 1.
. Sumber:http:www.ldeo.columbia.edu
Gambar 2. Peta Arlindo
2.5. Kondisi Umum dan Kondisi Geografis Selat Lombok
Selat Lombok terletak diantara Pulau Bali dan Pulau Lombok, menghubungkan Laut Flores dengan Samudera Hindia. Selat Lombok memiliki
panjang sekitar 60 km dengan lebar 30 km di sebelah utara dan 18 km di sebelah selatan. Kedalaman Selat Lombok bagian utara lebih dari 1000 m dan menjadi
250 m di daerah ambang dibagian selatan Arief, 1997 dalam Kharishma, 2009. Menurut Arief 1997 dalam Kharishma 2009, Selat Lombok dibagi
menjadi tiga zona berdasarkan profil rata-rata suhu dan salinitas, yaitu : a. Lapisan permukaan
Lapisan permukaan memiliki kisaran suhu musiman hingga 2,0 C.
Ketebalannya bervariasi dengan waktu dan lokasi. Ketebalan lapisan isothermal permukaan mempunyai kisaran antara 2 m di bagian selatan
Selat Lombok hingga 70 m di bagian utara. b.
Lapisan termoklin
Lapisan ini terletak di antara lapisan permukaan hingga kedalaman 300-400 m dengan gradien suhu 0,02
Cm. Suhu air laut berkisar 28 C
di bagian atas dan 7 C di bagian bawah.
c. Lapisan di bawah lapisan termoklin Suhu air laut menurun secara lambat dengan bertambahnya kedalaman air
pada lapisan ini. Pada kedalaman 500 m suhu air laut mencapai 7-8 C.
Terdapat 4 zona salinitas di Selat Lombok Arief 1997 dalam Kharishma 2009, yaitu :
a. Lapisan permukaan Lapisan permukaan merupakan lapisan yang berada di permukaan
hingga kedalaman 50-100 m dengan nilai salinitas yang relatif rendah di bawah 33,5 psu. Lapisan ini mempunyai variabilitas musiman yang
tinggi karena terkait dengan asal sumber massa air. b. Lapisan salinitas maksimum
Lapisan salinitas maksimum berada pada kedalaman 75-175 m. Umumnya nilai salinitas di atas 34,6 psu.
c. Lapisan salinitas minimum Lapisan ini berada pada kedalaman 250-350 m dengan nilai salinitas
kurang dari 34,52 psu.
d. Lapisan di lebih dalam dari 400 m Lapisan ini ditandai dengan salinitas yang bertambah secara perlahan
hingga 34,54-34,58 psu pada kedalaman 500 m. Di selatan ambang Selat Lombok, di bagian Samudera Hindia ditemukan massa air dengan salinitas
maksimum dengan nilai mencapai 34,8 psu pada kedalaman 550 m. Massa air ini menyebabkan terjadinya suhu maksimum relatif.
Selat Lombok dihubungkan dengan Selat Makassar oleh alur berkedalaman 600-1000 m sepanjang timur Paparan Sunda. Kondisi topografi ini
memungkinkan Selat Lombok berfungsi sebagai saluran langsung massa air Pasifik bagian barat ke Lautan Hindia Arief, 1997 dalam Kharishma, 2009.
2.6. INSTANT