Kedalaman Sumber Suara 110 m dan Kedalaman penerima 115 m

dasar laut dan dapat berpenetrasi gelombang suara ke dalam sedimen. Selain itu, pada kedalaman ini adalah wilayah lapisan tercampur yang merupakan lapisan subur dimana didalamnya banyak partikel terlarut. Frekuensi 100 Hz tersebut banyak membentur partikel tersebut sehingga memiliki nilai kehilangan lebih besar. Nilai TL tertinggi terdapat di frekuensi 100 Hz dengan nilai TL hampir mencapai 100 dB pada jarak mendekati 14.000 m. Ketiga frekuensi lain secara umum berdasarkan Gambar 10 memiliki nilai TL yang hampir sama dan tidak berbeda jauh ketiganya yakni berkisar antara 70 dB sampai 80 dB. Frekuensi 10.000 Hz dan 50.000 Hz frekuensi tinggi, gelombang suara yang hilang lebih dikarenakan adanya penghamburan yang terjadi oleh kolom perairan Kadarwati, 1999.

4.2.2. Kedalaman Sumber Suara 110 m dan Kedalaman penerima 115 m

Sumber suara diletakan pada kedalaman 110 m dari permukaan laut dan penerima diletakan pada kedalaman 115 m dari permukaan laut. Hal ini dimadsudkan agar dapat diketahui pola perambatan gelombang suara saat posisi sumber dan penerima berada pada kedalaman yang terdapat lapisan termoklin. Kedalaman ini merupakan kedalaman yang biasanya digunakan oleh kapal selam untuk menjelajah cruise depth. Kedalaman ini kapal selam militer rata-rata melakukan penjelajahan cruise agar tidak dapat terdeteksi oleh musuh yang menyebar alat deteksi di permukaan laut atau untuk menghindari ranjau yang dipasang oleh musuh. Selain itu, kapal selam juga menggunakan karateristik lapisan termoklin yang dapat merefleksikan dan merefraksikan gelombang suara. Di laut terbuka, lapisan termoklin berkarakter sebagai gradien kecepatan suara negatif dimana dapat memantulkan gelombang suara. Secara teknik lapisan ini membendung dari impendansi akustik yang terputus-putus diskontinu yang tercipta dari perubahan densitas secara mendadak. Gambar 11 merupakan hasil simulasi komputer dengan kedalaman sumber 110 m, kedalaman penerima 115 m, jarak 20.000 m, kedalaman 650 m dan frekuensi 100, 1.000, 10.000, dan 50.000 Hz. Hasil yang diperoleh secara umum dari 4 frekuensi yang berbeda di dapat nilai kehilangan transmisi Transmision Loss TL mengalami peningkatan seiring bertambahnya jarak menjauhi sumber suara. Berdasarkan hasil simulasi, keempat frekuensi mampu merambat hingga jarak 20.000 m, hal ini terlihat dari pola perambatan gelombang suara yang berbentuk fluktuatif naik turun saat di pancarkan dari sumber lalu turun ke dasar perairan dan dipantulkan kembali menuju ke atas di kedalaman 110 m dan begitu seterusnya hingga jarak 20.000 m. Berdasarkan Gambar 11, pada kedalaman 110 m merupakan lapisan termoklin, dimana suhu menurun dengan cepat pada kedalaman yang relatif dekat. Lapisan termoklin mempunyai karateristik mampu memantulkan dan membelokan gelombang suara yang datang. Berdasarkan hasil simulasi, pada frekuensi 100 Hz gelombang suara membentuk pola perambatan yang fluktuatif dimana setelah dipancarkan gelombang suara memancar turun lalu dipantulkan kembali ke permukaan dan seterusnya. Gelombang suara pada frekuensi ini mengalami nilai kehilangan transmisi yang cukup besar jika dibandingkan dengan frekuensi yang lain. Pada frekuensi ini, jarak tempuh gelombang suara dalam kolom air lebih pendek akibat adanya penyerapan oleh sedimen dan medium air. Jarak 8.000 m, perambatan gelombang suara sudah mulai melemah, hal ini terlihat dari nilai Transmission Loss TL yang semakin besar mendekati 70 dB-80 dB. Shadow Zone lingkaran kuning terbentuk pada jarak 2.000 m, 10.000 m, dan 14.000 m dari sumber di kedalaman dekat dengan permukaan air laut dimana nilai TL sekitar 80 dB dan pada jarak 10.000 m-20.000 m di kedalaman 250 m dengan nilai TL mendekati 80 dB. Frekuensi ini gelombang suara yang dipantulkan kembali seolah terperangkap dalam lapisan termoklin sehingga tidak dapat mencapai permukaan laut kembali. Hal ini terlihat dari banyak wilayah shadow zone yang berada pada permukaan air laut. Frekuensi 1.000 Hz, gelombang suara mampu merambat ke jarak 20.000 m, namun pada pola perambatanya cenderung berbeda jika di bandingkan pada frekuensi 100 Hz. Pola perambatan gelombang suara frekuensi 1.000 Hz membentuk menjadi dua bagian, gelombang suara yang pertama merambat secara fluktuatif di daerah permukaan hingga dekat dengan lapisan termoklin. Pola perambatan yang pertama, gelombang suara mampu merambat sampai jarak 20.000 m dengan cukup jelas. Gelombang suara yang kedua merambat secara fluktuatif setelah dipancarkan dari sumber suara. Gelombang suara memancar turun lalu dipantulkan dan dibiaskan kembali ke lapisan termoklin dan seterusnya. Shadow Zone pada frekuensi ini pada umumnya terbentuk pada jarak 14.000 m- 20.000 m dengan kedalaman antara 150 m dan 200 m. Pada frekuensi 10.000 Hz, pola perambatan suara yang di dapat hampir sama dengan pola perambatan gelombang suara pada frekuensi 1.000 Hz. Frekuensi 10.000 Hz pola perambatan gelombang suara mengalami penghamburan pada lapisan termoklin dan dibawah lapisan termoklin sehingga pola perambatannya menjadi tidak terfokus sehingga pada jarak 10.000 m nilai TL mendekati 70 dB. Wilayah shadow zone pada frekuensi 10.000 Hz terbentuk pada jarak sekitar 8.000 m dari gelombang suara pada kedalaman lebih dari 250 m-650 m yang berada di bawah lapisan termoklin. Selain itu, shadow zone juga di temukan pada lapisan di atas lapisan termoklin dimana wilayah shadow zone ini terjadi karena terjadi penghamburan dan pemantulan gelombang suara sehingga gelombang suara yang berasal dari bawah tidak mampu ke daerah permukaan air. Nilai TL pada wilayah diatas lapisan temoklin berkisar 70 dB pada jarak sekitar 12.000 sampai 14.000 m dari sumber suara. Frekuensi 50.000 Hz tidak jauh berbeda dengan pola perambatan pada frekuensi 10.000 Hz, namun pada frekuensi ini terlihat pola rambat yang lebih fokus ketimbang frekuensi 10.000 Hz. Shadow zone terletak pada jarak 12.000 m dari sumber suara dengan kedalaman berkisar 200 m dari permukaan air dimana TL mendekati 80 dB. Selain itu, shadow zone juga di temukan pada lapisan di atas lapisan termoklin dimana shadow zone ini terjadi karena terjadi penghamburan dan pemantulan gelombang suara sehingga gelombang suara yang berasal dari bawah tidak mampu ke daerah permukaan air. Nilai TL pada wilayah diatas lapisan temoklin berkisar 70 dB pada jarak sekitar 12.000 sampai 14.000 m dari sumber suara Gambar 12 merupakan hasil simulasi komputer dengan kedalaman sumber 110 m, kedalaman penerima 115 m, jarak 20.000 m, kedalaman 650 m dan frekuensi 100, 1.000, 10.000, dan 50.000 Hz. Pada frekuensi 100 Hz, nilai TL yang di dapat cenderung fluktuatif sepanjang jarak 20.000 m. Pada jarak kurang dari 1.000 m, nilai TL mengalami kenaikan yang cukup besar hingga mendekati 70 dB. Nilai TL terbesar di dapat pada jarak sekitar 12.000-an m dari sumber suara dimana nilai TL mencapai 90 dB. Selain itu terdapat wilayah dimana nilai TL mendekati 90 dB, yakni pada jarak sekitar 13.000-an m dari sumber suara. Bisa di duga bahwa daerah pada jarak diatas merupakan wilayahjarak munculnya shadow zone. Frekuensi 1.000 Hz, nilai TL yang di dapat fluktuatif dengan kecenderungan semakin meningkat jika menjauhi sumber suara. Nilai TL terbesar terletak pada jarak 18.000 m dimana nilai TL melewati 100 dB. Selain itu banyak terdapat nilai TL yang mendekati 80-90 dB pada frekuensi ini hampir di semua jarak. Frekuensi 10.000 Hz dan 50.000 Hz cenderung mempunyai kemiripan dimana kedua frekuensi ini pola perambatan gelombang suara cenderung fluktuatif dengan kecenderungan mengalami peningkatan TL. Pada frekuensi 10.000 Hz, nilai TL terbesar terdapat pada jarak 12.000-an m dimana nilai TL melewati 100 dB. Sedangkan pada frekuensi 50.000 Hz, nilai TL terbesar terdapat pada jarak 1.500 m dan 16.000 m dimana nilai TL mencapai lebih dari 100 dB. Pada kedua frekuensi ini terdapat banyak wilayah yang mengalami peningkatan nilai TL yang mencapai 80 dB dimana dapat di duga wilayah pada jarak tersbut merupakan wilayah shadow zone jika berdasarkan nilai TL yang meningkat. Gambar 13 merupakan gambar yang menampilkan grafik Transmission Loss dengan jarak pada kelima frekuensi yang digunakan setelah dilakukan running average. Running average ini digunakan untuk menampilkan grafik yang lebih halus smooth sehingga jika keempat frekuensi ditampilkan dalam satu grafik akan terlihat dengan cukup jelas perbedaanya. Pada kedalaman sumber suara 110 m, frekuensi 100 Hz mempunyai nilai TL yang mengalami kenaikan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tiga frekuensi lainnya. Hal ini dikarenakan karena berbagai faktor seperti terserapnya gelombang suara oleh sedimen di dasar laut dan gelombang suara dapat berpenetrasi ke dalam sedimen. Secara umum, keempat frekuensi mempunyai nilai TL yang hampir sama yakni sebesar 60 dB hingga jarak sekitar 3.000 m, lalu setelah jarak 3.000 m, nilai TL pada frekuensi 100 Hz mengalami peningkatan jika dibandingkan nilai TL dari ketiga frekuensi lainnya. Nilai TL tertinggi terdapat di frekuensi 100 Hz dengan nilai TL hampir mencapai 80 dB pada jarak mendekati 20.000 m. Ketiga frekuensi lain secara umum berdasarkan Gambar 12 memiliki nilai TL yang hampir sama dan tidak berbeda jauh ketiganya yakni berkisar antara 60 dB sampai 70 dB. Pada frekuensi 10.000 Hz dan 50.000 Hz frekuensi tinggi, gelombang suara yang hilang lebih dikarenakan adanya penghamburan yang terjadi oleh kolom perairan Kadarwati, 1999. Pada kedalaman ini merupakan kedalaman termoklin yang dimana gelombang suara mengalami pembelokan akibat perbedaan suhu yang menurun dengan cukup drastis pada kedalaman yang relatif tidak terlalu dalam.

4.2.3. Kedalaman Sumber Suara 250 m dan Kedalaman penerima 260 m