Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2010 sampai Maret 2011 di Laboratorium Anatomi, Bagian Anatomi, Histologi, dan Embriologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, dan Museum Zoologi LIPI Cibinong.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah satu set preparat tengkorak orangutan Kalimantan jantan dewasa koleksi Laboratorium Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dan dua set preparat tengkorak orangutan Kalimantan betina dan jantan muda koleksi Museum Zoologi LIPI Cibinong. Adapun peralatan lain yang digunakan adalah kamera Canon EOS 400D, penggaris, dan timbangan.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara mengamati preparat tengkorak orangutan Kalimantan jantan dewasa dan membandingkan dengan literatur tengkorak manusia, dan hewan yang memiliki kedekatan taksonomi dengan hewan ini, yaitu gorilla dan simpanse, serta dengan tengkorak hewan lain. Untuk mengetahui batasan antar tulang dan untuk memetakan bagian-bagian tulang penyusun tengkorak orangutan Kalimantan, digunakan dua set preparat tengkorak orangutan jantan dan betina muda koleksi Museum Zoologi LIPI Cibinong sebagai pembanding karena suturanya masih terlihat jelas. Pengukuran terhadap panjang, tinggi, dan lebar serta penimbangan terhadap bobot kering tengkorak hanya dilakukan terhadap tengkorak orangutan koleksi laboratorium Anatomi FKH IPB. Pengukuran dilakukan pada bagian terpanjang dan terlebar dari tengkorak. Panjang tengkorak diukur dari os occipitale sampai dentes incisivi, tinggi tengkorak diukur dari os mandibula sampai peninggian crista sagittalis externa dan lebar tengkorak diukur dari lengkung arcus zygomaticus kiri sampai arcus zygomaticus kanan Gambar 4. Selanjutnya dilakukan pengambilan gambar tengkorak dari beberapa arah, yaitu dorsal, kranial, kaudal, ventral, dan lateral dengan menggunakan kamera Canon EOS 400D. Gambar selanjutnya diolah dengan Adobe Photoshop CS4 dan bagian tengkorak diberi nama berdasarkan Nomina Anatomica Veterinaria WAVA 2005. A B C 2 cm Gambar 4 Pengukuran panjang A, lebar B dan tinggi C dari tengkorak orangutan Kalimantan jantan koleksi Laboratorium Anatomi FKH IPB Bar: 2cm. BAB 4 HASIL Tengkorak orangutan Kalimantan jantan dewasa berukuran relatif besar dengan permukaan tulang yang terlihat kasar. Tengkorak mempunyai panjang ± 24,5 cm, lebar ± 19,5 cm dan tinggi ± 19 cm, serta bobot 1,3 kg. Selain itu, struktur bangun tengkorak terlihat sangat kompak dan keras, mengindikasikan sangat kuat dan kokoh. Pengamatan dari arah kranial memperlihatkan tengkorak berbentuk persegi, sedangkan dari arah dorsal terlihat memanjang dari corpus alveolaris dan meninggi sampai di crista nuchae kaudal os parietale. Tengkorak orangutan terdiri atas tengkorak bagian atas dan bawah. Tengkorak bagian atas disusun oleh beberapa tulang, yaitu os frontale, os temporale, os parietale, os occipitale, os sphenoidale, os ethmoidale, os maxilla, os incisivum, os palatinum, os pterygoideum, os nasale, os vomer, os lacrimale, dan os zygomaticum, sedangkan tengkorak bagian bawah hanya dibentuk oleh satu tulang, yaitu os mandibula. Pada tengkorak terdapat suatu garis tengah midline yang memotong tengkorak menjadi dua bagian kiri dan kanan. Hal ini memperlihatkan bahwa tengkorak berbentuk simetri bilateral yang disusun oleh tulang-tulang yang saling berpasangan. Akan tetapi, terdapat beberapa pasang tulang yang posisinya berdampingan saling menyatu sehingga terlihat seperti sebuah tulang, contohnya adalah os frontale, os incisivum, os sphenoidale, os occipitale, os vomer, os palatinum, dan os mandibula. Diantara tulang-tulang penyusun tengkorak ini dihubungkan oleh sutura, tetapi pada preparat ini suturanya kurang jelas, bahkan sudah tidak terlihat sama sekali. Berbeda dengan tengkorak orangutan koleksi Museum Zoologi LIPI Cibinong suturanya masih jelas terlihat Gambar 5. Tengkorak merupakan tulang yang sangat kompleks karena terdiri atas beberapa tulang yang menjadi satu kesatuan sehingga berbentuk seperti satu tulang yang kompak. Berdasarkan daerahnya, tulang tengkorak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pars neurocranii dan pars splanchnocranii. Batas antara dua kelompok tulang ini adalah garis transversal yang ditarik pada bagian dorsal orbita. A B C

4.1 Pars neurocranii