lamina perpendicularis adalah sekat median yang tegak lurus dan menjadi bagian posterior dari septum nasi, dan labirynthus ethmoidalis adalah bagian
os ethmoidale yang memiliki banyak keeping-keping tulang halus yang membentuk lingkaran-lingkaran dan terletak di anterior Lamina cribrosa Colville
dan Bassert 2002.
2.4.2 Pars splanchnocranii
Pars splanchnocranii tulang-tulang yang membentuk daerah wajah. Bagian tulang ini meliputi regio orbitalis, nasalis, dan oralis dan disusun oleh beberapa
tulang, yaitu os incisivum, os nasale, os maxilla, os lacrimale, os zygomaticum, os mandibula, os palatinum, os pterygoideum, dan os vomer Frandson dan
Whitten 1981.
Os incisivum os praemaxilla
Os incisivum adalah tulang yang terdapat di rostral tengkorak dan pada tulang ini tertanam dentes incisivi yang dimiliki oleh semua hewan domestik
kecuali ruminansia, seperti sapi, kambing dan domba. Walaupun ruminansia ini tidak memiliki dentes incisivi pada rahang atas, os incisivus pada hewan ini
memiliki dental pad yang keras May 1955. Tulang ini masih terdapat pada primata, tetapi pada manusia os incisivum telah bergabung dengan os maxilla pada
awal kehidupan sebelum lahir Krieger 1982. Di kaudal dari dentes incisivi, pada beberapa hewan terdapat dua buah
lubang yang berhubungan dengan cavum nasi, yaitu canalis interincisivus Kent dan Carr 2001. Saluran ini merupakan tempat lewatnya udara pernapasan menuju
ductus nasopalatinus tempat terdapatnya organum vomeronasale organon jacobson. Organ ini sangat berkembang pada ular dan bangsa lizard. Anjing,
kucing dan hewan piraan lain juga memiliki organ ini sebagai alat penciuman tambahan Walker 1987; Kent dan Carr 2001. Pada bangsa burung, manusia dan
beberapa primata organ ini kurang berkembang bahkan mengalami rudimenter, sehingga spesies ini tidak memiliki canalis interincisivus ini Napier dan Napier
1985; Kent dan Carr 2001.
Os nasale
Os nasale adalah tulang hidung yang terdapat di bagian dorsal dari rongga hidung. Tulang ini berbentuk jembatan yang terdiri atas dua bagian kiri dan kanan
yang dihubungkan oleh suatu garis tengah yang disebut dengan sutura internasalis. Pada simpanse dan papio, hubungan antara tulang ini segera bersatu
setelah lahir. Berbeda pada manusia, tulang tidak bersatu setelah lahir dan menjadi dua bagian tulang yang terpisah Krieger 1982. Tulang ini memiliki
beberapa variasi ukuran dan bentuk, tergantung spesies dan ras hewan. Pada papio dan simpanse tulang ini terlihat lebih pendek dan tipis jika dibandingkan pada
manusia, sehingga lubang hidung dua primata ini terlihat lebih luas Krieger 1982. Binatang dengan wajah yang panjang dolichocephalic seperti kuda,
anjing ras borzoi dan whippet, os nasale-nya terlihat lebih panjang, sedangkan hewan yang wajahnya pendek brachicephalic seperti kucing dan ras anjing
buldog, os nasale-nya terlihat lebih pendek dan triangular Colville dan Bassert 2002.
Os maxilla
Os maxilla adalah tulang yang membentuk rahang dan langit-langit keras hard palate. Pada tulang ini tertanam gigi rahang atas kecuali dentes incisivi
yang tertanam pada os incisivum Colville dan Bassert 2002. Pada kuda, di bagian kaudal tulang ini terdapat suatu rigi yang dikenal dengan crista facialis
Getty 1975. Di bagian dorsoanterior rigi ini terdapat suatu lubang yang penting, yaitu foramen infraorbitalis, sebagai tempat keluarnya n. infraorbitalis yang
berfungsi untuk menginervasi daerah muka Shier et al 2001; Tortora dan Derrickson 2009. Pada papio jumlah lubang ini bervariasi, dari tiga sampai
sepuluh lubang. Pada simpanse dan manusia, lubang ini jumlahnya tidak sebanyak yang terdapat pada papio. Hal ini diduga pada daerah wajah, papio memiliki
tingkat sensitifitas terhadap rangsangan yang lebih besar dibandingkan pada manusia dan simpanse. Pada tengkorak manusia, os maxilla membentuk
penjuluran ke arah sutura zigomaticomaxillaris, dengan nama penjulurannya disebut dengan processus zygomaticus dari os maxilla Warwick dan Williams
1973. Disamping itu, papio memiliki ciri yang mencolok pada os maxilla.
Ukuran os maxilla pada hewan ini besar dan memiliki permukaan yang rata. Dinding lateral dari os maxilla mengalami suatu lekukan yang dalam sehingga
membentuk fossa maxilla. Lekukan ini berfungsi sebagai tempat perlekatan beberapa otot ekspresi wajah yang diduga cukup berkembang pada hewan ini
Krieger 1982.
Os lacrimale
Os lacrimale adalah tulang kecil dan tipis yang membentuk bagian medial orbita dan terletak di antara os ethmoidale dan os maxilla. Pada tulang ini
terdapat suatu ruangan yang disebut dengan saccus lacrimalis suatu kantong yang menghasilkan air mata Shier et al. 2001.
Os zygomaticum
Os zygomaticum disebut juga dengan os malare Colville dan Bassert 2002. Tulang ini berbentuk segitiga tidak beraturan yang terletak diantara os lacrimale
dorsal dan os maxilla ventral dan anterior. Pada bagian lateral tengkorak tulang ini membentuk penjuluran ke arah kaudal, yaitu processus temporalis dari
os zygomaticum. Penjuluran ini berhubungan dengan processus zygomaticus dari os temporale sehingga membentuk arcus zygomaticus Shier et al. 2001. Pada
kuda, terdapat processus zygomaticus dari os frontale yang berjalan ke arah dorsal yang juga turut membentuk arcus zygomaticus. Pada ruminansia, os zygomaticus
juga memiliki penjuluran yang berjalan ke arah dorsal, yaitu processus frontalis. Penjuluran ini pada lateral orbita bertemu dengan processus zygomaticus dari os
frontale. Jadi pada ruminansia os frontale tidak ikut membentuk arcus zygomaticus. Lengkungan ini hanya dibentuk oleh processus temporalis dari
os zygomaticum dan processus zygomaticus dari os temporale Getty 1975.
Os mandibula
Os mandibula adalah tulang yang membentuk rahang bawah dan merupakan tulang terbesar yang membentuk daerah wajah Conville dan Bassert 2002.
Tulang ini terdiri atas korpus dan rami. Corpus mandibulae adalah badan anterior os mandibula yang tebal dan mengandung gigi-gigi seri sedangkan rami
mandibulae adalah cabang dari os mandibula yang berbentuk horizontal. Rami mandibulae terdiri atas processus condylaris dari os mandibula dan processus
coronoideus. Processus condylaris dari os mandibula ini berhubungan dengan fossa mandibularis dari os temporale Shier et al. 2001; Tortora dan Derrickson
2009. Hubungan antara dua tulang ini disebut dengan articulatio temporomandibularis yang dapat bergerak bebas Sherwood et al. 2002.
Os palatinum
Os palatinum adalah tulang yang terletak di sebelah lateral choanae pintu hidung belakang dan di sebelah posterior os maxilla Tortora dan Derrickson
2009. Tulang ini pada bagian posterior os maxilla membentuk bagian dari langit- langit keras yang disebut dengan palatum durum. Tulang ini memiliki dua bagian,
yaitu pars horizontalis dan pars perpendicularis. Pars horizontalis membentuk bagian posterior dari palatum durum dan lantai dari rongga hidung, sedangkan
pars perpendicularis membentuk dinding lateral dari rongga hidung Shier et al. 2001.
Os pterygoideum
Tulang yang memiliki bidang kecil, panjang, dan terletak di sebelah medial os palatinum dan processus pterygoideus dari os sphenoidale. Di bagian
anterior tulang ini terdapat suatu penjuluran tulang yang berbentuk kait ke arah ventral, yang disebut dengan hamulus pterygoideus Palastanga 2002.
Os vomer
Os vomer merupakan tulang tunggal yang terlihat tipis yang turut membentuk bagian ventral septum nasii Colville dan Bassert 2002. Tulang ini
terdapat di dalam cavum nasii yang memanjang dari ujung anterior corpus sphenoidale sampai processus palatinus dari os incisivum. Bagian posterior tulang
ini akan berhubungan dengan lamina perpendicularis dari os ethmoidale dan bersama-sama membentuk septum nasalis Shier et al. 2001.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat