Biologi Orangutan Anatomi tengkorak orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus)

Klasifikasi orangutan Napier dan Napier 1985; Supriatna dan Wahyono 2000: Class : Mammalia Ordo : Primata Subordo : Anthropoidea Family : Pongidae Genus : Pongo Spesies : Pongo pygmaeus Subspesies : Pongo pygmaeus pygmaeus orangutan Kalimantan : Pongo pygmaeus abelii orangutan Sumatera

2.2 Biologi Orangutan

Orangutan adalah salah satu kera besar dari famili pongidae Napier dan Napier 1985; Kleiman 2010. Hewan ini memiliki ukuran tubuh yang besar, tidak mempunyai ekor, tangan lebih panjang dari kaki, dan kepala yang relatif besar. Tingginya dapat mencapai 1.4 m kira-kira 23 kali tinggi gorilla dengan berat badan antara 30-90 kg Maryanto et al. 2008. Jika dilihat dari ciri morfologi tubuh, dua subspesies orangutan ini dapat dibedakan dari rambutnya Maple 1980. Orangutan Sumatera memiliki rambut yang lebih halus dan berwarna coklat kekuningan, sedangkan orangutan Kalimantan memiliki rambut yang lebih kasar dan berwarna coklat tua sampai kehitaman Supriatna dan Wahyono 2000. B A Gambar 2 Orangutan Kalimantan P.p. pygmaeus yang sedang berjalan secara bipedal A dan sedang bergerak di atas pohon menggunakan keempat alat geraknya B Sumber: Rowe 1996. Orangutan memiliki kaki dengan susunan jari yang mirip dengan kaki manusia, yaitu plantigradi bentuk digit dan metatarsal yang rata dengan tanah Simons 2007. Tetapi, orangutan dan manusia memiliki kebiasaan berjalan yang berbeda. Orangutan dengan cara quadrupedal menggunakan keempat anggota geraknya sebagai alat lokomosi sedangkan manusia dengan bipedal menggunakan dua alat gerak sebagai alat lokomosi. Orangutan juga memiliki kemampuan berjalan dengan bipedal seperti pada manusia, tetapi jarang dilakukan Maple 1980; Platt dan Ghazanfar 2010. Disamping itu, kaki orangutan juga memiliki kemampuan seperti tangan, yaitu dapat memegang atau merenggut sesuatu. Kemampuan ini sangat mendukung hewan ini untuk dapat berpegangan dengan erat ketika berayun atau memanjat pohon dan berpindah ke dahan yang lain Simons 2007 Gambar 2. Orangutan jantan memiliki sexual dimorfism yang tampak mencolok dari ukuran tubuhnya Galdikas 1984. Ukuran tubuh orangutan jantan dewasa bisa mencapai dua kali ukuran tubuh betina dewasa Bennet et al. 1995. Selain itu, juga dapat terlihat dari bentuk kepalanya. Kepala orangutan jantan dewasa terlihat lebih besar dibandingkan dengan betina dewasa. Hal ini karena orangutan jantan dewasa memiliki bantalan pipi cheek pad yang besar dan kantong leher menyerupai balon sehingga ukuran kepalanya tampak semakin besar Galdikas 1984 Gambar 3. Ciri lain juga ditemukan pada gigi orangutan, yaitu gigi taring jantan dewasa terlihat lebih besar dan kuat dibandingkan pada betina dewasa Maple 1980. Rata-rata lama hidup orangutan adalah 40 tahun dengan tingkatan umur, yaitu bayi infant 0-4 tahun, anak juvenile 4-7 tahun, remaja adolescent 7-15 tahun, dewasa adult 15-35, dan tua old lebih dari 35 tahun. Orangutan akan mencapai masa pubertas pada umur 7 tahun, kematangan seksual pada umur 6-8 tahun dan melahirkan pertama kali pada umur 12 tahun. Dengan jumlah anak yang dilahirkan biasanya adalah satu atau dua ekor. Disamping itu, bantalan pipi dan kantung suara pada orangutan jantan akan mulai berkembang pada tahun 12-14 tahun Bennet et al. 1995; Goodal 1996. A B Gambar 3 Komparasi wajah orangutan Kalimantan jantan A dan Betina B dewasa. Bantalan pipi dan kantong suara terlihat sangat berkembang pada orangutan Kalimantan jantan dewasa Sumber: Simons 2007; Anonim 2011.

2.3 Habitat dan Tingkah Laku