3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Acetobacter xylinum
Acetobacter xylinum atau Gluconacetobacter xylinus merupakan bakteri berbentuk
batang pendek dan tergolong ke dalam jenis bakteri Gram negatif, memiliki lebar 0-5-1 µ m dan panjang 2-10 µ m. Bakteri Acetobacter xylinum mampu mengoksidasi glukosa menjadi
asam glukonat dan asam organik lain pada waktu yang sama. Sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa menjadi selulosa.
Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata Tomita dan Kondo,
2009. Penampakan
bakteri Acetobacter
xylinum menurut
Admin Azonanotechnology 2008 disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Acetobacter xylinum Klasifikasi ilmiah bakteri selulosa atau Acetobacter xylinum adalah :
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alpha Proteobacteria
Ordo : Rhodospirillales
Familia : Psedomonadaceae
Genus : Acetobacter
Spesies : Acetobacter xylinum
Munawar, 2009 Budiyanto 2002 menyatakan bahwa bakteri pembentuk nata termasuk golongan
Acetobacter yang mempunyai ciri-ciri antara lain Gram negatif untuk kultur yang masih
muda, Gram positif untuk kultur yang sudah tua, obligat aerobik, berbentuk batang dalam medium asam, sedangkan dalam medium alkali berbentuk oval, bersifat non mortal dan tidak
membentuk spora, tidak mampu mencairkan gelatin, tidak memproduksi H
2
S, tidak mereduksi nitrat dan memiliki termal death point pada suhu 65-70°C.
Acetobacter xylinum menghasilkan selulosa sebagai produk metabolit sekunder, sedangkan produk metabolit primernya adalah asam asetat. Semakin banyak kadar nutrisi,
semakin besar kemampuan menumbuhkan bakteri tersebut maka semakin banyak Acetobacter xylinum
dan semakin banyak selulosa yang terbentuk. Faktor-faktor yang
4 mempengaruhi kemampuan Acetobacter xylinum dalam menghasilkan selulosa yaitu metode
kultivasi, sumber karbon, sumber nitrogen, pH, dan temperatur Çoban dan Biyik, 2011. Acetobacter xylinum
merupakan bakteri yang bersifat aerobik, sehingga seperti yang dikatakan Kouda et al 1997, ketersediaan oksigen dan agitasi akan berpengaruh terhadap
produksi selulosa mikrobial. Menurut Tomita dan Kondo 2009, bakteri Acetobacter xylinum memiliki bagian
perakitan atau penggabungan sintesis selulosa dan tempat untuk mengkatalisis subunit yang tersusun secara linier pada sumbu utama sel. Setiap tiga subunit akan membentuk terminal
complex TC. Setiap subunit akan menghasilkan sub-elemen fibril, dimana rantai molekul
selulosa digabung secara spontan oleh masing-masing tempat katalisis dan membentuk formasi yang lebih stabil. Selanjutnya, TC dan subunit mengatur penggabungan sub-elemen
fibril menjadi mikrofibril. Kemudian mikrofibil-mikrofibil bergabung dan membentuk nanofiber yang memiliki lebar 50 nm dan tebal 10 nm. Pada tahap ini, masing-masing
formasi proses sintesis individu rantai molekul menjadi nanofiber diatur menjadi penggabungan secara spontan. Penggabungan secara spontan ini dinamakan self-assembly.
Skema proses pembentukan nanofiber disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Proses Pembentukan Nanofiber. a Penampakan atas dan b Penampakan samping
B. Media Pertumbuhan