5 nanas, sari buah pear, dan sari buah anggur.. Kandungan air kelapa menurut Munawar
2009 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Air Kelapa
Sumber Air dalam 100 g Satuan
Kelapa Muda Kelapa Tua
Kalori kal
17.0 -
Protein g
0.2 0.14
Lemak g
1.0 1.50
Karbohidrat g
3.8 4.60
Kalsium mg
15.0 -
Fosfor mg
8.0 0.50
Besi mg
0.2 -
Aktivitas Vitamin A U
0.01 -
Asam Askorbat mg
1.0 -
Air g
95.5 91.50
Bagian yang dapat dimakan g
100 -
2. Sumber Nitrogen N
Sebagian mikroorganisme dapat memanfaatkan sumber nitrogen organik dan anorganik. Nitrogen anorganik yang sering digunakan berupa ammoonium sulfat dan
diammonium hidrogen fospat Budhiono et al, 1999. Sedangkan nitrogen organik yang banyak digunakan adalah asam amino, monosodium glutamat, seperti yang digunakan
oleh Son et al 2003. Pada penelitian Melliawatti 2006 menggunakan pupuk ZA sebagai sumber nitrogen. Ramana et al 2000 menggunakan hidrolisat protein,
ammonium sulfat, glisin, sari kacang kedelai, pepton, dan sodium glutamat. Sedangkan Saibuatong 2010 menggunakan ammonium sulfat. Pada penelitian ini diasumsikan
kebutuhan sumber N sudah dipenuhi dari substrat air kelapa dan media Hassid Barker yang digunakan . Sumber N ini berfungsi sebagai nutrisi pertumbuhan sel.
C. Kondisi Proses Kultivasi
Acetobacter xylinum merupakan bakteri yang hidup pada kondisi asam, sehingga
keasaman media sangat mempengaruhi pertumbuhannya. Selain itu juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan Acetobacter xylinum yaitu suhu dan agitasi. Sifat lain dari
Acetobacter xylinum yaitu merupakan bakteri aerobik, yang memerlukan oksigen untuk
menunjang pertumbuhannya. Agitasi akan berpengaruh pada distribusi nutrisi dan oksigen. 1.
Keasaman pH Laju pertumbuhan bergantung pada nilai pH, karena pH mempengaruhi fungsi
membran, enzim, dan komponen sel lainnya. Keasamaan pH menunjukkan aktivitas ion H
+
dalam suatu larutan dan pada proses fermentasi. pH media sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan mikrobial Suryani et al, 2000. Penelitian Budhiono et al
1999 menggunakan derajat keasaman 5. Sedangkan menurut Çoban dan Biyik, 2011, bakteri Acetobacter xylinum pada umumnya tumbuh pada pH 3.5-8.5, dan akan tumbuh
optimal pada pH 6.5. Masaoka et al 1993 mengatakan bahwa pH optimum untuk produksi selulosa adalah 4-6.
6 2.
Suhu Suhu kultivasi berpengaruh terhadap pertumbuhan sel dan terhadap efisiensi
konversi substrat menjadi massa sel. Suhu yang melebihi suhu optimum pertumbuhan mikroorganisme dapat mengakibatkan kerusakan struktur protein dan DNA yang
memegang peranan kunci dalam metabolisme pertumbuhan sel. Suhu untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum
berkisar antara 28-31
o
C. Sakairi et al 1998 dalam penelitiannya menggunakan suhu 28
o
C untuk kultivasi Acetobacter xylinum. Sedangkan Çoban dan Biyik 2011 menggunakan suhu 22-37
o
C dalam penelitiannya, dan suhu optimal untuk menghasilkan selulosa mikrobial yaitu 30
o
C. 3.
Agitasi Agitasi bertujuan untuk mempertahankan homogenitas campuran media, oksigen,
dan kultur mikroorganisme serta mempercepat proses pencampuran dan pelarutan bahan yang diinginkan. Menurut Salsabila 2010, agitasi juga bertujuan untuk menyebarkan
gelembung-gelembung udara dalam kultur untuk memantapkan turbulensi cairan. Pada sistem agitasi yang lebih tinggi, kebutuhan oksigen terpenuhi dengan cepat. Penyebaran
zat-zat makanan dan kultur merata sehingga aktivitas mikroorganisme dan perkembangbiakan sel berlangsung cepat. Melliawati 2008 menggunakan kecepatan
agitasi sebesar 150 rpm dalam proses kultivasi bakteri. Sedangkan Hesse dan Kondo 2005 menggunakan kecepatan agitasi sebesar 200 rpm.
7
III. METODOLOGI PENELITIAN