PENDAHULUAN 1 Latar belakang Efektivitas campuran bubuk meniran Phyllanthu niruri dan bawang putih Allium sativum dalam pakan untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.
1
I. PENDAHULUAN I.1 Latar belakang
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia KKP, 2010 menargetkan kenaikan produksi ikan dari sektor budidaya sebesar 353, yaitu, dari 5,38 juta
ton pada tahun 2010 menjadi 16,89 juta ton pada tahun 2014. Target produksi tersebut berpegang pada penerapan Good Aquaculture Practices GAP sehingga
memenuhi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai yang dipersyaratkan oleh pasar global.
Salah satu jenis ikan yang potensial untuk memenuhi target 353 adalah ikan lele. Pencapaian dapat dilakukan dengan jalan ekstensifikasi dan
intensifikasi. Ikan lele bisa diproduksi secara intensif oleh para pembudidaya karena memiliki kelebihan, yaitu dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air
yang terbatas dengan padat tebar tinggi, mempunyai pertumbuhan cepat, teknologi budidaya relatif mudah dikuasai masyarakat serta memiliki nilai
ekonomis tinggi. Namun, cara budidaya intensif, yaitu ikan dipelihara pada kepadatan yang
sangat tinggi 50 ekorm
2
, meningkatkan kemungkinan terjangkitnya ikan oleh penyakit. Salah satu penyakit tersebut adalah penyakit MAS Motile Aeromonad
Septicaemia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Aeromonas hydrophila adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang
ada dimana-mana ubiquitos yang sewaktu-waktu dapat menyerang ikan pada kondisi tertentu Swann dan White, 1989. Cara pengobatan yang umum
dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan berbagai zat antibiotik untuk menanggulangi penyakit ini. Namun seiring semakin berkembangnya isu
biosafety dan resistensi pada bakteri A. hydrophila, penggunaannya semakin dibatasi.
Alternatif yang dapat digunakan saat ini adalah pemanfaatan bahan-bahan alami atau fitofarmaka sebagai pengobatan. Fitofarmaka yang dapat digunakan
sebagai upaya pengobatan tersebut adalah campuran dari meniran Phyllanthus niruri dan bawang putih Allium sativum dalam bentuk powder yang dicampurkan
ke dalam pakan. Penggunaan bahan ini didasarkan pada bahan aktif yang terkandung di dalam bahan alami tersebut. Bawang putih diketahui mengandung
2 bahan alisin yang berperan sebagai antimikroba, sedangkan meniran mengandung
flavanoid yang berperan dalam meningkatkan sistem imun. Ayuningtyas, 2008 Penelitian tentang penggunaan bahan fitofarmaka campuran meniran dan
bawang putih ini telah dilakukan oleh Kurniawan 2010 yaitu dengan mencampurkan bahan ini ke dalam pakan dengan cara repelleting. Namun
pemberian campuran bahan ini bertujuan untuk mencegah penyakit MAS, bukan mengobatinya. Pada kenyataannya, sering ditemukan ikan yang telah terjangkit
penyakit MAS, sehingga diperlukan penelitian yang mengkaji tentang efektifitas campuran bahan fitofarmaka ini untuk pengobatan ikan yang telah terjangkit
penyakit MAS.