bidang setiap satuan luas permukaan secara tegak lurus. Dapat ditulis sebagai berikut:
I = ……………….. 6
Diman : I = intensitas gelombang W W = Daya Akustik Watt
A = Luas Area
e. Kecepatan Partikel
Radiasi bunyi yang dihasilkan suatu sumber bunyi akan mengelilingi udara sekitarnya. Radiasi bunyi ini akan mendorong partikel udara yang
dekat dengan permukaan luar sumber bunyi. Hal ini akan menyebabkan pergerakan partikel-partikel di sekitar radiasi bunyi yang disebut dengan
kecepatan partikel.
V = ………………..7
Dimana : V = Kecepatan Partikel mdetik P = Tekanan Pa
� = Massa Jenis Bahan Kg c = Kecepatan Rambat Gelombang mdetik
2.6. Sifat Akustik
Kata akustik berasal dari bahasa Yunani yaitu akoustikos, yang artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang
yang dapat mempengaruhi mutu bunyi. Terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruang yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi.
Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat
Universitas Sumatera Utara
akan sangat memengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara. Fenomena absorpsi suara oleh suatu permukaan bahan ditunjukkan pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Fenomena Absorpi Suara Oleh Suatu Permukaan Bahan
Fenomena yang terjadi akibat adanya berkas suara yang bertemu atau menumbuk bidang permukaan bahan, maka suara tersebut akan dipantulkan
reflected, diserap absorb, dan diteruskan transmitted atau ditransmisikan oleh bahan tersebut. Medium gelombang bunyi dapat berupa zat padat, cair,
ataupun gas. Frekuensi gelombang bunyi dapat diterima manusia berkisar antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz, atau dinamakan sebagai jangkauan yang dapat
didengar audible range.
2.6.1. Koefisien Absorpsi
Menurut Jailani et al. 2004 penyerapan suara sound absorption merupakan perubahan energi dari energi suara menjadi energi panas atau kalor.
Kualitas dari bahan peredam suara ditunjukkan dengan harga α koefisien penyerapan bahan terhadap bunyi, semakin besar α maka semakin baik
digunakan sebagai peredam suara. Nilai α berkisar dari 0 sampai 1. Jika α bernilai
0, artinya tidak ada bunyi yang d iserap sedangkan jika α bernilai1, artinya 100
bunyi yang datang diserap oleh bahan. Besarnya energi suara yang dipantulkan, diserap, atau diteruskan bergantung pada jenis dan sifat dari bahan atau material
tersebut. Pada umumnya bahan yang berpori porous material akan menyerap energi suara yang lebih besar dibandingkan dengan jenis bahan lainnya. Adanya
pori-pori menyebabkan gelombang suara dapat masuk kedalam material tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Energi suara yang diserap oleh bahan akan dikonversikan menjadi bentuk energi lainnya, pada umumnya diubah ke energi kalor
Perbandingan antara energi suara yang diserap oleh suatu bahan dengan energi suara yang datang pada permukaan bahan tersebut didefinisikan sebagai
koefisien penyerap suara atau koefisien absorbsi α.
α =
…………………….
8
Terdapat dua metode untuk mengukur koefisien absorpsi suara, yaitu dengan tabung impedansi impedance tube dengan menggunakan metode tabung
impedansi yang relatif lebih cepat dibanding metoda lain yang ditawarkan, maka permasalahan berikutnya adalah bagaimana membuat akuisisi data yang didapat
dari percobaan dengan perangkat computer yang dapat mengukur koefisien absorpsi suara normal. Pengukuran dengan ruang dengung reverberation room
yang dapat mengukur koefisien absorpsi suara merupakan perangkat yang
digunakan pada sinyal audio
untuk menciptakan atau mensimulasikan sebuah dimensi ruang
dengung. Tabel 2.1 berikut merupakan nilai koefisen absorpsi dari beberapa material.
Tabel 2.1 Koefisien penyerapan bunyi berdasarkan beberpa material
Material Frekuensi Hz
125 250
500 1000
2000 4000
Gypsum board 13mm 0.29
0.1 0.05
0.04 0.07
0.09 Kayu
0.15 0.11
0.10 0.07
0.06 0.07
Gelas 0.18
0.06 0.04
0.03 0.02
0.02 Tegel geocoustic 81mm
0.13 0.74
2.35 2.53
2.03 1.73
Beton yang dituang 0.01
0.01 0.02
0.02 0.02
0.03 Bata tidak dihaluskan
0.03 0.03
0.03 0.04
0.05 0.04
Steel deck 150mm 0.58
0.64 0.71
0.63 0.47
0.4 Sumber : Doell, Leslie L, 1993
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai serap. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan bunyi pada material adalah :
1. Ukuran Serat
Koizumi et al. 2002 melaporkan bahwa meningkatnya koefisien serap bunyi diikuti dengan menurunnya diameter serat. Ini disebabkan ukuran
serat yang kecil akan lebih mudah untuk berpropagasi dibandingkan dengan serat yang lebih besar pada gelombang suara.
2. Resistensi aliran udara
Salah satu kualitas yang sangat penting yang dapat mempengaruhi karakteristik dari material berserat adalah spsefik resistensi aliran udara
per unit tebal material. Karakteristik impedansi dan propagasi konstan, yang mana menggambarkan sifat akustik material berpori.
3. Porositasrongga pori
Jumlah, ukuran, dan tipe rongga pori adalah faktor yang penting ketika mempelajari mekanisme penyerapan suara pada material berpori. Untuk
memungkinkan disipasi suara dengan gesekan, gelombang suara harus dimasukkan ke material dengan rongga berpori. Ini berarti haru ada pori
yang cukup pada permukaan material untuk dilewati oleh gelombang suara dan diredam. Porositas pada material berporos didefinisikan sebagai rasio
volume berpori didalam material kepada jumlah total volume. 4.
Ketebalan Beberapa studi yang berhubungan dengan penyerapan bunyi pada material
berpori menghasilkan kesimpulan bahwa absorbs suara frekuensi rendah memiliki hubungan langsung dengan ketebalan. Sebuah studi oleh Ibrahim
et al. 1978 menunjukkan meningkatnya penyerapan bunyi pada frekuensi rendah dengan meningkatnta ketebalan material. Namun, pada frekuensi
tinggi ketebalan material tidak terlalu berpengaruh pada penyerapan bunyi. 5.
Densitas material sering dianggap menjadi faktor yang penting yang mengatur perilaku absorbs suara pada material.
Universitas Sumatera Utara
6. Permukaan Impedensi
Nilai permukaan impedansi yang semakin tinggi akan menyebabkan meningkatnya jumlah refleksi bunyi pada permukaan sehingga
kemampuan serap bunyinya berkurang.
2.6.2. Sound Transmission Loss
Sound Transmission Loss adalah kemampuan suatu bahan untuk mereduksi suara. Nilainya biasa disebut dengan decibel dB. Semakin tingginilai
sound transmission loss TL, semakin bagus bahan tersebut dalam mereduksi suara Bpanelcom 2009. Sound transmission class STC adalah kemampuan
rata-rata transmission loss suatu bahan dalam mereduksi suara dari berbagai frekuensi. Semakin tinggi nilai STC, semakin bagus bahan tersebut dalam
mereduksi suara Bpanelcom 2009. Nilai STC ditetapkan berdasarkan baku mutu ASTM E 413 tentang Classification for Rating Sound Insulation yang dikeluarkan
oleh American Society for Testing and Materials ASTM.
2.7. Material Akustik