2HC HC
H
2
C OH
OH OH
2R - COOH 2HC
HC H
2
C O
OH OH
C O
R 2H
2
O
2HC HC
H
2
C O
OH OH
C O
R 2R - COOH
2HC HC
H
2
C O
O OH
C O
R C
O R
2H
2
O
2HC HC
H
2
C O
O OH
C O
R C
O R
2R - COOH 2HC
HC H
2
C O
O O
C O
R C
O R
C O
R 2H
2
O Gliserol
Asam Lemak Monogliserida
Air
Monogliserida Asam Lemak
Digliserida Air
Digliserida Asam Lemak
Trigliserida Air
Gambar 2.6. Reaksi Umum Esterifikasi antara Gliserol dan Asam Lemak
2.8. Reaksi Gliserolisis
Gliserolisis adalah reaksi penting antara gliserol dengan minyak atau lemak unruk memproduksi mono dan Di-Asil Gliserol. Reaksi gliserolisis akan berjalan lambat
jika dilakukan tanpa menggunakan katalis. Untuk mendapatkan konversi yang tinggi dengan waktu yang relative singkat perlu adanya bantuan katalis. Reaksi dapat
dijalankan dengan adanya katalis asam maupun katalis basa Kimmel, 2004. Katalis
yang biasa digunakan dalam gliserolisis ini adalah NaOH. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
H
2
C-OH H
2
C-OH |
| H C-OH
+ NaOH HC-OH
+ H
2
O |
| H
2
C-OH H
2
C-ONa Natrium Gliserolat
H
2
C-O-CO-R
1
H
2
C-OH H
2
C-O-CO-R
1
H
2
C-OH |
| |
| H C-O-CO-R
2
+ HC-OH HC-O-CO-R
2
+ HC-OH |
| |
| H
2
C-O-CO-R
3
H
2
C-ONa H
2
C-O-Na H
2
C-OCO-R
3
Natrium Diasil Gliserida Monogliserida Kelemahan reaksi gliserolisis dengan menggunakan katalis logam alkali
adalah suhu reaksi cukup tinggi yaitu 220-250 C. Temperatur yang tinggi ini
menyebabkan produk yang dihasilkan berwarna gelap dan terbentuk bau yang tidak diinginkan Noureddini, H, 1997. Selain menggunakan katalis sodium gliserolat,
reaksi gliserolisis bisa juga dilakukan dengan menggunakan katalis enzim. Enzim yang sering dipakai adalah enzim lipase. Temperatur yang digunakan reaksi
gliserolisis dengan katalis enzim sekitar 30 C. Hal ini disebabkan katalis enzim tidak
bias bekerja atau akan mati pada suhu yang tinggi. Oleh karena temperature yang digunakan rendah, reaksi gliserolisis dengan katalis enzim membutuhkan energy yang
rendah. Kelemahan dari penggunaan enzim sebagai katalis adalah mahalnya harga enzim Kaewthong, W. 2005.
Gliserolisis dilakukan di industri untuk menghasilkan monogliserida dari gliserol dan trigliserida. Reaksi antara trigliserida dengan gliserol untuk
menghasilkan gliserida parsial umumnya dilakukan pada temperatur yang tinggi
sehingga dapat meningkatkan kelarutan gliserol pada fasa minyak dimana kelarutan gliserol dalam minyak hanya sekitar 4 pada temperatur kamar. Katalis basa seperti
NaOH, KOH dan CaOH
2
digunakan untuk mempercepat proses tersebut. Pada akhir reaksi, katalis dinetralisasi dan campuran reaksi didinginkan dengan cepat. Langkah
ini sangat penting untuk meminimalkan kesetimbangan reaksi. Produk yang dihasilkan dari proses tersebut adalah campuran monogliserida, digliserida,
trigliserida juga asam lemak bebas. Dalam gliserolisis untuk mengurangi terbentuknya kembali trigliserida maka
dapat ditambahkan gliserol berlebih ke dalam campuran reaksi. Dengan penambahan gliserol ini maka trigliserida akan mengalami gliserolisis untuk membentuk
monogliserida. Hanya saja terbentuknya digliserida dari campuran monogliserida tidak dapat dihindarkan karena adanya reaksi interesterifikasi antara trigliserida dan
monogliserida. Noureddini,H.,1997.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang