Alat Bahan Prosedur Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Alat

- Spektrofotometer FT-IR Shimadzu - Kromatografi Gas - Corong Pisah 250 ml Pyrex - Neraca Analitis Mettler - Hotplate Stirrer Cimarec - Pengaduk Magnet - Termo Control - Pompa Vakum Vacuum Pump - Labu Erlenmeyer 250 ml Pyrex - Termometer 360 C Boeco - Gelas Beaker 100 ml Pyrex - Gelas Ukur 25 ml Pyrex - Corong

3.2. Bahan

- Asam Oleat 93 PT Wilmart - Normal Heksan Bratachem - Gliserol PT Baristan - 1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenildisilane p.a Marck - Dichloromethane p.a Merck

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1. Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Perbandingan Mol 2 : 1

Reaksi Esterifikasi dilakukan dalam autoclave satinless steel dengan mencampurkan 3,04 gram asam oleat, 1 gram gliserol,0,1 gram katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana dengan pelarut n-heksana dan dimasukkan pengaduk magnet. Reaksi berlangsung pada suhu 120 o C selama 10 jam sambil diaduk. Setelah 10 jam reaksi, campuran hasil reaksi diekstraksi dengan n-heksan dan akuades. Fraksi yang larut dalam akuades dicuci berulang – ulang dengan n-heksan, dikeringkan dan divakum. Fraksi yang larut dalam n-heksan dikeringkan lalu divakum. Produk berupa cairan kuning kecoklatan kemudian ditimbang. Kemudian dikarakterisasi dengan FT-IR dan Kromatografi Gas.

3.3.2. Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Perbandingan Mol 1 : 1

Reaksi Esterifikasi dilakukan dalam autoclave satinless steel dengan mencampurkan 6,09 gram asam oleat, 1 gram gliserol, 0,1 gram katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana dengan pelarut n-heksana dan dimasukkan pengaduk magnet. Reaksi berlangsung pada suhu 140 o C selama 10 jam sambil diaduk. Setelah 10 jam reaksi, campuran hasil reaksi diekstraksi dengan n-heksan dan akuades. Fraksi yang larut dalam akuades dicuci berulang – ulang dengan n-heksan, dikeringkan dan divakum. Fraksi yang larut dalam n-heksan dikeringkan lalu divakum. Produk berupa cairan kuning kecoklatan lalu ditimbang. Kemudian dikarakterisasi dengan FT-IR dan Kromatografi Gas. Hal yang sama dilakukan untuk reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol dengan perbandingan 1 : 2. 3.4. Bagan Penelitian 3.4.1. Reaksi Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Perbandingan Mol 2 : 1

Dokumen yang terkait

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

3 82 63

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

3 61 49

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 8 63

Pembuatan 1,2,3-trioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Menggunakan Katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 13

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 12

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 2

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 5

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 12

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 3

Pembuatan Monooleilgliserol Dan Dioleilgliserol dari Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol menggunakan katalis 1,1-dimetil- 1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana

0 0 1