Dengan mengurangi konsentrasi asam oleat dapat meningkatkan kadar monogliserida. Sehingga dicoba untuk melakukan reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol
dengan rasio mol 1 : 2.
4.3. Esterifikasi Asam Oleat dengan Gliserol Perbandingan Mol 1 : 2
Reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan gliserol dalam pelarut n-heksana dengan perbandingan mol asam oleat : gliserol yaitu 1 : 2 yang berlangsung pada suhu
120
o
C selama 10 jam dengan menggunakan katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS menghasilkan campuran monogliserida dan
digliserida berupa cairan kental berwarna kuning. Kromatogram produk reaksi dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.6. Data kromatografi Gas campuran produk esterifikasi asam oleat dengan
gliserol perbandingan mol 1 : 2 Gliserol Sisa
Monooleilgliserol Dioleilgliserol
Trioleigliserol
Dari Kromatogram produk reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol pada suhu 120
o
C selama 10 jam dapat mengkonversikan 100 gliserol. Dari 100 yang terkonversi, monooleilgliserol yang terbentuk meningkat dari 5.76 menjadi 18.37
dan dioleilgliserol juga meningkat dari 70.17 menjadi 79.78 . Spektrum FT-IR dari produk yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 4.7.
Pita serapan pada bilangan gelombang 2924 cm
-1
dan 2855 cm
-1
diberikan oleh υ
C-H
alifatik dari asam oleat, υ
C=O
dari karbonil asam karboksilat pada bilangan gelombang 1721 cm
-1
dan pita serapan pada bilangan gelombang 1737 cm
-1
menunjukkan regangan υ
C=O
dari ester. Ini menunjukkan bahwa ester telah terbentuk.
.
Pita serapan ini bergeser sebesar 28 cm
-1
dari 1709 cm
-1
pada asam oleatLampiran 1 menjadi 1737 cm
-1
υ
C=O
pada ester dan didukung juga dengan pita serapan pada bilangan gelombang 1117 cm
-1
dan 1169 cm
-1
diberikan oleh υ
C-O
ester. Silverstein, 1981.
Gambar 4.7. Spekrum FT-IR produk esterifikasi asam oleat dengan gliserol pada
suhu 120
o
C perbandingan mol 1 : 2
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
- Reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan gliserol dalam pelarut n-heksana
dengan perbandingan mol 2 : 1 dilakukan pada suhu 140
o
C selama 10 jam menggunakan katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilanaDMTFS
menghasilkan monooleilgliserol sebesar 3.34 , dioleilgliserol sebanyak 72.098 , dengan perbandingan mol 1 : 1 dilakukan pada suhu 120
o
C selama 10 jam menghasilkan monooleilgliserol sebanyak 5.76 , Dioleilgliserol
70.17 , dengan perbandingan mol 1 : 2 dilakukan pada suhu 120
o
C selama 10 jam menghasilkan monooleilgliserol sebanyak 18.37 , dioleilgliserol
sebanyak 79.78 . Jelas terlihat bahwa dengan mengurangi konsentrasi asam oleat dapat meningkatkan jumlah monogliserida yang terbentuk.
- Dari hasil reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol, digliserida adalah
produk yang paling banyak terbentuk. Hal ini disebabkan Gugus OH pada posisi 1 dan 3 memiliki sifat yang sama. Sehingga monogliserida yang
terbentuk menjadi sedikit.
5.2. Saran