13 antara agen nitrosasi dan senyawa amin yang mudah dinitrosasi. Pada umumnya,
precursor bahan baku pembentuk nitrosamine adalah amin sekunder dan tertier. Agen nitrosasi yang paling penting dalam pembentukan nitrosamine adalah N
2
O
3
yang mudah terbentuk dari nitrit dalam suasana asam sebagai berikut: NO
2 -
+ H
+
HNO
2
HNO
2
+ H
+
H
2
NO
2 +
H
2
NO
2 +
+ N
2 -
N
2
O
3
+ H
2
O N
2
O
3
bereaksi dengan pasangan electron bebas yang ada pada amin sekunder membentuk nitrosamin.
R
2
NH + N
2
O
3
R
2
N-N=O + HNO
2
Reaksi ini terjadi pada suasana dalam air. Kondisi pH yang optimum untuk nitrosasi senyawa amin sekunder berkisar antar 2,5 dan 3,5.
2.6 Penentuan Kadar Nitrit
Prinsip pengukuran kadar nitrit dan nitrat berdasarkan pembentukan senyawa azo yang berwarna merah keunguan yang terjadibila direaksikan dengan
asam sulfanilat dan N- 1-naftil etilen diamindihidroklorida. Warna yang terbentuk diukur absorbansinya secara spektrofotometri sinar tampak pada
panjang gelombang maksimum 543 nm SNI, 2006.
2.6.1 Spektrofotometri Sinar Tampak
Panjang gelombang sinar tampak lebih pendek dari pada panjang gelombang radiasi inframerah. Satuan yang digunakan adalah nanometer1 nm =
10 -7 cm. Spectrum sinar tampak terentang dari sekitar 400 nm ungu sampai 750 nm merah Fessenden dan Fessenden, 1986.
Universitas Sumatera Utara
14 Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya.
Sinar pada panjang gelombang tunggal radiasi monokromatik diabsorbsi maka sinar yang dihasilkan akan nampak sebagai warna komplemen warna yang
diserap tadi. Jadi ketika warna biru 450 sampai 480 nm diabsorbsi maka radiasi yang dihasilkan adalah warna kuning Gandjar dan Rohman, 2008.
Tabel 2.1 Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya Panjang
gelombang Warna yang diserap
Warna yang diamatiwarna komplementer
400-435 nm Ungu lembayung
Hijau kekuningan 450-480 nm
Biru Kuning
480-490 nm Biru Kehijauan
Orange 480-500 nm
Hijau Kebiruan Merah
500-560 nm Hijau
Merah anggur 560-580 nm
Hijau kekuningan Ungu lembayung
580-595 nm Kuning
Biru 595-610 nm
Orange Biru kekuningan
610-750 nm Merah
Hijau Kebiruan Ganjar dan Roman, 2008.
Spektra sinar tampak dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Data yang diperoleh
spektofotometri sinar tampak adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data
yang sudah dipublikasikan Gandjar dan Rohman, 2008. Menurut Gandjar dan Rohman 2008, dalam Hukum Lambert-Beer
menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan. Dalam hukum Lambert-
Beer tersebut ada beberapa pembatasan yaitu; 1.
Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
Universitas Sumatera Utara
15 2.
Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama
3. Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap
yang lain dalam larutan tersebut 4.
Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforiensi 5.
Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan Suatu zat warna ialah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk
memberi warna ke suatu objek. Warna merupakan hasil suatu perangkat kompleks respon faali maupun psikologis terhadap panjang gelombang antara 400-750 nm,
yang jatuh pada selaput retina mata Fessenden dan Fessenden, 1986. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan
spektrofotometri sinar tampak terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri sinar tampak karena
senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan:
a. Pembentukan yang dapat menyerap sinar tampak
Menurut Gandjar dan Rohman 2008, hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pula pada daerah tersebut. Cara yang
digunakan adalah dengan merubah senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
1. Reaksinya selektif dan sensitif
2. Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel
3. Hasil reaksi dalam jangka waktu yang lama.
Contohnya dengan cara mengubahnya menjadi senyawa yang berwarna
Universitas Sumatera Utara
16 setelah didiazotasi dan dikopling degan naftil etilen diamin NED. Zat warna azo
merupakan kelas zat yang terbesar dan terpenting, jumlahnya mencapai ribuan. Dalam pewarnaan azo, mula-mula senyawa aromatik teraktifkan terhadap
subtitusi elektrofilik, kemudian diolah dengan suatu garam diazonium untuk membentuk zat warna Gandjar dan Rohman, 2008
b. Waktu operasional operating time Cara ini digunakan untuk pengukuran hasil reaksi ataupembentukan
warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu
pengukuran dengan absorbs larutan Gandjar dan Rohman, 2008. c. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang
gelombang maksimal dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi
tertentu Gandjar dan Rohman, 2008. d. Pembuatan kurva baku
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi
diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi y dengan konsentrasi x Gandjar dan Rohman, 2008.
e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan Absorban yang terbaca pada spektrofotometri hendaknya antara 0,2
sampai 0,8 atau 15 samapai 70 jika dibaca sebagai tramitans. Anjuran ini
Universitas Sumatera Utara
17 berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau
0,5 kesalahan fotometrik Gandjar dan Rohman, 2008.
2.6.2 Reaksi Diazotasi