8 minum Mulia, 2005.
2.3 Sumber Air Minum
Sampai saat ini kebanyakan orang memanfaatkan air permukaan tawar dan air tanah sebagai sumber air minum. Sumber-sumber air tawar adalah air
permukaan yang merupakan air sungai dan danau. Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami
infiltrasi ke bawah tanah. Air tanah pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologis, karena sewaktu proses pengaliran mengalami penyaringan
alamiah dan dengan demikian kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Namun demikian, kadar kimia air tanah tergantung sekali dari jenis
tanah yang dilaluinya. Pada proses ini mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut Slamet, 2009.
Peraturan Pemerintah NO 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2.
Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagia air baku air minum 3.
Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di perkotaan, industi dan pembangkit tenaga listrik Mulia, 2005. Walaupun dinyatakan air baku itu langsung dapat diminum. Namun dalam
persiapan penyediaan air dan sistem distribusi harus dijelaskan tentang bagaimana
Universitas Sumatera Utara
9 air tersebut dinyatakan aman sebagai air minum Tjokrokusumo, 1995.
2.4 Kualitas Air Minum
Sumber air baku pada dasarnya harus dapat dipersiapkan sebagai sumber air minum dan karena kenyataannya di alam mengalami berbagai macam dan jenis
pencemar baik dari akibat peristiwa alam maupun kegiatan manusia, maka air tersebut dinyatakan tercemar secara potensial oleh kejadian lingkungan
Tjokrokusumo, 1995. Negara dengan keadaan ekonomi lebih rendah dan teknologi juga rendah,
maka biasanya kesehatannya pun rendah. Di Negara sedemikian biasanya standar air minum tidak ketat, karena kemampuan mengelolah airteknologi masih belum
canggih dan masyarakat belum mampu membeli air yang harus diolah secara canggih yang tentunya juga mahal. Standar di setiap Negara memang harus layak
bagi keadaan social-ekonomi-budaya setempat. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, perlu didapatkan cara-cara pengelolahan ataupun pengelolahan air yang
relatif murah tekologi tepat guna, sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat dinyatakan baik atau memenuhi stadar internasional, tapi
terjangkau oleh masyarakat Slamet, 2009. Maka karena itu air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berasa,
tidak berwarna dan tidak berbau. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan
secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk
mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air. Karena itu dibuatlah
Universitas Sumatera Utara
10 parameter-parameter demi menjaga kualitas air minum. Persyaratan kualitas air
minum dapat dilihat dalam Lampiran 2.
2.5 Nitrit Dalam Air Minum