30
BAB II KETENTUAN HUKUM PIDANA MATERIIL YANG BERKAITAN
DENGAN TINDAK PIDANA PERIKANAN DALAM UNDANG – UNDANG NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG – UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN
A. Perkembangan Pengaturan Tindak Pidana Perikanan di Indonesia
Sebelum Lahirnya Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan
1. Peraturan yang berasal dari zaman penjajahan
Sebelum Negara kita mempunyai peraturan perikanan nasional, berlaku peraturan-peraturan yang berasal dari zaman penjajahan Belanda,
yaitu :
33
a Algemeine regelen voor het visschen naar Parelschelpen,
Parelmoerschelpen, Teripang en Sponesen binnen de afstand van niet meer dan drie Ealeshe zeemijlen de kusten van Nederlandsch Indei
Staatsblad Tahun 1916 Nomor 157. b
Visscherrij Bepalingen ter Bescerming van de Vitschsstand Staatsblad tahun 1920 Nomor 396.
c Algemeene Regeling voor de Visscherij beinnen het zeegebied van ne
derlandsch Indie Staatsblad Tahun 1927 Nomor 144.
33
Gatot Supramono, op. cit., hal 6.
Universitas Sumatera Utara
d Algemeene regelen voor de jacht opwalvisschen binnen den afstand van
drie zemmlijlen van de kusten van Nederlandsch Indie Staatsblad Tahun 1927 Nomor 145.
e Ketentuan mengenai perikanan dalam Territoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie Staatblad Tahun 1939 Nomor 442, kecuali ketentuan-ketentuan yang menyangkut acara pelaksanaan penegakan
hukum di laut. Setelah Indonesia Merdeka peraturan-peraturan tersebut masih
diberlakukan berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 karena sepanjang peraturan yang baru belum dibentuk, peraturan yang
lama masih berlaku. 2.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan Bangsa Indonesia baru memiliki peraturan perikanan nasional setelah
negaranya merdeka selama 40 tahun, dan hal itu termasuk kurun waktu yang relatif lama. Peraturan tersebut dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1985 tentang Perikanan yang diberlakukan mulai tanggal 19 Juni 1985 yaitu sejak saat undang-undang diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun
1985 No. 46 dan Tambahan Lembaran Negara No. 3299. Dengan diberlakukannya UU Perikanan tersebut maka peraturan-
peraturan perikanan yang berasal dari zaman penjajahan di atas dinyatakan tidak berlaku lagi.
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Universitas Sumatera Utara
Setelah berjalan lebih kurang 8 delapan tahun, Undang-Undang Nomor 9 Tahun diganti dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan UU Perikanan 2004 yang diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun 2004 No. 118 dan Tambahan Lembaran Negara No. 4433, dan
diberlakukan mulai tanggal 6 Oktober 2004. Adanya penggantian undang- undang tersebut dilakukan dengan alas an bahwa UU Perikanan yang lama
belum menanmpung semua aspek pengelolaan sumber daya ikan dan kurang mampu mengantisipasi perkembangan kebutuhan hukum serta perkembangan
teknologi dalam rangka pengelolaan sumber daya ikan. Selain itu penggantian undang-undang juga merupakan konsekuensi
hukum atas diratifikasinya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut Tahun 1982 dengan UU No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan
United Nations Convention on The Law of Sea 1982 yang menempatkan Negarra RI memiliki hak untuk memanfaatkan, konservasi, dan pengelolaan
sumber daya ikan di zona ekonomi eksklusif Indonesia dan laut lepas yang dilaksanakan berdasarkan persyaratan atau standar internasional yang
berlaku. Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 mengkehendaki
terjaminnya penyelenggaraan pengelolaan sumber daya ikan secara optimal dan berkelanjutan yang diikuti dengan peningkatan peran pengawasan dan
peran serta masyarakat. Di bidang penegakan hukum dibentuk pengadilan khusus mengenai perikanan dengan hakim yang khusus untuk mengadili
perkara tersebut. Demikian pula diatur pula pejabat yang berwenang di
Universitas Sumatera Utara
tingkat penyidikan dengan penyidik khusus dan di tingkat penuntutan dengan penuntut umum khusus di bidang perikanan.
4. Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan
Dalam kurun waktu 5 lima tahun setelah UU Perikanan 2004 diberlakukan, negara kita mengalami kemajuan pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan hukum dalam rangka pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya ikan, maka Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan UU Perikanan 2009 yang diundangkan tanggal 29
Oktober 2009 dalam Lembaran Negara No.5073 dan berlaku sejak saat diundangkan.
Perubahan UU Perikanan 2004 ini dilakukan karena pada kenyataannya undang-undang tersebut mempunyai kelemahan yang meliputi
3tiga aspek, yaitu aspek manajemen pengelolaan, aspek birokrasi, dan aspek hukum. Untuk aspek manajemen pengelolaan pengelolaan perikanan anatara
lain belum terdapatnya mekanisme koordinasi antara instansi yang terkait dengan pengelolaan perikanan. Sedangkan aspek birokrasi, antara lain
terjadinya perbenturan kepentingan dalam pengelolaan perikanan. Kelemahan yang terjadi pada aspek hukum, antara lain masalah penegakan hukum,
rumusan sanksi, dan yurisdiksi atau kompetensi relative pengadilan negeri terhadap tindak pidana di bidang perikanan yang terjadi di luar kewenangan
pengadilan negeri tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Adapun mengenai perubahan yang diatur di dalam UU Perikanan 2009 yaitu meliputi, pertama mengenai pengawasan dan penegakan hukum
yang menyangkut masalah mekanisme koordinasi antara instansi penyidik dalam penanganan penyidikan tindak pidana di bidang perikanan, penerapan
sanksi pidana pidana penjara atau denda, hukum acara terutama mengenai batas waktu pemeriksaan perkara, dan fasilitas dalam penegakan hukum di
bidang perikanan, termasuk kemungkinan penerapan tindakan hukum berupa penenggelaman kapal asing yang beroperasi di wilayah pengelolaan
perikanan negara RI. Untuk yang kedua, masalah pengelolaan perikanan antara lain
kepelabuhan perikanan dan konservasi, perizinan, dan kesyahbandaran, dan yang ketiga mengenai perluasan yurisdiksi pengadilan perikanan sehingga
mencakup seluruh wilayah pengelolaan perikanan negara RI.
B. Bentuk – Bentuk Tindak Pidana Perikanan Sebagaimana Diatur