a. Pukat udang hanya diperbolehkan beroperasi di Kepulauan Kei,
Tanimbar, Aru, Irian Jaya dan Laut Arafura 131 0 BT ke Timur; b.
Izin penggunaan pukat udang dikeluarkan oleh Menteri Pertanian; c.
Jumlah pukat udang yang boleh beroperasi disesuaikan dengan daya dukung sumber daya ikanudang yang ada;
d. Di luar daerah yang telah ditetapkan tersebut a tetap berlaku Keppres
Nomor 39 Tahun 1980;kecuali untuk ilmu pengetahuan; e.
Hasil sampingan yang diperoleh dalam penangkapan dengan pukat udang ini harus diserahkan kepada Perusahaan Negara untuk
dimanfaatkan. 3.
Jaring Berkantong Dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 503KptsUm711980 telah
ditetapkan pengertian tentang jaring trawl, sehingga jelas perbedaan amtara alat tangkap trawl dengan jaring berkantong lain. Ternyata perkembangan
teknologi di kalangan Nelayan Usaha Skala Kecil mengakibatkan kerugian bagi nelayan dengan skala usha kecil.
B. Kasus posisi
1. Kronologi Kasus
Adapun identitas dari Terdakwa yaitu
55
: Nama Lengkap
: Kien Giang, Vietnam
55
Berdasarkan Putusan
No. 04Pid.Prkn2012PN.PTK.
Universitas Sumatera Utara
Umurtanggal lahir : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan :
Vietnam Tempat
tinggal :Thong Ten Huyen TP. Rach Gia Tinh Kien,
Vietnam, sekarang berdomisili di Stasiun Pengawas Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak Jln. Hatta
Kec. Sungai Kakap Kab. Kubu Raya Agama
: Budha
Pekerjaan : NelayanNahkoda KM. DINAR BAHARI 03
Bahwa terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG selaku nahkoda Nahkoda KM. DINAR BAHARI 03 bersama-sama dengan terdakwa Mr. NGUYEN
VAN DOAN selaku Nahkoda KM. DINAR BAHARI 02 dilakukan penuntutan secara terpisah, pada hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012 sekira
jam 09.50 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu bulan Maret tahun 2012 bertempat di Perairan Teritorial Laut Natuna pada posisi 02
55’ 023” N – 108
03’ 565” E nol dua derajat lima puluh lima menit nol dua puluh tiga detik North seratus delapan derajat nol tiga menit lima ratus enam puluh lima
detik East sesuai GPS atau 02 55’ 01” LU - 108
03’ 34” BT Dua Derajat Lima Puluh Lima Menit Satu Detik Lintan Utara – Seratus Delapan Derajat
Tiga Menit Tiga Puluh Empat Detik Bujur Timur setelah dikonversi dan diplot pada peta laut atau suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah
Universitas Sumatera Utara
Laut Terirorial Indonesia di Perairan Laut Natuna, dan oleh karena terdakwa dan barang bukti berupa KM. DINAR BAHARI 03 berada di Pelabuhan
Dermaga Stasiun Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak dan berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat 2 PERMA No. 1 tahun 2007 tentang
Pengadilan Perikanan, maka Pengadilan Perikanan Pontianak pada Pengadilan Negeri Pontianak yang berwewenang memeriksa dan mengadili
perkara ini, sebagai orang yang melakukan perbuatan atau turut serta melakukan perbuatan atau turut serta melakukan perbuatan telah memiliki,
menguasai, membawa, danatau menggunakan alat penangkap ikan atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan
sumberdaya ikan di kapal penangkap ikan, di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1,
yang dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut : Bermula terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG selaku nahkoda KM.
DINAR BAHARI 03 bersama-sama dengan terdakwa Mr. NGUYEN VAN DOAN selaku Nahkoda KM. DINAR BAHARI 02 dilakukan penuntutan
secara terpisah berangkat dari pelabuhan Vietnam dengan menggunakan bendera Vietnam yang tujuan ke perairan Vietnam dan perairan Indonesia
bendera Vietnam tersebut diganti dengan bendera Indonesia karena telah memasuki wilayah Indonesia kemidian langsung melakukan penangkapan
ikan dengan menggunakan alat tangkap berupa jarring trawl ukuran + 500 meter, panjang badan kantong + meter dan lebar mulut jarring + 60 meter
dengan cara setelah jarring dilemparkan atau dijatuhkan ke laut oleh kapal
Universitas Sumatera Utara
KM. DINAR BAHARI 03 yang di Nahkodai oleh terdakwa kemudian salah satu ujung tali pada jarring trawl dilemparkan ke kapal yaitu KM. DINAR
BAHARI 02 selanjutnya jarring trawl dirarik secara bersama-sama dengan kecepatan yang sama oleh kedua kapal penangkap ikan tersebut sekitar 6 jam
kemudian jarring ditarik atau dinaikkan dan ikan diambil dan dikumpulkan oleh kapal KM. DIANR BAHARI 03, pada saat kapal KM. DINAR
BAHARI 03 yang di Nahkodai oleh terdakwa tersebut sedang melakukan penangkapanikan dengan menggunakan alat tangkap jaring trawl tersebut,
datang KP HIU 005 yang langusng menangkap kapal KM. DINAR BAHARI 03 pada posisi 02
55’ 023” N – 108 03’ 565” E nol dua derajat lima puluh
liama menit nol dua puluh tiga detik East sesuai GPS atau 02 55’ 01’’ LU –
108 03’ 34” BT Dua Derajat Lima Puluh Lima Menit Satu detik Lintang
Utara – Seratus Delapan Derajat Tiga Menit Tiga Puluh Empat Detik Bujur Timur setelah dikonversi dan diplot pada peta laut kemudian saksi Ilman
Rustam bersama saksi Yatmono dan saksi Deddy yang merupakan ABK KP HIU 005 melakukan pemeriksaan terhadap dokumen maupun surat-surat
kelengkapan Kapal LM. DINAR BAHARI 03 serta izin sah lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI yang dimiliki oleh terdakwa.
Bahwa terdakwa telah melakukan penangkapan ikan dengan ikan dengan menggunakan alat penangkap ikan atau alat bantu penangkapan ikan
yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumberdaya ikan di kapal penangkap ikan, di wilayah pengelolaanperikanan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 45
Universitas Sumatera Utara
tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan.
Selanjutnya kapal KM. DINAR BAHARI 03 beserta terdakwa dibawa oleh KP HIU 005 ke Stasiun PSKDP yang kemudian diserahkan kepada
PPNS Perikanan di PelabuhanDermaga SKDP berdasarkan pasal 73 ayat 1 Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan untuk diproses lebih lanjut. Berdasarkan keterangan ahli di Bidang Perikanan MUHAMMAD
DONG.S.Pi bahwa posisi 02 55’ 023” N – 108 03’ 565” E nol dua derajat lima puluh lima menit nol dua puluh tiga detik North seratus delapan nol tiga
menit lima ratus enam puluh lima detik East sesuai GPS atau 02 55’ 01” LU – 108 03’ 34” BT DUa Derajat Lima Puluh Lima Menit Satu Detik Lintang
Utara – Seratus Delapan Derajat Tiga Menit Tiga Puluh Empat Detik Bujur Timur setelah dikonversi dan diplot pada pada peta laut masuk dalam
Wilayah Perairan Indonesia tepatnya di Laut Teritorial Natuna, namun Surat Ijin Penangkapan Ikan SIPI yang ada di KM DINAR BAHARI 03
menyatakan bahwa daerah operasinya pada perairan ZEEI Laut Cina Selatan koordinat 03 LU ke Utara dan daerah larangan pada Laut Teritorial.
Bahwa barang bukti KM. DINAR BAHARI 03 telah dilakukan pelelangan berdasarkan Surat Permohonan Lelang dari Stasiun PSDKP
Pntoanak kepada Pengadilan Perikanan Pada Pengadilan Negeri Pontianak Nomor. 034PPNS-KanSta.2PP.550?VI2012 tanggal 18 Juni 2012. Surat
Universitas Sumatera Utara
Penetapan Lelang dari Pengadilan Perikanan Pada Pengadilan Negeri Pontianak Nomor. 02Pen.Pid.Prkn2012PN.Ptk Tanggal 5 Juli 2012. Surat
Pernyataan Persetujuan Lelang atas nama Tersangka Mr. NGUYEN LE HUNG kemudian dilakukan pelaksanaan lelang melalui Surat Permintaan
Bantuan Pelelangan Benda SitaanBarang Bukti Nomor 078Sta.2PP.550IX2012 tanggal 3 September kepada Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lealng KPKNL. Penetapan jadwal Lelang dengan Nomor S-1732WKN.11KNL.012012 tanggal 6 september 2012
Kemudian untuk publikasi lelang, telah dilakukan Permohonan Bantuan Penerbitan Pengumuman Lelang melalui Surat dari Stasiun PSDKP
Pontianak dengan Nomor 079Sta.2PP.550IX2012 Tanggal 6 September 2012 kepada Pimpinan Harian Berita Katulistiwa BERKAT. Pelaksanaan
Lelang dilaksanakan pada hari Kamis, 13 September 2012 di Kantor Staisun PSDKP Pontianak dengan menghasilkan uang hasil lelang KM. DINAR
BAHARI 03 senilai Rp. 60.900.000,00 Enam Puluh Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah yang dituangkan pada Salinan Risalah Leang Nomor 2802012
Tanggal 13 September 2012 dengan pejabat lelang Kosasih,S.H. 2.
Dakwaan Terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG dihadapkan di muka persidangan
pada tanggal 01 Nopember 2012 dengan dakwaan sebagai berikut :
56
56
Berdasarkan Surat Dakwaan dengan nomor register perkara 05PIDSUSE102012
atas nama terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG.
Universitas Sumatera Utara
Pertama.
Bahwa terdakwa telah melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat penangkap ikan atau alat bantu penangkapan ikan yang
mengganaggu dan merusak keberlanjutan sumberdaya ikan di kapal penangkap ikan, di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.31 Tahun 2004 tentang
Perikanan. Perbuatan terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG sebagaimana diatur
dan diancam pidana Pasal 85 Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan jo
pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Kedua.
Bahwa terdakwa telah melakukan penangkapan ikan dengan telah melakukan usaha dan atau kegiatan pengelolaan perikanan wajib memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2c Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan mengenai daerah, jalur dan waktu atau musim penangkapan ikan.
Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam pidana Pasal 100 jo. Pasal 7 Ayat 2c jo. Pasal 104 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomr 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
Universitas Sumatera Utara
3. Fakta Hukum
A. Keterangan Saksi-saksi, di bawah sumpah di depan persidangan
menerangkan sebagai berikut :
1 . Saksi Mr. NGUYEN VAN SON
Bahwa Kapal Penangkap Ikan KM DINAR BAHARI 03 ditangkap
oleh KP. HIU MACAN 005 pada hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012 pukul 09.50 WIB, waktunya pagi hari
Bahwa Kapal Penangkapan Ikan KM. DINAR BAHARI 03 tersebut
berasal dari negara Indonesia, pemiliknya dari Indonesia yang bernama Mr. Zahrudin.
Bahwa KM DINAR BAHARI 03 saat ditangkap penggunakan
bendera Indonesia dan sedang berjalan menuju perairan Vietnam setelah melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia
Bahwa KM DINAR BAHARI 03 ditangkap oleh KP. HIU MACAN
005 PADA POSISI 03 18’ n – 108
04’ E sesuai GPS.
Bahwa KM DINAR BAHARI 03 pada saat melakukan penangkapan ikan, sudah berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik
Indonesia.
Bahwa alat penangkapan ikan yang digunakan KM DINAR BAHARI 03 adalah jaring Trawl dan menggunakan rantai besi sebagai
pemberat, cara mengoperasikannya adalah jaring dilemparditurunkan ke laut kemudian salah satu talinya dilempar ke laut kemudian satu
talinya dilempar ke kapal satunya namanya lupa setelah itu ditarik
Universitas Sumatera Utara
secara bersama-sama dengan kecepatan yang sama kemudian ditarik oleh kedua kapal penangkap ikan.
Bahwa saksi menerangkan hubungan antara KM DINAR BAHARI 03
dengan kapal penangkapan ikan KM DINAR BAHARI 02 adalah merupakan satu satuan kerja sama dalam menangkap ikan berupa
Trawl yang mana kapal KM DINAR BAHARI 03 merupakan kapal utama sedangkan kapal satunya tersebut merupakan kapal bantu.
Bahwa saksi menerangkan ikan yang tertangkap adalah jenis ikan
campuran berukuran besar dan berfariasi.
Bahwa saksi menerangkan sewaktu ditangkap KP. HIU MACAN 005, sudah ada ikan hasil tangkapan dan disimpan di dalam palka KM
DINAR BAHARI 03.
Bahwa saksi menerangkan yang bertanggung jawab atas kedua kapal tersebut adalah Mr. NGUYEN LE HUNG Nahkoda KM DINAR
BAHARI 03.
Bahwa saksi bertugas menyortir ikan hasil tangkapan kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastic dan membantu menurunkan dan
mengangkat jaring.
Bahwa saksi menerangkan tahu KM DINAR BAHARI 03 telah melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia.
Bahwa KM DINAR BAHARI 03 ada membawa dokumen perjanjian
dari pemerintah Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa KM DINAR BAHARI 03 berangkat dari pelabuhan Ba Ria
Vung Tau Vietnam tanggal 06 Agusuts 2011 bersama-sama dengan kapal bantu dan menggunakan bendera Vietnam dan bendera
Indonesia, tujuan ke perairan Vietnam dan Indonesia untuk menangkap ikan.
Bahwa berangkat dari pelabuhan Vietnam dan Tanggal keberangkatan
lupa, berangkat bersama dengan kapal bantu dan menggunakan bendera Indonesia, tujuan ke perairan Vietnam dan Indonesia untuk
menangkap ikan.
Bahwa KM DINAR BAHARI 03 mau menangkap ikan di perairan Indonesia karena pemilik kapal mengatakan demikian memiliki
Dokumen menangkap Ikan di Indonesia.
Bahwa biasanya ikan tangkapan kami jual di Vietnam.
Bahwa ABK KM DINAR BAHARI 03 sudah 1 tahun dan jumlah ABK KM DINAR BAHARI 03 total 14 orang termasuk nahkoda.
Bahwa alat navigasi yang ada di KM DINAR BAHARI 03 adalah
berupa 1 satu unit GPS HAIYANG HGP-660, 1 satu unit ECHOSOUNDER ONWA KF-667, 1 SATU UNIT KOMPAS
EXPRESS DANFORTHWHITE, 1 SATU UNIT radio super star 2400, 1 satu.
2 . Saksi NGUYEN VAN DOAN
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi menerangkan bekerja sebagai Nahkoda pada KM.
DINAR BAHARI 02.
Bahwa saksi menerangkan kedua kapal KM. DINAR BAHARI 03 dan KM. DINAR BAHARI 02 berpasangan untuk menangkap ikan.
Bahwa Kapal Penangkap Ikan KM. DINAR BAHARI 03 ditangkap
oleh Pengawas Perikanan KP. HIU MACAN 005 pada tanggal 10 Maret 2012, pada sekitar pagi hari.
Bahwa saksi menerangkan Kapal Penangkap Ikan KM. DINAR
BAHARI 03 tersebut dari Negara Vietnam dan berbendera Indonesia serta pemiliknya juga warga negara Indonesia yang bernama Mr.
Zahrudin.
Bahwa saksi menerangkan Bendera Indonesia di Pasang saat KM. DINAR BAHARI 03 saat berada di wilayah Indonesia.
Bahwa Bendera tersebut diperoleh dari pemilik kapal yaitu Mr.
Zahrudin.
Bahwa saksi menerangkan Kapal tersebut ditangkap pada saat sedang berjalanBerlayar menuju daerah penangkapan Fishing Ground di
Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia secara bersama- sama berpasangan dengan Kapal penangkap ikan KM. DINAR
BAHARI 02.
Bahwa KM. DINAR BAHARI 03 adalah pasangan Kapal untuk menarik jaring, dimana 1 satu buah jaring trawl ditarik oleh dua
Universitas Sumatera Utara
buah kapal yaitu KM. DINAR BAHARI 03 dengan KM. DINAR BAHARI 02.
Bahwa KM. DINAR BAHARI 03 sebagai kapal utama sedangkan
KM. DINAR BAHARI 02 sebagai kapal pembantu untuk menarik jaring trawl tersebut.
Bahwa tidak ada kapal penangkap ikan sekitar kapal KM. DINAR
BAHARI 03 dan KM. DINAR BAHARI 02 saat ditangkap.
Bahwa saksi menerangkan Posisi pada saat ditangkap di perairan wilayah Indonesia posisinya 03
018’ LU – 108 00’ BT sesuai GPS
yang ada pada KM. DINAR BAHARI 02.
Bahwa di kapal KM. DINAR BAHARI 02 terdapat alat navigasi GPS, Kompas dan Radio Komunikasi. Dengan spesifikasi 1 satu unit GPS
HAIYANG HGP-660, 1 satu unit KOMPAS EXPRESS DANFORTHWHITE, 2 dua unit RADIO SUPER STAR 2400.
Bahwa penggunaaan jaring dilempardijatuhkan ke laut kemudian
ditarik secara bersama-sama dengan kecepatan yang sama sekitar 2 knot selama 6 jam kemudian ditarik oleh kedua kapal penangkap ikan
KM. DINAR BAHARI 03 dan kapal penangkap ikan KM. DINAR BAHARI 02.
Bahwa saksi mengetahui Panjang tali + 500 lima ratus meter,
panjang badan kantong + 70 tujuh puluh meter dan lebar mulut jaring + 60 meter.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi menerangkan Kapal KM. DINAR BAHARI 03 dengan
KM. DINAR BAHARI 02 melakukan penangkapan siang atau malam, dalam satu hari dilakukan 2 kali operasi penangkapan ikan. Waktu
yang diperlukan untuk mengangkat jaring hingga memilih ikan hasil tangkapan yaitu satu hingga dua jam.
Bahwa sewaktu ditangkap Kapal Pengawas Perikanan KP. HIU
MACAN 005 sudah ada ikan tetapi tidak tahu berapa jumlahnya disimpan di palka ikan KM. DINAR BAHARI 03.
Bahwa saksi menerangkan ikan hasil tangkapan Ditangkap di wilayah
Perairan Indonesia dan Perairan Vietnam.
Bahwa saksi menerangkan Ada Surat Ijin Resmi dari Pemerintah Indonesia.
Bahwa Saksi menerangkan yang bertanggung jawab atas kapal
tersebut adalah Mr. NGUYEN LE HUNG.
Bahwa saksi menerangkan tidak ingat kapan berangkat dari Vietnam, tetapi berangkat dari pelabuhan Ba Ria Vung Tau dan telah berada di
Perairan Indonesia 2-3 hari. 3
Saksi ILHAM RUSTAM
Bahwa saksi saat diperiksa Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan bersedia untuk diperiksa serta memberikan keterangan yang
sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa Saksi mengerti diperiksa yaitu untuk dimintai keterangan
sebagai Saksi Penangkap sehubungan dengan tertangkapnya sebuah kapal penangkap ikan bernama KM. DINAR BAHARI 03.
Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap kapal KM. DINAR
BAHARI 03 Atas dasar Surat Perintah Pemeriksaan Kapal dari Nahkoda KP. HIU MACAN 005 Nomor. 100KP. HIU MACAN
005III2012, tangal 10 Maret 2012, bersama Sdr. YATMONO dan DEDDY.
Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap kapal KM. DINAR
BAHARI 03 meliputi Surat Keterangan Kapal, muatan dan surat kelengkapannya, tanda-tanda kapal, catatan jurnal kapal, fisik kapal,
Alat Penangkap Ikan, anak buah kapal.
Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan yang ditemukan kapal KM. DINAR BAHARI 03 adalah alat penangkapan ikan jenis pair trawl,
tidak terdapat dokumen kapalSIUPSIPI yang sah dari pemerintah Indonesia, ikan campur + 500 kg dan jumlah ABK 14 orang termasuk
nahkoda.
Bahwa dari hasil pemeriksaan yang Saksi lakukan kapal KM. DINAR BAHARI 03 berasal dari Indonesia, menggunakan bendera Indonesia.
Bahwa dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Nahkoda KM. DINAR
BAHARI 03 bernama Mr. NGUYEN LE HUNG dengan ABK sebanyak 14 orang termasuk nahkoda.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa Saksi melakukan pemeriksaan terhdap kapal KM. DINAR
BAHARI 03 hari Sabtu, Tanggal 10 Maret 2012 pada posisi 02 55’
023 “ N – 108 03’ 565” E sesuai GPS 02
55’ 01 LU – 108 03’ 34”
BT setelah dikonversi dan diplot pada peta Laut di Laut Teritorial Indonesia.
Bahwa saat ditemukan dan kemudian dilakukan pemeriksaan kapal
tersebut sedang berjalan di laut territorial wilayah Indonesia setelah melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia.
Bahwa menurut keterangan Nahkoda kapl KM. DINAR BAHARI 03
pemilik kapal bernama Mr. ZAHRUDIN berasal dari Indonesia.
Bahwa saat pemeriksaan di atas KM. DINAR BAHARI 03 menemukan dokumen perizinan SIPI dan SIUP yang dikeluarkan
pemerintah Republik Indonesia.
Bahwa saat pemeriksaan di atas kapal KM. DINAR BAHARI 03 ditemukan alat navigasi 1 satu unit GPS HAIYANG HGP-660,
1satu unit ECHOSOUNDER ONWA KF-667, 1 satu unit KOMPAS EXPRESS DANFORTWHITE, 1 satu unit RADIO
SUPERSTAR 2400, 1 satu unit RADIO ICOM IC-707, 1 satu unit RADIO SEA EAGLE 6900.
Bahwa alat penangkapan ikan yang digunakan KM. DINAR BAHARI
03 adalah jenis KM. DINAR BAHARI 03 adalah jenis Pair Trawl yang dalam pengoperasiaannya ditarik oleh 2 dua kapal yaitu KM.
Universitas Sumatera Utara
DINAR BAHARI 03 dan kapal lain secara bersama-sama dengan kecepatan yang sama.
Bahwa ada ditemukan ikan campur dalam palka KM. DINAR
BAHARI 03 sebanyak + 500 kg.
Bahwa kronologis penangkapan yang dilakukan oleh KP. HIU MACAN 005 terhadap KM. DINAR BAHARI 03 adalah Posisi
Deteksi : KP. HIU MACAN 005 pada pukul 09.00 WIB tanggal 10 Maret 2012 mendeteksi terhadap dugaan adanya kapal ikan asing
yaitu KM. DINAR BAHARI 03 berada pada posisi 02 54’ 268” N –
108 05’ 360” E sesuai GPS Posisi Pengejaran : KP. HIU MACAN
005 pada pukul 09.40 WIB tanggal 10 Maret 2012 melakukan pengejaran terhadap kapal KM. DINAR BAHARI 03 sedang
melakukan tindak pidana perikanan pada posisi 02 55’ 216” N – 108
03’ 800” E sesuai GPS.Posisi Pengehentian dan Pemeriksaan : KP. HIU MACAN 005 PADA PUKUL 1309.40 WIB tanggal 10 Maret
2012 berhasil menangkap KM. DINAR BAHARI 03 pada posisi 02 55’ 023” N – 108
03’ 565” sesuai GPS.
Bahwa tindakan selanjutnya yang diambil adalah kapal KM. DINAR BAHARI 03 segera di Adhock ke Dermaga Stasiun PSDKP Pontianak
untuk diserahterimakan ke Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan pada Stasiun PSDKP Pontianak guna penyidikan lebih lanjut.
4 Saksi DEDDY WIDIYANTORO
Universitas Sumatera Utara
Bahwa Saksi mengerti diperiksa yaitu untuk dimintai keterangan
sebagai saksi Penangkap sehubungan dengan tertangkapnya sebuah kapal penangkap ikan bernama KM. DINAR BAHARI 03.
Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap kapal KM. DINAR
BAHARI 03 atas dasar Surat Perintah Pemeriksaan Kapal dari Nahkoda KP. HIU MACAN 005 Nomor. 100 KP. HIU MACAN
005III2012, tanggal 10 Maret 2012, bersama sdr. YATMONO dan ILMAN.
Bahwa benar Saksi melakukan pemeriksaan terhadap KM. DINAR
BAHARI 03 meliputi surat keterangan kapal, muatan dan surat kelengkapannya, tanda-tanda kapal, catatan jurnal kapal, fisik kapal,
Alat Penangkap Ikan, muatan, anak buah kapal.
Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan yang ditemukan kapal KM. DINAR BAHARI 03 adanya alat penangkapan ikan jenis pair trawl,
terdapat dokumen kapal SIUP SIPI yang sah dari pemerintah Indonesia, ikan campur +500 kg dan jumlah Awak Kapal 14 orang
termasuk nahkoda.
Bahwa hasil dari pemeriksaan yang Saksi lakukan kapal KM. DINAR BAHARI 03 berasal dari Indonesia, menggunakan bendera Indonesia.
Bahwa dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Nahkoda KM. DINAR
BAHARI 03 bernama Mr. NGUYEN LE HUNG dengan ABK sebanyak 14 orang termasuk nahkoda.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap kapal KM. DINAR
BAHARI 03 hari Selasa tanggal 10 Maret 2012 pada posisi 02 55’
023” N – 108 03 565” E sesuai GPS 02
55’ 01” LU – 108 03’ 34”
BT setelah dikonversi dan diplot pada peta laut di Perairan Teritorial Laut Natuna.
Bahwa saat ditemukan dan kemudian dilakukan pemeriksaan kapal
tersebut sedang berjalan di Perairan Indonesia setelah melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia.
Bahwa menurut keterangan Nahkoda kapal KM. DINAR BAHARI 03
pemilik kapal bernama Mr. ZAHRUDIN berasal dari Indonesia.
Bahwa saat pemeriksaan di atas KM. DINAR BAHARI 03 menemukan dokumen perizinan SIPI dan SIUP yang dikeluarkan
pemerintah Republik Indonesia.
Bahwa saat pemeriksaan di atas kapal KM. DINAR BAHARI 03 ditemukan alat navigasi berupa 1 satu unit ECHOSOUNDER
ONWA KF-667, 1 satu unit KOMPAS EXPRESS DANFORTWHITE, 1 satu unit RADIO SUPER STAR 2400, 1
satu unit RADIO ICOM IC-707, 1 satu unit RADIO SEA EAGLE 6900.
Bahwa alat penangkapan ikan yang digunakan KM. DINAR BAHARI
03 adalah jenis Pair Trawl yang dalam pengoperasiaannya ditarik oleh 2 dua kapal yaitu KM. DINAR BAHARI 03 dan kapal lain secara
bersama-sama dengan kecepatan yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa ada ditemukan ikan campur dalam palka KM. DINAR
BAHARI 03 sebanyak + 500 kg.
Bahwa kronologis penangkapan yang dilakukan oleh KP. HIU MACAN 005 terhadap KM. DINAR BAHARI 03 adalah Posisi
Deteksi : KP. HIU MACAN 005 pada pukul 09.00 WIB tanggal 10 Maret 2012 mendeteksi terhadap dugaan adanya kapal ikan asing
yaitu KM. DINAR BAHARI 03 berada pada posisi 02 55’ 216” N –
108 03’ 800” E sesuai GPS. Posisi Pengejaran : KP. HIU MACAN
pada pukul 09.40 WIB tanggal 10 Maret 2012 melakukan pengejaran terhadap kapal KM. DINAR BAHARI 03 sedang melakukan tindak
pidana perikanan pada posisi 02 55’ 216” N – 108
03’ 800” E sesuai GPS. Posisi Penghentian dan Pemeriksaan : KP. HIU MACAN 005
pada pukul 1309.40 WIB tanggal 10 Maret 2012 berhasil menangkap KM. DINAR BAHARI 03 pada posisi 02
55’ 023” N – 108 03’ 565”
E sesuai GPS
Bahwa saat memeriksa dan menangkap KM. DINAR BAHARI 03, tidak ada kapal lain di sekitara perairan tersebut.
Bahwa tindakan selanjutnya yang diambil adalah kapal KM. DINAR
BAHARI 03 segera di Adhock ke Dermaga Stasiun PSDKP Pontianak untuk diserahterimakan ke Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan
pada Stasiun PSDKP Pontianak guna penyidikan lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
B. Saksi ahli
Memberikan keterangan dengan mengucapkan janji terlebih dahulu yang pada pokoknya sebagai berikut :
1 Saksi MUHAMMAD DONG.S.PI.
Bahwa ahli mengerti dimintai keterangan sebagai Saksi Ahli di
Bidang Perikanan dalam perkara Tindak Pidana Perikanan yang dilakukan oleh tersang Mr. NGUYEN LE HUNG atas Surat Perintah
Tudas dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 094114dkp.052011 tanggal 29 september 2011. Atas
permohonan bantuan Saksi Ahli Perikanan dari Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak Nomor :
02PPNS-KanSta.2PP.520IV2012 tanggal 20 April 2012.
Bahwa saksi telah melihat dan melakukan pemeriksaan dari Kontruksi Bangunan Kapal, Alat Navigasi, Alat Bantu Penangkpan Ikan
menunjukkan bahwa Kapal KM. DINAR BAHARI 03 adalah Kapal Perikanan.
Bahwa saksi telah melihat dan melakukan pemeriksaan bahwa KM.
DINAR BAHARI 03adalah kapal perikanan yang ditandai dengan adanya Palka untuk menyimpan Ikan hasil tangkapan, adanya jaring
Trawl sebagai alat untuk menangkap ikan, adnya otter board , trawl, alat navigasi Kompas, GPS, DAN Radio Komunikasi yang berfungsi
untuk membantu dalam kegiatan penangkapan ikan di laut.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi menjelaskan bahwa Setelah dilakukan pemeriksaan
administrasi teknis menunjukkan bahwa KM. DINAR BAHARI 03 dilihat dari Kontruksi Fisik Kapal berasal dari Negara Thailand.
Bahwa jenis alat penangkapan ikan yang digunakan pada KM.
DINAR BAHARI 03 adalah jenis pair trawl.
Bahwa secara teknis spesifikasinya sama dengan jaring Trawl. Adapun Spesifikasinya, terdiri dari sayap kiri dan kanan, badan dan
kantong. Dibagian atas mulut jaring dilengkapi pelampung dan dibagian mulut dilengkapi pemberat yang terbuat dari besi rantai
maupun bahan lainnya.
Bahwa saksi menjelaskan pada saat Pengoperasian pukat hela dua kapal pair trawl adalah satu unit Alat penangkapan ikan jaring Trawl
yang dihela oleh 2 dua buah kapal selama 3-5 jam didalam air, kemudian jaring dinaikkan kesalah satu kapal hingga ke kantong
kemudian hasil tangkapan dikeluarkan dari dalam kantong. Untuk dilakukan sortir dan selanjutnya jaring dijatuhkan kembali untuk
operasi penangkapan berikutnya.
Bahwa jenis ikan yang tertangkap menggunakan pukat hela dua kapal pair trawl maupun jaring trawl adalah jenis ikan dasar, seperti biji
nangka, gurame, kelisi dan ikan ikan lainnya.
Bahwa lat penangkapan pukat hela dua kapal pair trawl merupakan jenis alat penangkapan ikan jaring trawl maka dilarang untuk
dipergunakan menangkap Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Universitas Sumatera Utara
Republik Indonesia. Karena dapat merusak kelestarian sumberdaya perikanan, hal ini disebabkan karena posisi jaring bagian bawah mulut
jaring yang dilengkapi dengan pemberat akan masuk terbenam ke dasar perairan dan menggaruk seluruh isi dasar perairan sehingga
terumbu karang menjadi rusak. Dilarangnya alt penangkapan ikan tersebut diatur dalan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan Pasal 9 ayat 1 berbunyi “setiap orang dilarang memiliki,
menguasai, membawa danatau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu danatau alt bantu yang mengganggu dan merusak
keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia memilki,
menguasai, membawa, danatau menggunakan alat penangkapan ikan danatau alat bantu penangkapan ikan yang berada di kapal penangkap
yang tidak sesuai dengan persyaratan, atau standart yang ditetapkan, untuk tipe alat tertentu danatau alat penangkapan ikan yang dilarang
sebagai mana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, di pidana dengan Pidana Penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak
Rp.2.000.000.000,00 Dua Miliar Rupiah.
Bahwa saksi melihat dan melakukan pemeriksaan, terdapat Alat Penangkapan Ikan terlarang Jenis Trawal 2 dua unit dalam
pengoperasiaannya menggunakan pukat hela dua kapal pair trawl.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa alat penangkapan ikan jenis Trawl dapat dioperasikan dengan
Satu kapal yang dilengkapi dengan Besi segi tiga dan papan laying otter board kiri dan kanan sebagai alat untuk membuka sayap jaring.
Jaring tersebut dihela selama 3-5 jam di dalam air kemudia jaring di tarik dinaikkan di kapal hingga ke kantong dan selanjutnya ikan
dikeluarkan dari kantong untuk disortir. Berdasarkan pengamatan dan pemeriksaan di KM. DINAR BAHARI 03 di duga bahwa jaring Trawl
tersebut di operasikan dengan cara dihela dua kapal pair trawl. Pengoperasian pukat dua hela kapal pair trawl adalah Satu alat
penangkapan ikan jenis jaring trawl yang dihela oleh dua kapal selama 3-5 jam di ddalam air, kemudian jaring dinaikkan hingga kantong
pada salah satu kapal yan telah ditentukan selanjutnya kantong dibuka ikan dikeluarkan untuk dilakukan sortir.
Bahwa setiap kapal perikanan yang melakukan operasional
penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia WPP-RI wajib memiliki Perizinan Perikanan.
Bahwa WPP RI adalah Wilayah Pengelolaan Peikanan Republik
Indonesia yang meliputi Perairan Indonesia, ZEEI dan sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air sebagaimana tercantum dalam Pasal 5
ayat 1 huruf a, b, c, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
Bahwa ahli menjelaskan posisi 02
55’ 023” N – 108 03’ 565” E
sesuai GPS 02 55’ 01” LU – 108
03’ 34” BT setelah dikonversi dan
Universitas Sumatera Utara
diplot pada peta laut masuk dalam Wilayah Perairan IndonesiaPerairan Teritorial Laut Natuna.
Bahwa dengan ijin yang ada pada Surat ijin Penangkapan Ikan SIPI
bahwa KM. DINAR BAHARI 03 diperbolehkan beroperasi menangkap ikan pada WPP RI ZEEI Laut Cina Selatan, 03
LU keatas dan dilarang beroperasi di perairan Indonesia.
Bahwa saksi menjelaskan KM. DINAR BAHARI 03 dapat disangka
telah melakukan pelanggaran sesuai pasal 7 ayat 2 huruf c yang berbunyi “Setiap orang yang melakukan usaha danatau kegiatan
pengelolaan perikanan wajib mematuhi ketentuan, huruf c daerah, jalur, dan waktu atau musim penangkapan ikan” dan dapat dikenakan
sangsi sesuai pasal 100 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan,”Setiap orang yang melanggar ketentuan yang
ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2 dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp.250.000.000,00 dua ratus
lima puluh juta”.
Bahwa Surat perizinan diterbitkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah KabupatenKota.
Bahwa Perizinan penangkapan ikan bahwa untuk kapal berukuran di
atas 30 GT dan menggunakan tenaga kerja asing perizinan perikanannya diterbitkan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini
Kemntrian Kelautan dan Perikanan RI, untuk kapal berukuran 10 GT – 30 GT perizinannya diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi,
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya untuk kapal berukuran diatas 5 GT – 10 GT perizinannya diterbitkan oleh Pemerintah KabupatenKota dan untuk kapal
perikanan berukuran dibawah 5GT nelayan kecil hanya diwajibkan pendaftaran kapal ketentuan ini doatur dalam PER 49 MEN 2011
Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 14 MEN 2011 tentang Usaha Perikanan Tangkap Pasal 5.
Bahwa SIUP Surat Izin Usaha Perikanan diatur dalam Pasal 92
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan yang berbunyi” Setiap Perubahan atas UU RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan yang berbunyi” Setiap orang yang dengan
sengaja di wilayah Pengelolaan Peirkanan Republik Indonesia melakukan usaha perikanan di bidang Penangkapan, Pembudidayaan,
pengangkutan, pengelolaan dan pemasaran ikan, yang tidak memiliki SIUP Surat Izin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 ayat 1, di pidana dengan pidana penjara paling lama 8 delapan tahun dan denda paling banyak Rp.1.500.000.000,00 satu
miliar lima ratus juta rupiah, sedangkan SIPI Surat Izin Penangkapan Ikan diatur dlam Pasal 93 ayat 2 UU RI No. 45 Tahun 2009
Tentang Perubahan atas UU RI No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan yang berbunyi “ setiap orang yang memiliki dan?atau mengoperasikan
kapal ikan berbendera asing melakukan penangkapan ikan di wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia danatau di Laut lepas,
Universitas Sumatera Utara
yang tidak memiliki SIPI Surat Izin Penangkapan Ikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat 2, dipidana dengan pidanan penjara
paling lama 6 enam tahun dan denda paling banyak Rp.20.000.000.000,00 dua puluh miliar rupiah”.
Bahwa Kapal tersebut saat diperiksa secara normal ada dokumen
Perikanan dari pemerintah Indonesia dan untuk keabsahan dan kebenara dari dokumen tersebut adalah kewenangan pada Bidang
Perikanan Tangkap di Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
2 Saksi SAUR PJ. PANJAITAN, S.E,
- Bahwa Ahli diperiksa yaitu untuk dimintai keterangan sebagai Saksi
Ahli di Bidang LE HUNG. -
Bahwa Ahli memberikan keterangan berdasarkan Surat Tugas dari Plh. Direktur Pelayanan Usaha Penangkapan Ikan, Ditjen Perikanan
Tangkap, Kementrian Kelautan dan Perikanan RI Nomor : 1457D4IX2012 tanggal 5 September 2012.
- Bahwa berdasarkan UU. RI No. 31 Tahun 2004 sebagaimana diubah
menjadi UU RI No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikan yang diimplementasikan dalam pasal 1 angka 28 Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor. PER.49MEN2011 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor. PER.14MEN2011 Tentang Usaha Perikanan Tangkap : yang dimaksud dengan Surat Izin Usaha Perikanan yang selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
disingkat SIUP adalah Izin tertulis yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan dengan menggunakan
sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut. Berdasarkan UU RI No. 31 tahun 2004 sebagaimana telah diubah menjadi UU RI No.
45 Tahun 2009 Tentang Perikanan yang diimplementasikan dalam pasal 1 angka 28 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor.
PER.14MEN2011 Tentang Usaha Perikanan Tangkap : yang dimaksud dengan Surat Izin Penangkapan Ikan SIPI adalah izin
tertulis yang harus dimiliki setiap kapal parikanan untuk melakukan penangkapan ikan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat
Izin Usaha Perikanan SIUP. -
Bahwa setelah saksi memperhatikan dan meneliti serta memverifikasi dokumen SIPI No. 26.11.0035.10.31412 tanggal 03 Okteboer 2011
atas nama KM. DINAR BAHARI 03, adalah Asli dan teregisterterdaftar dan SIUP No. 02.11.02.0099.6074 tanggal 16
September 2011 adalah teregisterterdaftar berdasarkan database dan arsip dokumen kapal perikanan yang pada Ditejen Perikanan Tangkap
Kementrian Kelautan dan Perikanan RI. -
Bahwa ahli menerangkan beberapaciri dokumen perikanan berupa SIPI asli dan hasil verifikasi dokumen SIPI atas nama KM. DINAR
BAHARI 03 yang diperlihatkan kepada saksi temukan adalah : a. SIPI asli, memiliki cirri khusus hologram yang bergambar logo Kementrian
Kelautan dan Perikanan RI pada bagian belakang bawah Dokumen
Universitas Sumatera Utara
SIPI yang warnanyadapat berubah apabila dilihat dari berbagai arah hijau dan abu-abu. B. SIPI asli, apabaila diterwangdengan
menggunakan ultraviolet akan muncul logo Kementrian Kelautan dan Perikanan RI. c. SIPI asli, terdapat nomor seri terletak disebelah kiri
bawah dan nomor perforasi samping kanan yang nomot serinya sama. d. SIPI asli, pada garis microtek bertuliskan Kementrian Kelautan dan
Perikanan RI yng hanya dapat dilihat dengan menggunakan kaca pembesar. e. Pada SIPI atas nama KM. DINAR BAHARI 03
ditemukan menggunakan kop dan logo Kementrian Kelautan dan Perikanan. F. Nomor seri blanko C024540 pada sisi kiri bawah
dokumen SIPI sama dengan nomor perforasi atas nama KM. DINAR BAHARI 03 tersebut merupakan nomor blanko milik KM. DINAR
BAHARI 03. -
Bahwa Ahli menjelaskan bahwa posisi 02 55’ 023” N – 108
03 565” E sesuai GPS adalah termasuk wilayah perairan Teritorial Indonesia.
- Bahwa sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor.
PER.12MEN2009 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor.PER.05MEN2008 tentang Usaha
Perikanan Tangkap pasal 27 ayat I huruf a yang berbunyi : “Pemegang SIPI berkewajiban: a. Melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam
SIPI. “SIPI dapat dicabut oleh pemberi SIPI apabila orang atau badan hukum yang bersangkutan: a. Tidak melaksanakan ketentuan yang
tercantum dalam SIUP danatau SIPI. Berarti kapal KM. DINAR
Universitas Sumatera Utara
BAHARI 03 tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan di atas.
- Bahwa Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Negara
Vietnam, Thailand dan Philifina tidak ada kerjasama bilateral di bidang perikanan tangkap.
- Bahwa prosedur penerbitan izin atas nama KM. DINAR BAHARI 03
adalah sesuai dengan Peratuaran Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. PER.12MEN2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor. PER.05MEN2008 tentang Usaha Perikanan tangkap pasal 22 ayat 2 yang berbunyi : “Setiap orang atau
badan hukum Indonesia yang akan mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia, wajib terlebih dahulu mengajukan
permohonan SIPI kepada Direktorat Jenderal dengan melampirkan : a. Fotokopi SIUP; b. Fotokopi gross akte atau buku kapal perikanan aslu,
surat ukur, dan surat kelaikan; c. Rekomendasi dari pemeriksaan fisik kapal penangkapan ikan dan alat penangkapan ikan dari pejabat yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal yang dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan oleh petugas pemeriksa fisik kapal; d. Fotokopi KTP
pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan sebagaimana tersebut dalam SIUP yang telah disahkan oleh pejabat yang
berwenang; e. Fotokopi risalah lelang yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang, bagi kapal yang diperoleh melalui lelang; f.
Rekomendasi dari asosiasi atau organgnisasi di bidang perikanan
Universitas Sumatera Utara
tangkap setempat yang terdaftar di Departemen Kelautan dan Perikanan; g. Surat pernyataan dari pemohon yang menyatakan
bertanggung jawab atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan.
C. Keterangan terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG
Bahwa terdakwa mengerti untuk dimintai keterangan sebagai
Terdakwa sehubungan ditangkapnya Kapal KM. DINAR BAHARI 03 oleh KP. HIU MACAN 005, karena kapal KM. DINAR BAHARI 03
pada saat diperiksa sedang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.
Bahwa terdakwa bekerja di KM. DINAR BAHARI 03 baru 1 bulan
dan sebgai nahkoda di KM. DINAR BAHARI 03.
Bahwa Kapal Penangkpan Ikan KM. DINAR BAHARI 03 ditangkap oleh KP. HIU MACAN 005 pada tanggal 10 Maret 2012 waktu sore
hari.
Bahwa Posisi kapal KM. DINAR BAHARI 03 yang ditangkap KP. HIU MACAN 005 berada pada 02
55’ 023” N – 108 03’ 565” E
sesuai GPS 03 18’ LU – 108
03’ 34” BT setelah dikonversi dan diplot pada peta laut.
Bahwa kapal KM. DINAR BAHARI 03 saat ditangkap menggunakan
bendera Indonesia dan sedang berjalan menuju perairan Vietnam
Universitas Sumatera Utara
setelah melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia dan alat penangkapan ikan trawl berada di atas kapal.
Bahwa terdakwa menjelaskan bahwa Kapal Penangkapan Ikan KM.
DINAR BAHARI 03 berasa dari Negara Vietnam dengan menggunakan bendera Indonesia.
Bahwa terdakwa menjelaskan saat berangkat dari Vietnam menuju
perairan Indonesia kapal KM. DINAR BAHARI 03 menggunakan bendera Vietnam, setelah measuk ke perairan Indonesia kami
menggantinya dengan menggunakan bendera Indonesia.
Bahwa terdakwa menjelaskan bahwa yang menyuruh mengganti bendera Vietnam dengan bendera Indonesia di atas kapal KM. DINAR
BAHARI 03 adalah saya kepada Anak Buah Kapal atas perintah pemilik kapal bernama Mr. Zahrudin.
Bahwa terdakwa menjelaskan bahwa Pemilik bernama Mr. Zahrudin
warga negara Indonesia.
Bahwa terdakwa mengetahui bahwa kapal Penangkapan Ikan KM. DINAR BAHARI 03 tersebut pada saat melakukan penangkapan ikan,
telahsudah berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.
Bahwa terdakwa menerangkan Yang menyuruh menangkap ikan di
perairan Indonesia adalah pemilik kapal Mr. ZAHRUDIN.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa terdakwa menjelaskan bahwa pemilik kapal menjelaskan
kepada Tersangka kalau kapal KM. DINAR BAHARI 03 sudah ada kontakizinnya dari pemerintah Indonesia.
Bahwa terdakwa menjelaskan bahwa KM. DINAR BAHARI 03
memiliki dokumen perijinan dari pemerintah Indonesia.
Bahwa terdakwa menjelaskan bahwa sat ditangkap, sudah ada ikannya yang disimpan dalam palka.Bahwa terdakwa menjelaskan bahwa ikan
itu kami tangkap di Perairan Vietnam dan perairan Indonesia dan jenisnnya ikan campur berukuran besar dan kecil.
Bahwa terdakwa menjelaskan KM. DINAR BAHARI 03 sudah 2 hari
beradamenangkap ikan di perairan Indonesia.
Bahwa terdakwa menjelaskan hasil tangkapan akan kami jual di Vietnam.
Bahwa KM. DINAR BAHARI 03 berangkat dari pelabuhan Vietnam
bersama dengan kapal yang dinahkodai Mr. NGUYEN VAN DOAN dan menggunakan bendera Indonesia, tujuan ke perairan Indonesia
untuk menangkap ikan.
Bahwa KM. DINAR BAHARI 03 menggunakan alat penangkapan ikan berupa trawl yang ditarik dengan 2 kapal dengan spesifikasi
panjang jaring kantong dan badan jaring 30 tiga puluh meter, lebar mulut jaring 20 dua puluh meter, dan panjang tali dari mulut jaring
ke kapal 500 lima ratus meter.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa terdapat rantai besi yang diletakkan sepanjang tali ris bawah
jaring Pair Trawl dengan berat rantai + 500 lima ratus kg.
Bahwa terdakwa menerangkan cara kedua kapal tersebut melakukan penangkapan ikan dengan alat penangkap ikan trawl adalah jaring
dilempardijatuhkan ke laut oleh kapal KM. DINAR BAHARI 03 kemudian salah satu ujung tali pada jaring trawl dilemparkan ke kapal
bantu nomor lambungnya lupa yang dinahkodai Mr. NGUYEN VAN DOAN, selanjutnyajaring trawl ditarik secara bersama-sama
dengan kecapatan yang sama selama + 6 enam jam oleh kedua kapal penangkapan ikan KM. DINAR BAHARI 03 dan kapal bantu tersebut
kemudian jaring ditarikdinaikkan dan ikan diambil dan dikumpulkan di kapal KM. DINAR BAHARI 03. Dalam 1 satu hari dilakukan
operasi penangkapan ikan sebanyak 2 kali.
Bahwa kapal KM. DINAR BAHARI 03 selalu berpasangan dengan kapal lain dalam menangkap ikan di laut yaitu kapal yang dinahkodai
oleh Mr. NGUYEN VAN DOAN karena kami menggunakan alat tangkap trawl dimana dalam pengoperasianya trawl ditarik dengan
mengguanakan 2 dua kapal ikan.
Bahwa kapal pasangan KM. DINAR BAHARI 03 yang dinahkodai Mr. NGUYEN yang sama karena kapal KM. DINAR BAHARI 03 dan
KM. DINAR BAHARI VAN DOAN Berada pada lokasi 02 Selalu bersama dalam pengoperasian alat penangkapan ikannya.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa hubungan antara kapal KM. DINAR BAHARI 03 yang
nahkodanya saya sendiri dengan kapal penangkapan ikan yang dinahkodanya Mr. NGUYEN VAN DOAN adalah merupakan satu
satuan kerja sama dalam menangkap ikan di laut, karena kedua kapal secara bersama-sama menarik satu jaring penangkapan ikan berupa
Trawl yang mana kapal KM. DINAR BAHARI 03 merupakan kapal utama sedangkan kapal yang dinahkodai Mr. NGUYEN VAN DOAN
merupakan kapal bantu.
Bahwa yang bertanggungjawab atas kedua kapal tersebut adalah tersangka sendiri sebagai nahkoda KM. DINAR BAHARI 03.
Bahwa yang menentukan arah kapal untuk mencari daerah
penangkapan adalah saya dan kapal yang dinahkodai Mr. NGUYEN VAN DOAN selalu mengikuti kemana arah KM. DINAR BAHARI
03 yang saya nahkodai sendiri bergerak.
Bahwa terdakwa menerangkan bahwa tugas kapal KM. DINAR BAHARI 03 dalam operasi penangkapan ikan adalah sebagai kapal
utama dimana saya sebagai nahkoda kapal menetukan daerah operasi penangkapan ikan dan tempat menampung jaring dan ikan hasil
tangkapan.
Bahwa tugas kapal yang dinahkodai Mr. NGUYEN VAN DOAN dalam operasi penangkapan ikan adalah sebagai kapal bantu dimana
selalu mengikuti arah KM. DINAR BAHARI 03 berjalan dan pada
Universitas Sumatera Utara
saat melakukan operasi penangkapan ikan bertugas membantu menarik jaring trawl.
Bahwa alat navigasi yang ada di KM. DINAR BAHARI 03 berupa 1
satu unit GPS HAIYANG HGP-660, 1 satu unit ECHOSOUNDER ONWA KF-667, 1satu unit KOMPAS EXPRESS
DANFORTHWHITE, 1 satu unit RADIO SUPER STAR 2400, 1 satu unit RADIO ICOM IC-707, 1 satu unit RADIO SEA EAGLE
6900, semua alat navigasi dan komikasi berfungsi.
Bahwa jumlah ABK KM. DINAR BAHARI 03 berjumlah 14 empatbelas orang termasuk Tersangka.
D. Barang bukti
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan ini telah disita secara sah menurut hukum, karena itu dapat digunakan untuk memperkuat
pembuktian. Barang bukti telah diperlihatkan kepada terdakwa dan atau saksi –saksi dan yang bersangkutan telah membenarkannya, berupa :
1. Uang Hasil Lelang KM. DINAR BAHARI 03 TS Rp.
60.291.000,-setelah dipotong Pajak dirampas untuk Negara. 2.
1 satu bendel dokumen :
1 satu lembar surat izin penangkapan ikan SIPI
1 satu lembar salinan surat izin usaha perikanan SIUP
1 satu lembar Surat persetujuan berlayar SPB
1 satu lembar surat ukur dalam negeri.
Universitas Sumatera Utara
1 satu lembar sertifikat Kelaikan dan pengawakan kapal
penangkapan ikan.
1 satu lembar pas tahunan kapal penangkap ikan.
1 satu eksemplar buku sijjil.
1 satu lembar Berita acara Hasil Pemeriksaan Kapal PenangkapPengangkut ikan pada saat kedatangan.
1 satu lembar berita acara Hasil pemeriksaan kapal
penangkappengangkut ikan pada saat keberangkatan.
1 satu lembar surat keterangan aktivasi transmitter SKAT
1 satu lembar tanda pelunasan Pungutan Perikanan.
1 satu lembar Surat kemudahan khusus Keimigrasian.
1 satu lembar surat pernyataan Docking.
1 satu lembar surat keterangan kecakapan 60 Mil
1 satu eksemplar gross akte.
1 Seamans book.
Tetap terlampir dalam berkas perkara 3.
1 satu unit tangkap Pair Trawl. 4.
Ikan campur sebanyak 500 kg. Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Tuntutan
Universitas Sumatera Utara
Terdakwa telah dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutannya yang isinya memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan
Perikanan Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1 Menyatakan Terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG tersebut bersalah
melakukan tindak pidana “Turut serta dengan sengaja memiliki dan menggunakan alat penangkap ikan yang mengganggu dan merusak
keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia” sebagaimana
diatur dan diancam Pasal 85 UU No.31 Tahun 2004 jo UU No. 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas UU No.31 Tahun 2004 tentang
Perikanan; 2
Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 1 satu tahun dan 4 empat bulan dikurangi selama berada dalam
tahanan dan denda sebesar Rp. 1.500.000.000,- satu milyar lima ratus juta rupiah ; dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka
diganti dengan pidana kurungan selama 3 tiga bulan. 3
Menyatakan barang bukti berupa : -
Uang hasil lelang KM. DINAR BAHARI 03 Rp.60.291.000,- setelah dipotong pajak
Dirampas untuk Negara
- 1 satu bendel dokumen :
- 1 satu lembar surat izin penangkapan ikan SIPI
Universitas Sumatera Utara
- 1 satu lembar salinan surat izin usaha perikanan SIUP
- 1 satu lembar Surat persetujuan berlayar SPB
- 1 satu lembar surat ukur dalam negeri.
- 1 satu lembar sertifikat Kelaikan dan pengawakan kapal
penangkapan ikan. -
1 satu lembar pas tahunan kapal penangkap ikan. -
1 satu eksemplar buku sijjil. -
1 satu lembar Berita acara Hasil Pemeriksaan Kapal PenangkapPengangkut ikan pada saat kedatangan.
- 1 satu lembar berita acara Hasil pemeriksaan kapal
penangkappengangkut ikan pada saat keberangkatan. -
1 satu lembar surat keterangan aktivasi transmitter SKAT -
1 satu lembar tanda pelunasan Pungutan Perikanan. -
1 satu lembar Surat kemudahan khusus Keimigrasian. -
1 satu lembar surat pernyataan Docking. -
1 satu lembar surat keterangan kecakapan 60 Mil -
1 satu eksemplar gross akte. -
1 Seamans book.
Tetap terlampir dalam berkas perkara
- 1 satu unit tangkap Pair Trawl.
- Ikan campur sebanyak 500 kg.
Dirampas untuk dimusnahkan.
Universitas Sumatera Utara
4 Menetapkan supaya terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp.5000,-lima ribu rupiah. 5.
Pertimbangan Hakim 1
Terdakwa dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, danatau menggunakan alat penangkap ikan yang mengganggu dan merusak
keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia, namun yang paling
memberatkan adalah terdakwa melakukan perbuatan illegal fishing yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
2 Kapal ikan KM. DINAR BAHARI 03 adalah kapal perikanan jenis
kapal penangkap ikan berbendera sing Vietnam yang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik
Indonesia tepatnya pada Zona Eksklusif Ekonomi Indonesia Laut Cina Selatan.
3 Alat tangkap ikan yang digunakan terdakwa bersama 13 tiga belas
orang ABK adalah alat penangkap Jaring trawl yang dihela oleh 2 dua buah kapal, dimana alat jenis ini dapat merusak kelestarian sumber
daya ikan . 4
Perbuatan terdakwa yang menangkap ikanmencuri ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia dapat merugikan negara karena tidak
adanya pemasukan devisa dari sector perikanan, dan menimbulkan keresahan bagi nelayan lokalkecil serta dapat merusak potensi terumbu
karang laut.
Universitas Sumatera Utara
5 Perbuatan terdakwa dalam Undang-Undang No.31 Tahun 2004 jo
Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang- Undang No.31 tahun 2004 tentang Perikanan tergolong kejahatan.
6. Putusan Pengadilan Tingkat Pertama
1 Menyatakan Terwakwa Mr. NGUYEN LE HUNG tersebut, telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana perikanan yaitu : Turut serta dengan sengaja memiliki dan
menggunakan alat penangkap ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah
pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. 2
Menjatuhan pidana terhadap terdakwa Mr. NGUYEN LE HUNG dengan pidana penjara selama 1satu tahun dan denda sebesar
Rp.1.500.000.000,00- satu milyar lima ratus juta rupiah ; dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana
kurungan selama 3 tiga bulan. 3
Menetapkan lamanya penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
4 Memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan.
5 Menetapkan barang bukti berupa :
- Uang hasil lelang KM. DINAR BAHARI 03 Rp.60.291.000,-
setelah dipotong pajak
Dirampas untuk Negara
- 1 satu bendel dokumen :
Universitas Sumatera Utara
- 1 satu lembar surat izin penangkapan ikan SIPI
- 1 satu lembar salinan surat izin usaha perikanan SIUP
- 1 satu lembar Surat persetujuan berlayar SPB
- 1 satu lembar surat ukur dalam negeri.
- 1 satu lembar sertifikat Kelaikan dan pengawakan kapal
penangkapan ikan. -
1 satu lembar pas tahunan kapal penangkap ikan. -
1 satu eksemplar buku sijjil. -
1 satu lembar Berita acara Hasil Pemeriksaan Kapal PenangkapPengangkut ikan pada saat kedatangan.
- 1 satu lembar berita acara Hasil pemeriksaan kapal
penangkappengangkut ikan pada saat keberangkatan. -
1 satu lembar surat keterangan aktivasi transmitter SKAT -
1 satu lembar tanda pelunasan Pungutan Perikanan. -
1 satu lembar Surat kemudahan khusus Keimigrasian. -
1 satu lembar surat pernyataan Docking. -
1 satu lembar surat keterangan kecakapan 60 Mil -
1 satu eksemplar gross akte. -
1 Seamans book.
Tetap terlampir dalam berkas perkara
- 1 satu unit tangkap Pair Trawl.
- Ikan campur sebanyak 500 kg.
Dirampas untuk dimusnahkan.
Universitas Sumatera Utara
6 Membebankan biaya perkara dalam perkara ini kepada Terdakwa
sebesar Rp.5.000,00 lima ribu rupiah. 7. Putusan Pengadilan Tingkat Banding
1 Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan
Terdakwa. 2
Menguatkan putusan Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Pontianak Nomor :04PID.PRKN2012PN.PTK, tanggal 19
Nopember 20012, yang dimintakan banding tersebut. 3
Menetapkan lamanya masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
4 Memerintahkan agar terdakwa tetap ditahan.
5 Membebankan kepada kedua tingkat peradilan, yang untuk tingkat
banding sebesar Rp. 5.000,- lima ribu rupiah. C.
Analisis Kasus Dalam Pasal 193 ayat 1 KUHAP disebutkan bahwa jika pengadilan
berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindakan pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana. Oleh sebab
itu, harus dibuktikan bahwa semua unsur pidana yang didakwakan terbukti. Berdasarkan dakwaan yang berdasarkan fakta-fakta yang telah
terungkap di persidangan, Hakim berkeyakinan bahwa terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 85 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 jo Unndang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan dengan unsur-unsur sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Unsur kesatu : setiap orang
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan unsur setiap orang menurut Pasal 1 angka 14 Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang – Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan adalah orang perseorangan atau korporasi.
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah siapa saja sebagai subyek hukum yang mengemban hak dan kewajiban baik
perorangan maupun badan hukum yang telah melakukan suatu perbuatan pidana dan diancam dengan Undang – Undang yang dapat dimintakan
pertanggungjawabannya dihadapan hukum. Menimbang bahwa setiap orang dalam perkara ini menunjuk kepada
diri terdakwa yaitu Mr. NGUYEN LE HUNG selaku nahkoda kapal DINAR BAHARI 03 yang dalam persidangan telah mengakui secara jelas dan nyata
identitasnya sebagai mana tercantum dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum.
Menimbang bahwa berdasarkan pemeriksaan di persidangan ternyata surat dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum adalah ditujukan
kepada terdakwa yang bernama Mr. NGUYEN LE HUNG yang identitas selengkapnya sebagaimana yang telah dibacakan pada persidangan pertama
atas perkara ini dan atas pertanyaan Majelis Hakim terdakwa telah membenarkan bahwa semua identitas dirinya tersebut adalah benar dan
kemudian terdakwa menyatakan telah mengerti akan semua peristiwa pidana
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana diuraikan oleh jaksa Penuntut Umum tersebut. Dengan demikian unsur setiap orang telah terpenuhi.
2. Unsur kedua: dengan sengaja memiliki, menguasai, membawa, danatau
menggunakan alat penangkap ikan danatau alat bantu penangkap ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan di
wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang diperoleh dari keterangan
saksi, Keterangan ahli, keterangan terdakwa serta barang bukti yang diajukan dan diperiksa dalam persidangan, ternyata bahwa kapal KM. DINAR
BAHARI 03 dengan nahkoda Mr. NGUYEN LE HUNG bersama-sama dengan kapal KM. DINAR BAHARI 02 dengan nahkoda Mr. NGUYEN
VAN DOAN yaitu kapal perikanan jenis kapal penangkap ikan berbendera asing Vietnam telah berangkat dari Vietnam untuk melakukan penangkapan
ikan di laut dan kapal-kapal tersebut ketika ditangkap oleh Kapal HIU MACAN 001 sedang melakukan penangkapan ikan menggunakan ikan
menggunakan alat penangkap ikan jenis trawl pair trawl di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia, yang didukung oleh keterangan
terdakwa serta barang bukti ikan hasil tangkapan ikan campur sebanyak 500 Kg lima ratus kilogram. Dengan demikian maka unsur dengan sengaja
memiliki, menguasai, danatau menggunakan alat penangkap ikan danatau alat bantu penangkap ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan
sumber daya ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia sudah terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
3. Unsur ketiga: di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia.
Menimbang bahwa kapal ikan KM. DINAR BAHARI 03 saat ditangkap oleh petugas kapal patroli Kapal HIU MACAN 001 sedang
melakukan penangkapan ikan menggunakan alat penangkapan ikan jenis trawl pair trawl di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia pada
hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012 sekira jam 09.00 Wib bertempat di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia Laut Cina Selatan pada posisi 020
derajat 54’ menit 268” detik N – 1080 derajat 55’ menit 360” detik E sesuai Global Posision System GPS atau 020 derajat 55’ menit 01”
detik LU – 108 derajat 03’ menit 34’’ detik BT setelah di plot pada peta laut adalah Zona Eksklusif Indonesia Laut Cina Selatan yang merupakan
bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di atas, bahwa saat ditangkap
oleh petugas Kapal HIU MACAN 01, telah saling dicocokkan posisi koordinat dari alat GPS yang dimiliki Kapal KM. DINAR BAHARI 03 dan
GPS dari Kapal HIU MACAN 01. Posisi koordinat tersebut diakui sama yaitu adalah benar berada pada perairan teritorial Republik Indonesia dan dibuatkan
berita acara kebenaran posisi tersebut dan ditandatangani oleh terdakwa selaku nahkoda. Dengan demikian maka unsur di wilayah pengelolaan
perikanan Republik Indonesia telah terpenuhi. 4.
Unsur keempat: Melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan
Universitas Sumatera Utara
Menimbang, bahwa jenis alat penangkapan ikan yang di gunakan pada KM. DINAR BAHARI 03 adalah jenis pair trawl.;
Menimbang, bahwa pengoperasian pukat hela yaitu dengan menggunakan dua kapal pair trawl selama 3-5 jam didalam air, kemudian
jaring dinaikkan kesalah satu kapal hingga ke kantong kemudian hasil tangkapan dikeluarkan dari dalam kantong. Untuk dilakukan sortir dan
selanjutnya jaring dijatuhkan kembali untuk operasi penangkapan berikutnya; Menimbang, bahwa kapal Utama KM. DINAR BAHARI 03 yang
dinahkodai oleh terdakwa NGUYEN LE HUNG melakukan penangkapan ikan bersama-sama Kapal bantu KM. DINAR BAHARI 02 yang dibahkodai
oleh saksi NGUYEN VAN DOAN sedang menarik jaring secara bersama- sama dengan kecepatan yang sama dna panjang tali pukat yang sama oleh
kedua kapal selama kurang lebih 6 enam jam ; Menimbang, behwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka unsur
melakukan bersama-sama menggunakan alat penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia, telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa dengan terpenuhinya unsur - unsur Dakwaan Kesatu tersebut, maka terbuktilah menurut hukum dan keyakinan atas
perbuatan Terdakwa sebagaimana dalam dakwaan kesatu melanggar Pasal 85 jo pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, jo pasal 55 ayat 1 ke 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP.
Dengan demikian, berdasarkan alat bukti yang disampaikan dan dibuktikan dimuka persidangan maka terdakwa telah terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan pertama, maka terdakwa harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan kesalahannya sesuai
rasa keadilan. Pertimbangan hakim, pada hal-hal yang memberatkan sebagai berikut :
1. Terdakwa telah melakukan perbuatan illegal fishing yang saat ini sedang
digalakkan oleh pemerintah Republik Indonesia. 2.
Perbuatan Terdakwa dapat merugikan negara dari sisi kelestarian sumberdaya ikan, serta tidak ada pemasukan devisa bagi negara Republik
Indonesia. Pertimbangan hakim, pada hal-hal yang meringankan sebagai berikut :
1. Terdakwa bersikap sopan selama dalam persidangan.
2. Terdakwa mengakui kesalahannya, serta tidak akan mengulangi
perbuatannya tersebut. 3.
Terdakwa telah berkeluarga, dan belum pernah dihukum oleh Pemerintah Indonesia.
Dari pembuktian yang telah diuraikan, penulis berpendapat bahwa terdakwa dalam kasus ini telah melakukan tindak pidana dalam bidang
Universitas Sumatera Utara
perikanan dengan melakukan penangkapan ikan menggunakan alat penangkap ikan yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya
ikan di kapal penangkap ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. Penulis sependapat bahwa terdakwa telah bersalah dan
diancam pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 85 Undang-Undang 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan. Menurut penulis, perbuatan terdakwa terbukti sebagaimana dakwaan
kesatu penuntut umum dan hukuman pidana penjara yang dijatuhkan oleh pengadilan tingkat pertama selama satu tahun 4 bulan. Penulis sependapat
dengan penjatuhan hukuman tersebut untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku tindak pidana perikanan nantinya. Hal ini dikarenakan perbuatan yang
dilakukan oleh terdakwa telah melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 85 Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 tentang Perikanan mengenai alat penangkap ikan illegal yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia.
Menurut penulis, pertimbangan hakim pada hal – hal yang memberatkan pada poin 2 dua, penulis setuju dengan pertimbangan tersebut
karena perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa dapat merusak kelestarian sumber daya ikan yang ada di perairan Indonesia serta mengurangi
pendapatan negara melalui pemasukan devisa yang seharusnya dilakukan oleh para pelaku usaha tangkap ikan yang melakukan penangkapan ikan di
wilayah pengelolaan perairan Repblik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penulis, pertimbangan hakim pada tingkat banding pada Pengadilan Tinggi dengan menolak segala banding yang dilakukan oleh kuasa
hukum terdakwa dan terdakwa, penulis sependapat dengan keputusan Hakim Tingkat Banding dimana banding yang dilakukan pihak terdakwa ditolak oleh
hakim, karena menurut penulis memori banding yang diajukan terdakwa dalam Pengadilan Tingkat Banding tenyata hanya merupakan pengulangan
dalam tuntutan Penuntutan Umum dan pembelaan terdakwa tidaklah merupakan hal – hal yang baru serta semua telah dipertimbangkan dengan
seksama oleh Hakim Tingkat pertama. Menurut penulis, keputusan Hakim Tingkat Bnading dengan
menguatkan keputusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Tingkat Pertama karena pembuktian kesalahan yang dilakukan oleh terdakwa terhadap tindak
pidana yang didakwakan kepadanya sudah tepat dan benar. Penulis berpendapat bahwa hukuman penjara yang seharusnya
dijatuhkan oleh Hakim Tingkat Banding seharusnya diberikan hukuman penjara yang lebih berat dimana hukuman tersebut 6 enam bulan lebih
rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum, hal it dimaksudkan untuk menimbulkan efek jera bagi para terdakwa atau nelayan baik itu perorangan
maupun korporasi baik berupa badan hukum atau tidak badan hukum sebagai tujuan dari pidana itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
111
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan yakni :
1. Ketentuan hukum pidana materiil yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan mengatur dengan jelas
didalamnya ada dua macam tindak pidana perikanan yaitu delik kejahatan dan delik pelanggaran. Dari sejumlah ketentuan pidana yang
diatur dalam UU tersebut dapat dipilah-pilah menjadi 21 macam tindak pidana perikanan. Tindak pidana perikanan selain pelakunya
orang perorangan, juga dapat berupa korporasi. Korporasi dapat menjadi pelaku tindak pidana karena yang berkecimpung dalam
bidang perikanan dalam bentuk perusahaan-perusahaan baik yang berkedudukan sebagai badan hukum maupun bukan badan hukum.
Mengenai sanksi yang dijatuhkan dalam tindak pidana perikanan hanya dapat dijatuhkan kepada pengurusnya dan pidana dendanya
ditambah 13 sepertiga dari pidana yang dijatuhkan. Tindak pidana di bidang perikanan yang dilakukan korporasi sasarannya hanya
ditujukan kepada pengurusnya saja, sedangkan korporasinya tidak dapat dijatuhi hukuman karena pengaturan demikian akan
menimbulkan banyak kelemahan. 2.
Penerapan Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan terhadap
kasus tindak pidana perikanan pada putusan Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Pontianak dengan nomor reegister
04Pid.Prkn2012PN.PTK dan Nomor 189Pid.Sus2012PT.PTK merupakan bentuk penegakan hukum terhadap tindak pidana di bidang
perikanan. Perbuatan terdakwa telah memenuhi unsur – unsur tindak pidana mengenai tindak pidana perikanan dan terdakwa dijatuhi
Universitas Sumatera Utara
hukuman pidana penjara selama 1 satu tahun 4 empat bulan dan denda sebesar Rp.1.500.000.00,- satu miliar lima ratus juta rupiah.
Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku telah sesuai dengan undang – undang.
B. Saran
1. Sebaiknya ditingkatkan fungsionalisasi peraturan dan peran dari
aparat hukum serta instansi yang terkait agar lebih berperan dalam pencegahan tindak pidana perikanan kepada masyarakat.
2. Dalam hal menerapakan pidana hendaknya diberikan hukuman yang
maksimal agar menimbulkan efek jera bagi para pelaku tindak pidana perikanan mengingat kerugian yang ditimbulkan dari praktek
illegal fishing sangatlah besar kepada negara berupa kerusakan lingkungan serta menimbulkan kerugian bagi keuangan negara. Hal
itu diperlukan agar menimbulkan rasa takut dan efek jera bagi para pelaku sehingga tidak melakukan tindak pidana di kemudian hari.
3. Sebaiknya Pengadilan Perikanan dibentuk di tiap – tiap daerah
dibawah Pengadilan Negeri agar penangangan tindak pidana perikanan dapat dapat lebih efektif.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB II KETENTUAN HUKUM PIDANA MATERIIL YANG BERKAITAN
DENGAN TINDAK PIDANA PERIKANAN DALAM UNDANG – UNDANG NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG – UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN
A. Perkembangan Pengaturan Tindak Pidana Perikanan di Indonesia