Adalah alat penangkapan ikan berbagai bentuk yang terbuat dari jaring, kayu dan besi, yang dipasang secara tetap di dasar perairan atau secara
portable dapat dipindahkan selama jangka waktu tertentu. Umumnya ikan demersal terperangkap atau secara alami tanpa cara penangkapan
khusus.
10. Alat Pengumpul Rumput Laut
Adalah alat yang digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan rumput laut, terdiri dari pisau, sabit dan alat pengaruk. Pengumpulannya dilakukan
dengan menggunakan tangan dan pisau atau sabit sebagai alat pemotong dan alat pengaruk sebagai alat pengumpul rumput laut. Hasil potongan
rumput laut dimasukkan ke dalam keranjang. Masih banyak nelayan yang belum memahami dampak dari
penyimpangan tehnik penggunaan alat penangkap ikan tersebut, maka penggunaan alat harus dilarang. Kejahatan ini disebut disebut dengan delik
dolus, karena perbuatannya harus dilakukan dengan sengaja. Kejahatannya disebut sebagai delik forma, akibat perbuatan yang berupa mengganggu dan
merusak sumber daya ikan tidak diperlukan. Dengan perbuatan yang hanya membawa atau menguasai alat penangkapan ikan atau alat bantunya dan
belum sampai menggunakan sudah dapat dikenakan Pasal 85 asalkan dilakukan diatas kapal penangkap ikan.
52
a. Alat Penangkap Ikan Yang dilarang
52
Ibid hal 35.
Universitas Sumatera Utara
Alat penangkap ikan yang dilarang oleh pemerintah antara lain :
53
1. Pukat Harimau
Jaring Trawl merupakan jenis-jenis jaring berbentuk kantong yang ditarik oleh sebuah kapal bermotor dan menggunakan alat pembuka mulut jaring
yang disebut gawang atau sepasang alat pembuka dan jaring yang ditarik oleh 2 dua buah kapal bermotor. Nama lain dikenal dengan pukat harimau, pukat
tarik, jaring tarik, jaring trawl ikan, pukat apolo, pukat langgasi dan lain sebagainya.
Alat tangkap ini merupakan alat tangkap yang produktif, untuk berbagai jenis ikan dasar utamanya udang. Dengan demikian, penggunaan jaring trawl lebih
banyak berharap kepada jenis udang putih maupun udang windu yang mahal harganya dibandingkan dengan perolehan jenis ikan. Oleh karena sifat
biologis udang senang hidup di dasar perairan dangkap dan banyak bahan organiknya, maka jaring trawl lebih banyak beroperasi di pinggir pantai,
terutama di dekat muara yang subur perairannya, karena disitulah banyak udang bermukim.
Disinilah yng menjadi pokok pangkal permasalahan timbulnya benturan kepentingan antara nng pada nelayanpengusaha jaring trawl yang pada
akhirnya mengakibatkan ketegangan sosial antara kedua kelompok tersebut. Pada saat itu, yakni penghujung tahun tujuh puluhan, ketegangan tambah
meruncing sehingga dikhawatirkan menimbulkan akibat yang semakin merugikan banyak pihak, termasuk keamanan dan kesejahteraan social
53
Djoko Tribawono, Op. Cit., hal 68.
Universitas Sumatera Utara
kelompok nelayan tradisional, maka berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1980 penggunaan jaring trawl dilarang.
Ada 3 tiga pertimbangan mendasar yang melandasi mengapa sampai dikeluarkan Keppres Nomor 39 Tahun 1980 tentang Penghapusan Jaring
Trawl, yaitu :
54
a. Pembinaan kelestarian sumber daya perikanan dasar;
b. Mendorong peningkatan produksi nelayan tradisional;
c. Menghindarkan adanya ketegangan sosial.
Sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1 sampai Pasal 9 Keppres Nomor 39 Tahun 1980; maka penghapusan kegiatan penangkapan ikan dengan
menggunakan jaring trawl tersebut dilaksanakan secara bertahap. Jangka waktu satu tahun terhitung tanggal 1 Juli 1980 sampai 1981 jumlah jaring
trawl dikurangi sehingga hanya tinggal sebanyak 1.000 seribu buah. 2.
Pukat Udang Adanya larangan penggunaan jaring trawl menyebabkan turunnya produksi
udang; dampak lanjutnya ekspor ke mancanegara cenderung turun. Mengantisipasi situasi seperti ini maka Pemerintah mencanangkan Program
Udang nasional; melalui kebijakn pengembangan tambak udang maupun penangkapan di laut untuk nelayan tradisional.
Beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam penggunaan pukat udang adalah sebagai berikut :
54
Ibid hal 69.
Universitas Sumatera Utara
a. Pukat udang hanya diperbolehkan beroperasi di Kepulauan Kei,
Tanimbar, Aru, Irian Jaya dan Laut Arafura 131 0 BT ke Timur; b.
Izin penggunaan pukat udang dikeluarkan oleh Menteri Pertanian; c.
Jumlah pukat udang yang boleh beroperasi disesuaikan dengan daya dukung sumber daya ikanudang yang ada;
d. Di luar daerah yang telah ditetapkan tersebut a tetap berlaku Keppres
Nomor 39 Tahun 1980;kecuali untuk ilmu pengetahuan; e.
Hasil sampingan yang diperoleh dalam penangkapan dengan pukat udang ini harus diserahkan kepada Perusahaan Negara untuk
dimanfaatkan. 3.
Jaring Berkantong Dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 503KptsUm711980 telah
ditetapkan pengertian tentang jaring trawl, sehingga jelas perbedaan amtara alat tangkap trawl dengan jaring berkantong lain. Ternyata perkembangan
teknologi di kalangan Nelayan Usaha Skala Kecil mengakibatkan kerugian bagi nelayan dengan skala usha kecil.
B. Kasus posisi