Derajat Swelling Latar Belakang

Kelarutan borat dari logam-logam alkali mudah larut dalam air. Borat dari logam-logam lainnya umumnya sangat sedikit larut dalam air, tetapi cukup larut dalam asam-asam dan dalam larutan amonium klorida Vogel, 1985. Asam borat digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada bedak bayi baik digunakan di rumah maupun rumah sakit sejak tahun 1880. Kegunaan zat ini sebagai buffer sangat diperlukan karena suspensi campuran talk 10 memiliki pH sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone dan timnya menyatakan bahwa serbuk talk tanpa buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis pada kulit lembut bayi. Sekitar 3-5 asam borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk yang biasanya berpusat pada lipatan-lipatan kulit bayi dan menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer Balsam, 1972.

2.9 Derajat Swelling

Swelling adalah salah satu sifat fisika yang khas dari hidrogel, menggambarkan kemampuan hidrogel dalam menyerap air. Jika polimer hidrogel mengembang swelling dalam mediumnya, ini menunjukkan bahwa hidrogel mampu menyerap medium cairnya tanpa larut didalamnya. Semakin banyak rantai yang berikatan silang dalam suatu polimer, kemampuan mengembangnya akan menurun dan gel menjadi semakin keras Patrulea et al., 2013. Hidrogel direndam dalam air suling hingga mencapai keadaan kesetimbangan. Lalu diangkat dan setelah sisa air dihilangkan, kemudian ditimbang. Pengukuran persen derajat swelling dapat ditentukan dengan rumus berikut : Persentase Swelling = x 100 Dimana W akhir adalah berat hidrogel setelah direndam dan W awal adalah berat hidrogel sebelum direndam. Selain air suling juga digunakan NaCl 0,9 , HCl 0,1 N, dan Buffer Phosphate pH 7,4 Burruano et al., 2002. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidrogel pada umumnya terbentuk oleh molekul polimer hidrofilik yang saling sambung silang melalui ikatan kimia atau gaya kohesi seperti interaksi ionik, ikatan hidrogen atau interaksi hidrofobik Lieberman et al., 1990. Hidrogel banyak diaplikasikan pada bidang kedokteran, hidrogel dimanfaatkan sebagai matrik media penyimpan-pengontrol pelepasan bahan aktif seperti obat dan sel, serta di bidang tissue engineering teknik jaringan tubuh. Hidrogel digunakan sebagai matriks untuk memperbaiki dan meregenerasi berbagai macam jaringan dan organ tubuh manusia Hoffman, 2002. Hidrogel dapat disintesis dari polimer sintetik maupun polimer alam. Polimer sintetik seperti polyhydroxyethyl methacrylate pHEMA, polyacrylamide, dan polivinil alkohol berasal dari turunan minyak bumi sehingga hidrogel yang dihasilkan cenderung sulit terurai di alam Distantina, 2014. Penggunaan hidrogel dari polimer sintetik lebih dari satu juta ton per tahun di dunia Abd El-Mohdy et al., 2009. Hal ini akan berdampak terhadap harga obat-obatan yang berbentuk hidrogel semakin mahal sehingga akan menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Berdasarkan kondisi tersebut, maka upaya pengurangan penggunaan hidrogel berbasis polimer sintetik harus segera dilakukan. Hidrogel berbahan dasar polimer alam memiliki keunggulan seperti ramah lingkungan biodegradable, tidak bersifat racun non toksik, dan bahan bakunya cukup melimpah dibandingkan polimer sintetis sehingga harganya lebih murah Distantina, 2014. Polimer alam yang berasal dari karbohidrat memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan hidrogel antara lain seperti alginate, karagenan, tragakan, pectin, xanthan gum, gellan gum, dan guar gum Lieberman et al., 1990. Polisakarida merupakan suatu biopolimer yang pertama terbentuk di bumi. Galaktomanan merupakan suatu kelompok polisakarida, yang secara khusus Universitas Sumatera Utara diproduksi dari kacang-kacangan Mathur, 2012. Seperti namanya, galaktomanan terdiri dari dua jenis unit monomer gula, yaitu mannosa dan galaktosa. Mannosa merupakan komponen utama dan galaktosa merupakan komponen pelengkap minor. Jumlah unit galaktosa pada polisakarida selalu lebih kecil dari mannosa Mathur, 2012. Salah satu sumber galaktomanan melimpah di alam adalah kolang-kaling. Kolang-kaling merupakan endosperm biji buah aren yang berumur setengah masak setelah melalui proses pengolahan. Kolang kaling adalah endosperm biji buah aren yang berumur setengah masak setelah melalui proses pengolahan. Setelah diolah menjadi kolang kaling, maka benda ini mejadi lunak, kenyal, dan berwarna putih agak bening Sunanto, 1993. Karbohidrat di dalam biji aren Arenga pinnata yang pada umumnya adalah galaktomanan memiliki berat molekul beragam, yaitu dari 6000 sampai dengan 17000 Kooiman, 1971. Galaktomanan telah diisolasi dari kolang-kaling menggunakan air suling dan pemisahan dilakukan dengan cara sentrifugasi sehingga diperoleh kadar galaktomanan sebesar 4,58 Tarigan, 2012. Pezron et al., 1988, telah meneliti interaksi-interaksi yang terjadi pada pembentukan gel reversible yang dipengaruhi oleh ion pengompleks borat dengan galaktomanan guaran. Kesavan dan Prudhomme, 1992, telah meneliti pembuatan hidrogel asam borat dan pengaruh dari reaksi ikat silang antara gum dengan senyawa borat. Selain itu, Burruano et al., 2002, meneliti sintesis guar gum ikat silang borat yang mengandung senyawa mucin dalam konsentrasi sama dengan lendir serviks sebagai pengganti lendir serviks lendir leher rahim segar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pembuatan hidrogel galaktomanan kolang-kaling yang diikat silang dengan senyawa borat yang berasal dari asam borat kemudian akan dianalisis gugus fungsi menggunakan FT-IR, morfologi permukaan menggunakan SEM Scanning Electron Microscopic, kemampuan mengembang swelling, dan ketebalan rata-ratanya. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah