BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sampel Penelitian
1. Gambaran Umum BMT
a. BMT Forsitama
KSU Syari’ah BMT Forsitama berdiri berawal dari adanya keprihatinan para tokoh masyarakat setempat terhadap kehidupan
ekonomi masyarakat sekitarnya. Banyak masyarakat sekitar yang hidup sangat sederhana bahkan masih ada di bawah garis kemiskinan. Sulitnya
pekerjaan dan susahnya membuka peluang usaha yang ada, membuat bertambahnya para usia produktif yang menganggur. Keterbatasan
permodalan untuk usaha dan susahnya memperoleh atau mengakses modal untuk usaha, sehingga membuat bertambahnya deretan usaha-
usaha mikro yang gulung tikar. Masalah-masalah tersebut di atas bagi para pemilik dana
dijadikan peluang usaha yang sangat menjanjikan, maka munculah para pemodal tersebut seolah seperti pahlawan yang akan membantu kesulitan
masyarakat terhadap kebutuhan modal usaha, tentu saja para pemilik modal tidak hanya sekedar memberikan modal secara gratis atau tanpa
memberikan keuntungan yang ringan melainkan keuntungan yang sangat memberatkan atau yang disebut RENTENIR.
Berawal dari keprihatinan terhadap fenomena yang ada di masyarakat, membuat para tokoh masyarakat sekitar terutama tokoh-
tokoh yang aktif di pengajian sering mengadakan pertemuan-pertemuan untuk membahas fenomena yang terjadi di masyarakat karena prihatin
terhadap kondisi masyarakat yang semakin hari terjerat hutang kepada rentenir.
Seringnya pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh para tokoh agama
kemudian memberikan
pencerahan, terkait
bagaimana mempersatukan visi dan misi dalam memberikan pemecahan terhadap
masalah yang ada di dalam masyarakat. Dalam perjalanannya yang sangat panjang, mulailah dibentuk sebuah organisasi yang melibatkan
pemerintah setempat mulai dari Kelurahan sampai Kecamatan dengan tujuan agar organisasi yang dibentuk secara legal dan diakui
keberadaannya oleh semua pihak. Sehingga terbentuklah organisasi kemasyarakatan yang disebut FORSITAMA yang mempunyai arti Forum
Silaturrahmi Takmir Masjid bergerak dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan keagamaan.
Dalam proses pembentukan amal usaha yang melibatkan banyak pihak mulai dari instansi pemerintah Kecamatan dan Kelurahan dan
keagamaan KUA. Dari keseluruhan rangkaian proses yang telah dilalui maka para tokoh sepakat bahwa amal usaha yang dibentuk merupakan
amal usaha yang berlandaskan syariah dengan legalitas koperasi. Maka