DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN JAMINAN KEMATIAN

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN KEMATIAN DALAM

KERANGKA BPJS KETENAGAKERJAAN

A. DASAR HUKUM DAN PENGERTIAN JAMINAN KEMATIAN

Dewasa ini peran serta pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi diberbagai sektor kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan semakin tingginya resiko yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan ketenangan kerja sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan disiplin dan produktivitas tenaga kerja. 70 Setiap pekerjaburuh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. 71 Dari sisi pengusaha juga diwajibkan menyediakan fasilitas kesejahteraan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan buruhpekerja dan keluarganya, yang mana pelaksanaanya dilihat dari kebutuhan pekerjaburuh dan ukuran kemampuan perusahaan. 72 Pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang. Disamping itu program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain: 73 a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya, 70 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Rajagrafindo Persada,2001, hal 116. 71 Lihat Pasal 99 ayat 1, Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketengakerjaan. 72 Ibid, Pasal 100 ayat 1 dan ayat 2,. 73 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal 122. Universitas Sumatera Utara b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja. Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonnomi kepada masyarakat Indonesia, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. 74 Pada akhir tahun 2004, pemerintah juga meneribtkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Tentang Sistem Jaminan Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi, “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja. Hal tersebut menjadi salah satu lahirnya PT. Jamsostek yang memiliki landasan hukum Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 1995 ditetapkanlah PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang akibat resiko sosial. 75 74 www. Jamsostek.go.id, seperti dikutip oleh Ibid. 75 Ibid, hal 123. Universitas Sumatera Utara Benda-Beckmann mengemukakan konsep umum tentang jaminan sosial adalah sebagai berikut: 76 Menurut imam soepomo, Konsep perlindungan tenaga kerja : Social security refers to the social phenomena with which the abstract domain of social security is filled, efforts of individuals, groups of individuals and organizations to overcome insecurities relate to their existence, that is, concering food and water, shelter, care and physical dan mental health, education and income, to the extent that the contingencies are not considered a purely individual responsibility, as well as intended and unintended consequences of these efforts. Jaminan sosial mengacu pada gejala-gejala sosial yang mengisi ranah jaminan sosial yang abstrak, yaitu upaya-upaya individu, kelompok- kelompok perorangan dan organisasi untuk menanggulangi ketidakpastian yang menyangkut eksistensi mereka, yaitu, yang berkenaan dengan air dan makanan, tempat perlindungan, pemeliharaan dan kesehatan fisik secara mental, pendapatan dan pendidikan, selama kemungkinan itu tidak dianggap sebagai tanggung jawab perseorangan semata, dan juga konsekuensi-konsekuensi yang dimaksud maupun tidak dimaksud dari upaya-upaya tersebut. 77 a. Perlindungan Ekonomis Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja diluar kehendaknya. b. Perlindungan Sosial Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi. c. Perlindungan Teknis 76 Anne Friday, Hubungan Perburuhan di Sektor Informal, Bandung: Safaria Akatiga, 2003, hal 67. 77 Andi Fariana, Aspek Legal Sumner Daya Manusia Menurut Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012, hal 39. Universitas Sumatera Utara Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja. Jaminan sosial tenaga kerja adalah jaminan yang menjadi hak tenaga kerja berbentuk tunjangan berupa uang, pelayanan dan pengobatan yang merupakan pengganti penghasilan yang hilang atau berkurang sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal dunia dan mengganggur. Oleh karena jangkauan program jaminan sosial tenaga kerja sangat luas. Maka penyelenggaraannya dilakukan secara bertahap, dengan sendirinya bagi perusahaan yang belum menjadi peserta asuransi sosial tenaga kerja jaminan-jaminan tersebut tetap menjadi tanggung jawab perusahaan itu sendiri. 78 Pengusaha diizinkan untuk tidak mengikuti salah satu dari program jaminan sosial tenaga kerja dengan syarat program jaminan sosial bagi pekerjanya telah dilakukan dengan lebih baik dibandingkan program yang diselenggarakan oleh pihak penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja. 79 Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem jaminan sosial yang ditetapkan di Indonesia dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004, yang mana jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia guna menjamin warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia HAM tahun 1948 dan Konvensi ILO Nomor 102 Tahun 1952. Kehadiran Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional tersebut untuk menggantikan program-program jaminan sosial yang sebelumnya ada Askes, Jamsostek, Taspen dan Asabri yang dinilai kurang berhasil memberikan manfaat berarti kepada penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang 78 Sendjun H.Manullang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Jakarta: Rineke Cipta, 2012, hal 131. 79 Andi Fariana, Op Cit, hal 38. Universitas Sumatera Utara baiknya tata kelola manajemen program tersebut. Program-program yang dikelola oleh Sistem Jaminan Sosial Nasional tersebut antara lain adalah Jaminan Hari Tua JHT, Jaminan Kecelakaan Kerja JKK, Jaminan Kematian JK dan Asuransi kesehatan nasional, yang mencakup seluruh warga negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka pekerja sektro formal, informal, maupun wiraswastawan. 80 Sistem Jaminan Sosial Nasional dibuat sesuai dengan “paradigma tiga pilar” yang direkomendasikan oleh Organisasi Perburuhan Internasional ILO, yaitu: 81 a. Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat yang terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat terjadi bencana alam, konflik sosial, menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari APBN dan dana masyarakat setempat. b. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh iuran yang ditarik dari perusahaan dan pekerja. Iuran ini harus dibayar oleh peserta ditetapkan berdasarkan tingkat pendapatangaji, dan berdasarkan suatu standar hidup minimum yang berlaku di masyarakat. c. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat dibeli oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran wajib. Iuran untuk program asuransi swasta ini berbeda menurut analisis resiko dari setiap peserta. Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar yang layak bagi setiap peserta danatau anggota 80 http:Wikipedia.comsistem-jaminan-nasional.html diakses pada 13 Januari 2016, pukul 20.04 wib 81 Ibid Universitas Sumatera Utara keluarganya. 82 Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip: 83 a. Kegotong-royongan, maksudnya adalah peserta yang lebih mampu akan membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang mempunyai resiko lebih kecil akan membantu peserta yang memiliki resiko lebih besar, dan mereka yang sehat akan membantu yang sakit. b. Nirlaba, maksudnya adalah dana amanah ini harus bersifat nirlaba dan dipergunakan untuk memenuhi jaminan sosial seluruh peserta. c. Keterbukaan, maksudnya adalah pengurangan resiko, akuntabilitas, efesiensi dan efektifitas, sehingga dana pengelolaan ini akan digunakan sebagai dasar pengelolaan program Jamsosnas. d. Kehati-hatian, e. Akuntabilitas, f. Potabilitas, maksudnya adalah peserta akan terus menjadi anggota program jaminan sosial nasional tanpa memperdulikan besar pendapatan dan status kerja pekerja, dan akan terus menerima manfaat tanpa memperdulikan besar pendapatan dan status keluarga peserta sepanjang memenuhi criteria tertulis untuk menerima manfaat program tersebut. g. Kepersertaan bersifat wajib, maksudnya adalah seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan diwajibkan untuk berpartisipasi dalam program jaminan sosial nasional. h. Amanat, maksudnya adalah dana yang dikumpulkan dari peserta akan dikelola oleh beberapa badan penyelengara jaminan sosial dalam sebuah dana amanah yang akan dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh pesrta. i. Hasil pengelolaan dana Jaminan Sosial Nasional dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. 84 82 Lihat Pasal 3, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 83 Ibid, Pasal 4. Universitas Sumatera Utara Adapun jenis program Jaminan Sosial meliputi : 85 a. Jaminan Kesehatan, b. Jaminan Kecelakaan Kerja, c. Jaminan Hari Tua, d. Jaminan Pensiun, dan e. Jaminan Kematian. Jaminan kematian adalah manfaat uang tunai yang dterima oleh ahli waris pekerja ketika pekerja tersebut meninggal dunia bukan akibat dari kecelakaan kerja. 86 Ruang lingkup kecelakaan pada waktu kerja meliputi: 87 a. Pada waktu kerja • Yang termasuk dalam kecelakaan pada waktu kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju ke tempat kerja atau pulang dari tempat kerja ke rumah melalui jalan yang biasa di tempuh dan wajar. • Kecelakaan yang terjadi pada waktu melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas, kewajiban dan tanggungjawab sehari-hari yang diberikan oleh perusahaan di tempat kerja maupun di luar tempat kerja selama waktu kerja. • Kecelakaan yang terjadi di luar jam kerja tetapi masih dalam waktu kerja seperti jam istirahat sebagaimana diatur dalam undang- undang. • Kecelakaan yang terjadi dalam tugas di luar kotanegeri yaitu selama perjalanan dari rumahtempat kerja menuju ke tempat dan perjalanan pulang kembali sesuai dengan surat tugas yang diberikan dan selama menjalankanpekerjaan di tempat tujuan. Semua kecelakaan kerja yang terjadi di tempat 84 Wkipedia, Op Cit. 85 Ibid, Pasal 18. 86 Lihat pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian. 87 Asri Wijayanti, Op Cit, hal 128-129. Universitas Sumatera Utara penugasanpendidikan merupakan kecelakaan kerja, di luar itu yang termasuk kecelakaan kerja hanya terbatas selama yang bersangkutan berangkat dari tempat penginapanpemondokan menuju ke tempat kerja sampai pulang kembali, kecuali dapat dibuktikan bahwa kecelakaan yang terjadi di luar pengertian tersebut ada hubungannya dengan tugas dan tanggungjawab yang bersangkutan. • Kecelakaan yang terjadi pada waktu melakukan kerja lembur yang harus dibuktikan dengan surat perintah lembur. • Perkelahian di tempat kerja dapat dianggap kecelakaan kerja. b. Di luar waktu kerja • Kecelakaan yang terjadi pada waktu melaksanakan kegiatan olahraga yang harus dibuktikan dengan surat tuga dari perusahaan. • Kecelakaan yang terjadi pada waktu mengikuti pendidikan yang merupakan tugas dari perusahaan dan haru dibuktikan dengan surat tugas. Kecelakaan yang terjadi di sebuah perkemahan yang berda di lokasi kerja basecamp, jurnal diluar jam kerja dan di luar waktu kerja tidur, istirahat . Serta yang bersangkutan bebas dari setiap urusan pekerjaan. Jika kecelakaan terjadi di luar radius HPHareallokasi harus ada surat tugas. c. Meninggal mendadak, suatu kasus meninggal mendadak dapat dikategorikan akibat kecelakaan dalam hubungan kerja akibat tenaga kerja karana suatu alasan, baik di lokasi kerja maupun dalam perjalanan menuju dan dari lokasi kerja, tanpa sempat mengalami rawat inap atau mengalami rawat inap, tetapi tidak melebihi 24 jam terhitung sejak pada jam di tangan dokterparamedis, langsung meninggal dunia. Sehingga yang termasuk di dalam keadaan meninggal bukan pada waktu kerja adalah keadaan-keadaan yang berada di luar dari ketentuan di atas. Universitas Sumatera Utara Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris pekerja yang meninggal dunia. 88 Badan penyelenggara jaminan sosial adalah badan hukum yang dibentuk untuk menjalankan program jaminan sosial.

B. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL BPJS SEBAGAI PENGELOLA JAMINAN KEMATIAN.