Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santunan
kematian yang dibayarkan kepada ahli waris pekerja yang meninggal dunia.
88
Badan penyelenggara jaminan sosial adalah badan hukum yang dibentuk untuk menjalankan program jaminan sosial.
B. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL BPJS SEBAGAI PENGELOLA JAMINAN KEMATIAN.
89
Badan penyelenggara jaminan sosial harus dibentuk melalui undang-undang.
90
Pada erajaman tersebut, berdasarkan Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, badan hukum yang
dibentuk untuk melakukan pengelolaan terhadap Dana Jaminan Sosial Nasional adalah :
91
a. Perusahaan Perseroan Persero Jaminan Sosial Tenaga Kerja
JAMSOSTEK b.
Perusahaan Perseroan Persero Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri TASPEN
c. Perusahaan Perseroan Persero Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia ASABRI d.
Perusahaan Perseroan Persero Asuransi Kesehatan Indonesia ASKES Namun undang-undang tidak memberikan batasan terhadap dibentuknya lagi
badan penyelenggara jaminan sosial tersebut, dikarenakan apabila dibutuhkan maka dapat dibentuk badan penyelenggara jaminan sosial yang baru dengan
undang-undang.
92
88
Op Cit, Pasal 43 ayat 1 dan 2, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
89
Ibid., Pasal 1 ayat 6,
90
Ibid., Pasal 5 ayat 1,
91
Ibid., Pasal 5 ayat 3,
92
Lihat Pasal 5 ayat 4,
Universitas Sumatera Utara
Sebelumya pada tanggal 17 Februari 1992 telah dikeluarkan Undang- undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Adapun
yang menjadi pertimbangan dari dikeluarkannya Undang-undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja tersebut antara lain dengan adanya pembangunan nasional dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, untuk mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera, adil,
makmur, dan merata, baik materill maupun spiritual guna memberikan bagi pekerja yang melaksanakan pekerjaannya, baik dalam hubungan kerja maupun di
luar hubungan kerja, sehingga untuk mencapai hal tersebut diperlukan undang- undang yang mengatur tentang jaminan sosial tenaga kerja.
93
Pembentukkan Undang-undang Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ini merupakan pelaksanaan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, setelah putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007PUU-III2005, guna memberikan kepastian hukum
bagi pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ini BPJS untuk melaksanakan program jaminan sosial di seluruh Indonesia. Undang-undang BPJS
ini merupakan pelaksanaan dari Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang
mengamanatkan pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan
sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian,
akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta sehingga pada tanggal 25 November 2011 dikeluarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
93
Asri Wijayanti, Op Cit, Hal 125.
Universitas Sumatera Utara
transformasi kelembagaan PT Askes Persero, PT Jamsostek Persero, PT TASPEN Persero, dan PT ASABRI Persero menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Transformasi tersebut diikuti dengan adanya pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban.
94
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional memberikan amanat bahwa untuk melakukan pengurusan terhadap Dana
Sosial wajib dikelola dan dikembangkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial secara optimal dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas,
kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai. Dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS dibentuk 2
dua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS
Ketenagakerjaan yang meyelenggarakan program-program yang sebelumnya dilaksnakan oleh PT Persero Jamsostek, yaitu program jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pension. Dengan terbentuknya kedua BPJS tersebut jangkauan kepesertaan program jaminan sosial
diperluas secara bertahap.
95
Sehingga terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dilakukan pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan oleh instansi yang berwenang sesuai denga ketentuan peraturan perundang-undangan.
96
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Tentang BPJS pasal 5, merupakan badan hukum publik yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
97
94
Lihat Penjelasan Umum, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS.
95
Op Cit., Pasal 47 ayat 1, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
96
Ibid, Pasal 51.
97
Op Cit., Pasal 7 ayat 1 dan ayat 2, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Universitas Sumatera Utara
BPJS ketenagakerjaan yang menggantikan peran PT Pesero Jamsostek dalam melakukan pengelolaan terhadap program-program jaminan sosial tenaga
kerja, yang salah satunya adalah program jaminan kematian, bertugas untuk :
98
a. Melakukan danatau menerima pendaftaran peserta,
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja,
c. Menerima bantuan iuran dari pemerintah,
d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta,
e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta jaminan sosial,
f. Membayarkan manfaat danatau membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan sosial, g.
Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada peserta dan masyarakat
Dalam melakukan tugasnya, BPJS berwenang untuk:
99
a. Menagih pembayaran iuran,
b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan
jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai,
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan
pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Jaminan Sosial Nasional,
d. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan,
e. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang
tidak memenuhi kewajibannya, f.
Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi
kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
98
Ibid., Pasal 10.
99
Ibid., Pasal 11.
Universitas Sumatera Utara
g. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan
program jaminan sosial. Untuk melakukan kewenangannya tersebut, maka BPJS memiliki hak
untuk :
100
a. Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang
bersumber dari Dana Jaminan Sosial danatau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
b. Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program
Jaminan Sosial dari Dewan Jaminan Sosial Nasional DJSN setiap 6 enam bulan
Sesuai dengan hak yang dimilikinya, maka BPJS memiliki kewajiban untuk :
101
a. Memberikan nomor identitas tunggal kepada peserta,
b. Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesar-
besarnya kepentingan peserta, c.
Memberikan informasi melaui media massa cetak dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya,
d. Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan Undang-
undang Sistem Jaminan Sosial Nasional e.
Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku,
f. Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk
mendapatkan hak dan memnuhi kewajibannya, g.
Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan pengembangannya 1 satu kali dalam 1 satu tahun,
h. Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pension 1
satu kali dalam 1 satu tahun,
100
Ibid., Pasal 12.
101
Ibid., Pasal 13.
Universitas Sumatera Utara
i. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik akturia yang
lazim dan berlaku umum, j.
Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam penyelenggaraan jaminan sosial,
k. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan,
secara berkala 6 enam sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang merupakan badan hukum publik memiliki strukturorgan kepengurusan seperti badan hukum publik lainnya,
yaitu:
102
a. Dewan pengawas
1. Terdiri atas 7 tujuh orang dari kalangan professional yang
diangkat dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang diketuai oleh 1 satu orang, memiliki masa jabatan masing-masing
selama 5 lima tahun dan dapat dianggkat kembali untuk 1 satu kali masa jabatan.
2. Memiliki tugas untuk :
− Melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan BPJS
dan kinerja Direksi, −
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan Dana Jaminan Sosial oleh Direksi,
− Memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada
Direksi mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS,
− Menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan
Jaminan Sosial sebagai bagian dari BPJS kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN,
3. Memiliki kewenangan untuk :
102
Ibid., Bab VI.
Universitas Sumatera Utara
− Menetapkan rancangan kerja anggaran tahunan BPJS,
− Mendapatkan danatau meminta laporan dari Direksi,
− Mengakses data dan informasi mengenai penyelenggaraan
BPJS, −
Melakukan penelaahan terhadap data dan informasi mengenai penyelenggaran BPJS,
− Memberikan saran dan rekomendasi kepada Presiden
mengenai kinerja Direksi b.
Direksi 4.
Terdiri dari paling sedikit 5 lima orang dari unsur profesional, yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, yang diketuai oleh
1 satu orang Direksi Utama yang ditunjuk oleh Presiden, yang masing-masing memiliki masa jabatan 5 lima tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 satu kali masa jabtan. 5.
Memiliki tugas untuk : −
Melaksanakan pengelolaan BPJS yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi,
− Mewakili BPJS di dalam dan di luar pengadilan,
− Menjamin tersedianya akses dan fasilitas bagi Dewan
Pengawas untuk melaksanakan fungsinya 6.
Memiliki kewenangan untuk: −
Melaksanakan wewenang BPJS, −
Menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi, tata kerja organisasi dan sistem kepegawaian,
− Menyelenggarakan manejemen kepegawaian BPJS
termasuk mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan pegawai BPJS serta menetapkan penghasilan pegawai
BPJS, −
Mengusulkan kepada Presiden penghasilan bagi Dewan Pengawas dan Direksi,
Universitas Sumatera Utara
− Menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan
jasa dalam rangka penyelenggaraan tugas BPJS dengan memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas,
efesisensi dan efektivitas, −
Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling banyak Rp 100.000.000.000 seratus miliar rupiah dengan
persetujuan Dewan Pengawas, −
Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp 100.000.000.000 seratus milyar rupiah sampai dengan
Rp 500.000.000.000 lima ratus milyar rupiah dengan persetujuan Presiden,
− Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari
Rp 500.000.000.000 lima ratus milyar rupiah dengan persetuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
PT Persero Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014, sehingga:
103
a. PT Persero Jamsostek dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset
dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Persero Jamsostek diserahkan kepada BPJS Ketenagakerjaan,
b. Semua pegawai PT Persero Jamsostek beralih menjadi pegawai BPJS
Ketengakerjaan, c.
Menteri BUMN selaku RUPS mengesahkan laporan keuangan akhir PT Persero Jamsostek setelah diaudit oleh akuntan publik dan Menteri
Keuangan mengesahkan posisi laporan keuangan pembukaan BPJS Ketenagakerjaan dan laporan posisi keuangan pembukaan dana jaminan
ketenagakerjaan, d.
BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program Jaminan Kecelakaan Kerja, program Jaminan Hari Tua, Program Jaminan Kematian yang
103
Ibid., Pasal 62-63.
Universitas Sumatera Utara
selama ini dilakukan oleh PT Persero Jamsostek termasuk menerima keanggotaan peserta baru sampai terselenggarnya BPJS Ketenagakerjaan
paling lama 1 Juli 2015 e.
Untuk pertama kali, Dewan Komisaris dan Direksi PT Persero Jamsostek diangkat menjadi Dewan Pengawas dan Direksi BPJS Ketenagakerjaan
untuk jangka waktu paling lama 2 dua tahun setelah beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan.
C. JAMINAN KEMATIAN SEBAGAI BAGIAN DARI BPJS KETENAGAKERJAAN.