BAB IV TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM
PEMENUHAN JAMINAN KEMATIAN PEKERJA Studi pada PT. Daya Labuhan Indah
A. SYARAT DAN MEKANISME PENDAFTARAN DAN PEMENUHAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEKERJA PT. DAYA LABUHAN
INDAH
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di Indonesia wajib mengikuti program jaminan sosial. Bahkan terhadap
pihak pemberi kerja juga diwajibkan untuk mendaftarkan dirinya dan pekerjanya beserta anggota keluarganya kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sesuai
dengan program yang diikuti. Pemberi kerja yang dimaksud adalah pemberi kerja selain negara, yang terdiri dari:
108
a. Orang, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri, b.
Orang, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya ,
c. Orang, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia,
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Terhadap pemberi kerja yang tidak melaksanakan ketentuan tersebut terancam sanksi berupa teguran tertulis, denda, danatau tidak mendapatkan pelayanan
publik tertentu. Pemberi kerja wajib memungut iuran jaminan sosial ketenagakerjaan dari pekerja dan menyetorkannya kepada Badan Penyelenggara
108
Lihat Pasal 1 angka 17, Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengawasan dan Pemeriksaan Atas Kepatuhan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Jaminan sosial dan kepada peserta yang bukan pekerja maka diwajibkan membayar dan menyetorkan iuran langsung kepada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
109
Terhadap peserta penerima upah, besaran iuran Jaminan Kematian sebesar 0,30 nol koma tiga puluh persen dari upah sebulan, iuran tersebut disetorkan
oleh pemberi kerja selain penyelenggara negara.
110
Dan apabila peserta bukan pekerja penerima upah, maka besaran iuran Jaminan Kematian tiap bulan adalah
Rp 6.800 enam ribu delapan ratus rupiah yang dibayarkan langsung oleh peserta tersebut.
111
Terhadap pemenuhan Jaminan Kematian, ahli waris wajib melaporkan dan mengajukan permohonan pembayaran manfaat Jaminan Kematian kepada pemberi
kerja dengan melampirkan :
112
a. Fotokopi kartu tanda penduduk KTP,
b. Surat keterangan kematian dari pejabat yang berwenang,
c. Fotokopi kartu keluarga,
d. Surat keterangan ahli waris dari pejabat yang berwenang,
e. Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan
Berdasarkan pelaporan dan pengajuan yang diajukan tersebut, maka pihak pemberi kerja wajib memenuhi manfaat Jaminan Kematian tersebut kepada ahli
waris pekerja paling lama 3 tiga hari sejak dipenuhinya persyaratan secara lengkap dan benar kepada pemberi kerja.
113
109
Op Cit., bab V, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
110
Op Cit., Pasal 18, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
111
Ibid,. Pasal 20 ayat 3.
112
Op Cit., Pasal 13 ayat 1, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, dan Jamina n Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah.
113
Ibid., Pasal 13 ayat 2.
Dalam hal BPJS Ketenagakerjaan tidak memenuhi kewajiban pemenuhan manfaat Jaminan Kematian sejak 3 tiga
hari dipenuhinya persyaratan secara lengkap kepada BPJS Ketenagakerjaan, maka
Universitas Sumatera Utara
kepada BPJS dikenakan ganti rugi sebesar 1 satu persen dari nilai nominal manfaat untuk setiap hari keterlambatan dan dibayarkan kepada ahli waris
penerima manfaat Jaminan Kematian.
114
Setiap pemberi kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta dalam program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Terhadap PT Daya Labuhan Indah, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara, syarat dan mekanisme pendaftaran serta
pembayaran Jaminan Kematian sesuai dengan yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku, yaitu, terhadap pendaftarannya dilakukan oleh pihak
Direksi PT. Daya Labuhan Indah, dengan iuran sebesar 0,30 nol koma tiga puluh persen dari gajiupah yang diterima oleh pekerja tersebut. Dan untuk
pemenuhan Jaminan Kematian, pihak Direksi PT Daya Labuhan Indah memprioritaskan pemenuhan dari pihak pemberi kerja terlebih dahulu tanpa harus
menunggu pemenuhan dari pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial terlebih dahulu.
B. TANGGUNG JAWAB DIREKSI PT DAYA LABUHAN INDAH DALAM PEMENUHAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEKERJA PT DAYA
LABUHAN INDAH
115
Pemberi Kerja wajib melaporkan kepada BPJS Ketenagakerjaan apabila terjadi :
116
a. Perubahan data perusahaan,
b. Perubahan data pekerja,
114
Op Cit., Pasal 40 ayat 3, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
115
Ibid., Pasal 4 ayat 1.
116
Op Cit., Pasal 4 ayat 2 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan
Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah.
Universitas Sumatera Utara
c. Penambahan pekerja,
d. Pengurangan pekerja karena pekerja berhenti bekerja atau meninggal
dunia, e.
Perubahan upah pekerja. Pemberi kerja selain penyelenggara negara yang belum mengikutsertakan
pekerjanya dalam program BPJS dalam hal ini program Jaminan Kematian kepada BPJS Ketenagakerjaan, bila terjadi resiko terhadap pekerjanya, pemberi kerja
selain penyelenggara negara wajib membayar hak pekerja sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah yang mengaturnya.
117
Apabila dalam hal ini pemberi kerja menunggak iuran selama 3 tiga bulan berturut-turut dan
pekerjanya meninggal dunia bukan akibat kerja, maka pemberi kerja diwajibkan terlebih dahulu melakukan pemenuhan Jaminan Kematian kepada pekerja dan
apabila iuran telah diselesaikan, baru pekerja dapat melakukan penagihan kepada pihak BPJS.
118
Terkait dengan PT Daya Labuhan Indah, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dengan direksi dari perusahaan tersebut,
menyatakan bahwa terkait pendaftaran dan pemenuhan Jaminan Kematian para pekerjanya sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Hal ini berarti pemberi kerja, dalam hal ini direksi bertanggung jawab secara penuh apabila terjadi kesalahan dalam pengelolaan terhadap Jaminan
Kematian dari pekerjanya, terlebih apabila direksi tersebut tidak mendaftarkan pekerjanya dalam program Jaminan Kematian dikarenakan peraturan engan jelas
mengatakan bahwa setiap pekerja wajib untuk mengikuti program Jaminan Sosial Nasional dalam hal ini termasuk program Jaminan Kematian.
117
Op Cit., Pasal 8 ayat 3 dan Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian serta Pasal 12 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jamina n Hari Tua Bagi Peserta
Penerima Upah.
118
Ibid., Pasal 41 ayat 1 dan ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan tiap pekerjanya langsung didaftarkan dalam program Jaminan Kematian ketika melakukan perjanjian kerja dengan pihak perusahaan.
C. AKIBAT HUKUM BAGI PEKERJA YANG TIDAK MEMILIKI JAMINAN KEMATIAN