IV.4. ANALISIS HASIL PERHITUNGAN
Perencanaan tebal perkerasan dengan menggunakan metode Bina Marga yang direncanakan dengan struktur empat lapis dan struktur dua lapis full depth
setelah dievaluasi menggunakan program KENPAVE menghasilkan jumlah repetisi beban yang jauh berbeda. Pada struktur empat lapis jumlah repetisi beban
yang dihasilkan lebih kecil dari struktur dua lapis full depth. Tebal perkerasan dengan struktur empat lapis jumlah repetisi beban yang dihasilkan untuk semua
variasi lebih kecil dari repetisi beban rencana, sehingga disimpulkan tebal perkerasan tidak mampu menahan beban lalu lintas rencana, sedangkan yang
direncanakan dengan struktur dua lapis full depth pada beberapa variasi menghasilkan jumlah repetisi beban yang lebih besar dari beban lalu lintas
rencana, hal ini dapat disebabkan karena perbedaan antara metode empiris Bina Marga dan metode Mekanistik.
Perbedaan antara metode empiris Bina Marga dengan metode mekanistik program KENPAVE adalah Pada metode empiris Bina Marga parameter CBR
tanah dasar, beban lalu lintas rencana, nilai reliabilitas, Indeks Permukaan, koefisien drainase dan parameter lainnya menentukan ketebalan perkerasan yang
diperlukan, sedangkan pada metode mekanistik program KENPAVE parameter struktural modulus elastisitas dan poisson ratio, beban statik, dan tebal
perkerasan yang menjadi kriteria perencanaan tebal perkerasan.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah grafik hubungan nilai CBR dan Beban lalu lintas rencana terhadap jumlah repetisi beban menggunakan program KENPAVE.
Grafik Jumlah Repetisi Beban Struktur Empat Lapis
Grafik 4.2. Hubungan Tebal Perkerasan dan beban lalu lintas rencana 0.5 × 10
6
dengan jumlah repetisi beban.
Grafik 4.3. Hubungan Tebal Perkerasan dan beban lalu lintas rencana 25 × 10
6
dengan jumlah repetisi beban.
100000 200000
300000 400000
500000 600000
100000 200000
300000 400000
500000 600000
2 4
6 8
10
R e
p e
tis i
B e
b an
CBR
Beban Lalu Lintas Rencana 0.5 × 106
Nf Nd
R e
p e
tis i
B e
b an
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000 30000000
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000
2 4
6 8
10
R e
p e
tis i
B e
b an
CBR
Beban Lalu Lintas Rencana 25 × 106
Nf Nd
R e
p e
tis i
B e
b an
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.4. Hubungan Tebal Perkerasan dan beban lalu lintas rencana 200 × 10
6
dengan jumlah repetisi beban.
Grafik Jumlah Repetisi Beban Struktur Dua Lapis full depth
Grafik 4.5. Hubungan variasi CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 0.5 × 10
6
dengan jumlah repetisi beban.
50000000 100000000
150000000 200000000
250000000 300000000
350000000
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
14000000 16000000
2 4
6 8
10
R e
p e
tis i
B e
b an
CBR
Beban Lalu Lintas Rencana 200 × 106
Nf Nd
R e
p e
tis i
B e
b an
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000 4000000
2 4
6 8
10
R e
p e
tis i
B e
b an
CBR
Beban Lalu Lintas Rencana 0,5 × 106
Nf Nd
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.6. Hubungan variasi CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 25 × 10
6
dengan jumlah repetisi beban.
Grafik 4.7. Hubungan variasi CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana 200 × 10
6
dengan jumlah repetisi beban.
Dari grafik hubungan variasi CBR tanah dasar dan beban lalu lintas rencana dengan jumlah repetisi beban diatas dapat dilihat bahwa tebal
perkerasan pada CBR tanah dasar yang kecil menghasilkan repetisi beban
5000000 15000000
25000000 35000000
45000000 55000000
65000000 75000000
2 4
6 8
10
R e
p e
tis i
B e
b an
CBR
Beban Lalu Lintas Rencana 25 × 106
Nf Nd
100000000 200000000
300000000 400000000
500000000 600000000
2 4
6 8
10
R e
p e
tis i
B e
b an
CBR
Beban Lalu Lintas Rencana 200 × 106
Nf Nd
Universitas Sumatera Utara
yang besar, sedangkan pada CBR tanah dasar yang besar menghasilkan jumlah repetisi beban yang kecil. Hal ini terjadi karena perencanaan tebal
perkerasan dengan menggunakan metode Bina Marga pada CBR tanah dasar yang kecil menghasilkan tebal perkerasan yang besar, dengan
menggunakan program KENPAVE tebal perkerasan yang besar regangan yang dihasilkan kecil dan dihasilkan jumlah repetisi beban yang besar,
sedangkan pada CBR tanah dasar yang besar menghasilkan tebal perkerasan yang kecil sehingga regangan yang di hasilkan besar dan
menghasilkan jumlah repetisi beban yang kecil.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN