BAB I PENDAHULUAN
I.1. UMUM
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pembangunan jalan Daendels pada Zaman Belanda, yang
di bangun dari Anyer di Banten Sampai Panarukan di Banyuwangi Jawa Timur yang diperkirakan sepanjang 1000 km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan
kerja paksa pada akhir abad 18. Tujuan pembangunan pada saat itu terutama untuk kepentingan strategi dan dimasa tanam paksa untuk memudahkan pengangkutan
hasil bumi. Jalan Daendels tersebut belum direncanakan secara teknis baik geometrik maupun perkerasannya. Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat
pada jaman keemasan Romawi. Pada saat itu telah mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan.
[6]
Konstruksi perkerasan jalan saat ini pada umumnya ada dua jenis yaitu perkerasan lentur flexible pavement dan perkerasan kaku rigid pavement.
Selain dari kedua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis gabungan composite pavement yaitu perpaduan antara lentur dan kaku. Perencanaan
konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan antara perencanaan untuk jalan baru dan untuk peningkatan jalan lama yang sudah pernah diperkeras.
[5]
Pada saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satunya adalah pembangunan jalan baru dan perbaikan jalan
lama peningkatan untuk sarana transportasi darat. Dari tahun ke tahun jumlah
Universitas Sumatera Utara
jalan yang akan dibangun dan diperbaiki semakin meningkat seiring dengan pesatnya pertumbuhan sarana transportasi, khususnya transportasi darat.
I.2. LATAR BELAKANG
Jaringan Jalan Raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk
kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan
meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah- daerah terpencil.
[5]
Persyaratan dasar suatu perkerasan jalan pada hakekatnya adalah dapat menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata, konstruksi yang kuat, sehingga
dapat menjamin kenyamanan dan keamanan yang tinggi untuk masa pelayanan umur jalan yang cukup lama yang memerlukan pemeliharaan sekecil-kecilnya
dalam berbagai keadaan.
[5]
Sehingga sangat diperlukan perencanaan perkerasan jalan yang baik dengan melakukan kajian dan penelitian tentang perkerasan lentur.
Di Indonesia metode yang digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan jalan adalah metode empiris Analisa Komponen 1987 yang telah digunakan sejak
lama di Indonesia. Metode Analisa Komponen 1987 adalah metode yang bersumber dari AASHTHO ’72 dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi berbagai
faktor di Indonesia. Metode Analisa Komponen 1987 merupakan acuan yang digunakan di
Indonesia sampai akhirnya dikeluarkan Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt. T-01-2002-B yang bersumber dari AASHTHO 1993 dan Manual
Universitas Sumatera Utara
Desain Perkerasan Jalan No. 22.2 KPTSDb2012 yang merupakan pelengkap pedoman desain perkerasan Pt. T-01-2002-B.
[8]
Mulai akhir tahun 70-an, bersamaan dengan diselenggarakannya Konferensi ISAP di Ann Harbour, Michigan Amerika Serikat, diperkenalkan
beberapa Metoda Mekanistik oleh beberapa peneliti dan universitas terkemuka didunia.
Secara umum, metoda desain analitis lebih baik dibandingkan dengan metoda desain empiris karena dapat menganalisis kondisi lingkungan setempat
dengan lebih rasional dan dapat menyeimbangkan antara geometrik struktur perkerasan dengan kualitas bahan perkerasan yang tersedia.
[2]
Prinsip utama dari Metode Mekanistik adalah mengasumsikan perkerasan jalan menjadi suatu struktur “multi-layer elastic structure” untuk perkerasan
lentur dan suatu struktur “beam on elastic foundation” untuk perkerasan kaku. Akibat beban kendaraan yang bekerja diatasnya, yang dalam hal ini dianggap
sebagai beban statis merata, maka akan timbul tegangan stress dan regangan strain pada struktur tersebut. Lokasi tempat bekerjanya teganganregangan
maksimum akan menjadi kriteria perancangan tebal struktur perkerasan. Tegangan stress, regangan strain, dan lendutan deflection adalah respon dari material
perkerasan yang mengalami pembebanan.
[9]
Perhitungan respon Tegangan stress, regangan strain, dan lendutan deflection pada setiap lapisan untuk suatu perkerasan adalah sangat kompleks
yang membutuhkan ketelitian sangat tinggi sehingga akan rumit dilakukan dengan cara manual. Untuk itu diperlukan perhitungan dengan menggunakan bantuan
komputer.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu program bantu komputer yang sudah ada adalah program KENPAVE yang dikembangkan oleh Dr. Yang H. Huang P.E Professor Emeritus
of Civil Engineering University of Kentucky. Program ini merupakan program analisis untuk perkerasan yang berdasarkan pada metode mekanistik
[7]
. Program KENPAVE memiliki keunggulan dari program lain karena program ini lebih user
friendly, dapat dijalankan dengan mudah dengan memasukkan input yang
diperlukan, dan program ini dapat menganalisis perkerasan sampai 19 lapisan.
I.3. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN