yang direncanakan. Pada perencanaan VI sampai perencanaan X dengan beban lalu lintas rencana 25 × 10
6
hanya pada perencanaan VI dan VII yang menghasilkan jumlah repetisi beban Nf dan Nd lebih besar dari beban lalu lintas
rencana, perencanaan VII, perencanaan IX, dan Perencanaan X jumlah repetisi beban yang dihasilkan lebih kecil dari beban lalu lintas yang direncanakan. Pada
perencanaan XI sampai XV dengan beban lalu lintas rencana 200 × 10
6
hanya pada perencanaan XI yang menghasilkan repetisi beban Nf dan Nd lebih besar
dari beban lalu lintas yang direncanakan, sedangkan pada perencanaan XII sampai XV jumlah repetisi beban yang dihasilkan lebih kecil dari beban lalu lintas
rencana.
IV.3. PERENCANAAN TEBAL
PERKERASAN LENTUR
MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE
Perencanaan tebal perkerasan yang direncanakan dengan menggunakan metode Bina Marga setelah dievaluasi dengan menggunakan program KENPAVE
tidak mampu menahan beban lalu lintas yang direncanakan. Tebal perkerasan direncanakan ulang menggunakan program KENPAVE untuk mendapatkan tebal
perkerasan yang mampu menahan beban lalu lintas yang direncanakan. Perencanaan tebal perkerasan menggunakan program KENPAVE adalah
dengan mengasumsikan tebal lapisan perkerasan sampai tebal yang diasumsi menghasilkan nilai Nf dan Nd lebih besar dari Nrencana. Data-data modulus
elastisitas, poisson ratio, dan beban pada permukaan perkerasan sesuai dengan data yang telah ditetapkan pada perencanaan I sampai perencanaan XV.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan I program KENPAVE CBR 2, 500.000 ESAL
Table 4.13. Asumsi pertama tebal lapis perkerasan program KENPAVE Lapis
E kPa µ
Tebal perkerasan Lapis Permukaan
2800000 0.35
15 Lapis pondasi atas
210000 0.4
25 Lapis pondasi bawah
122500 0.4
40 Tanah dasar
21000 0.45
∞
Dengan menggunakan program KENPAVE didapat nilai regangan tarik horizontal sebesar 0,0001995 dan nilai regangan tekan vertikal
sebesar 0,0003630. Jumlah repetisi beban dengan analisa retak fatik diperoleh nilai Nf sebesar 1966264 dan Jumlah repetisi beban kedua
diperoleh dari analisa rutting dengan nilai Nd sebesar 3438988. Jumlah repetisi beban Nf dan Nd bernilai lebih besar dari Nrencana, sehingga
dapat disimpulkan bahwa asumsi tebal perkerasan mampu menahan beban lalu lintas sesuai dengan rencana.
Jumlah repetisi beban yang didapat dari asumsi tebal perkerasan jauh lebih besar dari jumlah repetisi beban rencana. Dengan menggunakan cara
yang sama, tebal perkerasan diasumsikan kembali dengan tebal perkerasan yang lebih tipis sampai diperoleh nilai optimum jumlah repetisi beban
yang mendekati nilai repetisi beban rencana yaitu 500000.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.14. Asumsi kedua tebal lapis perkerasan program KENPAVE Lapis
E kPa µ
Tebal perkerasan Lapis Permukaan
2800000 0.35
10 Lapis pondasi atas
210000 0.4
25 Lapis pondasi bawah
122500 0.4
35 Tanah dasar
21000 0.45
∞
Nilai regangan tarik horizontal sebesar 0,0002770 dan nilai regangan tekan vertikal sebesar 0,0005015. Jumlah repetisi beban dengan
analisa retak fatigue diperoleh nilai Nf sebesar 667656 dan repetisi beban kedua diperoleh dari analisa rutting dengan nilai Nd sebesar 809133.
Jumlah repetisi beban Nf dan Nd mendekati nilai N
rencana
sebesar 500000. Tebal asumsi yang direncanakan dengan program KENPAVE telah
memenuhi. Gambar susunan tebal lapisan dengan program KENPAVE adalah sebagai
berikut: D
1
= 10 cm D
2
= 25 cm
D
3
= 35 cm
Subgrade CBR 2 Gambar 4.10. Susunan tebal lapisan perkerasan dengan program
KENPAVE
Universitas Sumatera Utara
Dengan mengasumsikan tebal perkerasan yang dilakukan sama dengan perencanaan I didapat tebal perkerasan yang memenuhi kriteria
kerusakan fatigue dan rutting untuk perencanaan II sampai dengan perencanaan XV. Tebal perkerasan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15. Tebal perkerasan dengan Program KENPAVE Prencanaan
Perkerasan Lapisan
Permukaan Lapisan Pondasi
Atas Lapisan Pondasi
Bawah Perencanaan I
10 25
35 Perencanaan II
10 20
30 Perencanaan III
10 18
28 Perencanaan IV
10 15
25 Perencanaan V
10 15
20 Perencanaan VI
29 40
60 Perencanaan VII
29 38
55 Perencanaan VIII
29 36
50 Perencanaan IX
29 35
45 Perencanaan X
29 30
40 Perencanaan XI
45 55
85 Perencanaan XII
45 53
80 Perencanaan XIII
44 52
75 Perencanaan XIV
44 50
70 Perencanaan XV
43 45
65 Jumlah repetisi beban berdasarkan analisa kerusakan fatigue dan
rutting yang dihasilkan dari tebal perkerasan yang direncanakan dengan
program KENPAVE sudah lebih besar dari beban lalu lintas rencana, Sehingga struktur perkerasan tersebut mampu menahan beban lalu lintas
sesuai rencana. Dari hasil perhitungan didapat bahwa tebal perkerasan yang direncanakan dengan program KENPAVE lebih besar dari tebal
perkerasan yang direncanakan menggunakan metode Bina Marga Pt T-01- 2002-B.
Universitas Sumatera Utara
IV.4. ANALISIS HASIL PERHITUNGAN