Jadi, didapatkan jumlah sampel minimal untuk penelitian ini adalah 27 responden.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan dengan mewawancara
apakah responden merokok atau tidak. 2.
Responden diminta untuk mengisi lembar Informed Consent. 3.
Mengisi data-data dari responden berupa nama, berat badan, tinggi badan, usia, jumlah rokok yang diisap setiap hari, penyakit yang berhubungan
dengan jantung, maupun riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga, untuk dapat menyingkirkan subjek yang memiliki kriteria ekslusi.
4. Jika responden memenuhi kriteria inklusi, responden di kelompokkan ke
dalam perokok ringan atau sedang. 5.
Melakukan pemeriksaan frekuensi denyut jantung dengan menggunakan alat pulse oxymeter dan pemeriksaan tekanan darah menggunakan
sphygmomanometer Nova Riester dan stetoskop merek Litmann.
6. Hasil dan data yang diperoleh dicatat dan pengumpulan data dilakukan
secara sistemik sesuai dengan data yang diperoleh dari responden.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni hasil data yang diperoleh dari pengukuran. Data yang diperoleh dalam penelitian
ini dianalisis dengan analisis statistik inferensial menggunakan uji beda dua kelompok independen t test. Data hasil penelitian berupa perbedaan tekanan
darah dan frekuensi denyut jantung dianalisis dan diolah menggunakan SPSS Statistical Product and Service Solution for WINDOWS
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara FK USU dari tanggal 18 Oktober 2015 sampai tanggal 20
November 2015. FK USU terletak di Jl. Dr. Mansyur No. 5 kelurahan Padang Bulan, Medan dengan batas wilayah :
Batas utara : Jl. Dr Mansyur, Padang Bulan
Batas selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Batas timur
: Jl. Universitas, Padang Bulan Batas Barat
: Fakultas Psikologi USU
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki semester 3 - 7 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan rentang usia 18-24
tahun. Data yang diambil merupakan data primer yang diambil langsung oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia Konsumsi Rokok
Ringan Persentase
Sedang Persentase
18 1
3,7 19
3 11,1
5 18,5
20 7
25,9 10
37 21
12 44,4
9 33,3
22 4
14,8 1
3,7 24
1 3,7
1 3,7
Total 27
100 27
100
Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa pada perokok ringan usia yang paling banyak adalah usia 21 tahun sebanyak 12 orang 44,4, diikuti usia
20 tahun sebanyak 7 orang 25,9, usia 22 tahun sebanyak 4 orang 14,8, usia 19 tahun sebanyak 3 orang 11,1 dan usia 24 tahun hanya 1 orang 3,7. Pada
perokok sedang usia yang paling banyak adalah usia 20 tahun sebanyak 10 orang 37, diikuti usia 21 tahun sebanyak 9 orang 33,3, usia 19 tahun sebanyak 5
orang 18,5, dan usia yang paling sedikit adalah usia 18 tahun, 22 tahun, dan 24 tahun yang hanya 1 orang 3,7.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik
Konsumsi Rokok
Tekanan Darah Sistolik Total
Normal n Persentase
Meningkat n
Persentase
Perokok Ringan
10 37
17 63
27 Perokok
Sedang 4
14,8 23
85,1 27
Total 14
25,9 40
74,1 54
Dari tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa pada perokok ringan yang memiliki tekanan darah sistolik normal ada sebanyak 10 orang 37 dan yang
mengalami peningkatan tekanan darah sistolik sebanyak 17 orang 63. Pada perokok sedang yang memiliki tekanan darah sistolik normal ada sebanyak 4
orang 14,8 dan yang mengalami pengingkatan tekanan darah sistolik sebanyak 23 orang 85,1.
5.1.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik
Konsumsi Rokok
Tekanan Darah Diastolik Total
Normal n Persentase
Meningkat n
Persentase
Perokok Ringan
15 55,6
12 44,4
27 Perokok
Sedang 7
25,9 20
74,1 27
Total 22
40,7 32
59,3 54
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa pada perokok ringan yang memiliki tekanan darah diastolik normal ada sebanyak 15 orang 55,6 dan yang
mengalami peningkatan tekanan darah diastolik di atas normal ada sebanyak 12 orang 44,4. Pada perokok sedang yang memiliki tekanan darah diastolik
normal ada sebanyak 7 orang 25,9 dan yang mengalami peningkatan tekanan darah diastolik di atas normal ada sebanyak 20 orang 74,1.
5.1.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung Tabel 5.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Denyut Jantung
Konsumsi Rokok
Frekuensi Denyut Jantung Total
Normal n Persentase
Takikardi n
Persentase
Perokok Ringan
27 100
27 Perokok
Sedang 24
88,9 3
11,1 27
Total 51
94,4 3
5,6 54
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa pada perokok ringan frekuensi denyut jantung pada semua responden adalah normal. Pada perokok
sedang, frekuensi denyut jantung yang normal ada sebanyak 24 orang 88,9 sedangkan yang mengalami takikardi ada sebanyak 3 orang 5,6.
Universitas Sumatera Utara
5.1.7 Analisa Data
Sebelumnya dilakukan uji normalitas pada seluruh data, namun ternyata didapati data tidak berdistribusi normal. Oleh sebab itu digunakan uji alternatif
lain yaitu dengan menggunakan uji non parametrik Mann Whitney.
Tabel 5.5 Analisa Tekanan Darah Sistolik Antara Perokok Ringan dan Perokok Sedang
Konsumsi Rokok
Jumlah n Rata-rata
Tekanan Darah Sistolik mmHg
P Value
Perokok Ringan 27
118,15 0,016
Perokok Sedang 27
125,19
Jumlah 54
121,67
Setelah dilakukan analisa data dengan uji Mann Whitney didapati p value 0,016 p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
pada tekanan darah sistolik antara perokok ringan dan perokok sedang.
Tabel 5.6 Analisa Tekanan Darah Diastolik Antara Perokok Ringan dan Perokok Sedang
Konsumsi Rokok
Jumlah n Rata-rata
Tekanan Darah Diastolik mmHg
P Value
Perokok Ringan 27
74,07 0,004
Perokok Sedang 27
82,59
Jumlah 54
78,33
Hasil analisa dengan uji Mann Whitney pada perokok ringan dan perokok sedang didapati p value 0,004 p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
Universitas Sumatera Utara
perbedaan bermakna pada tekanan darah diastolik antara perokok ringan dan perokok sedang.
Tabel 5.7 Analisa Frekuensi Denyut Jantung Antara Perokok Ringan dan Perokok Sedang
Konsumsi Rokok
Jumlah N Rata-rata
Frekuensi Denyut Jantung
P Value
Perokok Ringan 27
75,37 0.003
Perokok Sedang 27
84,26
Jumlah 54
79,81
Hasil analisa dengan menggunakan uji Mann Whitney didapati p value 0,003 p0,05. Hal ini menunjukkan ada perbedaan bermakna pada frekuensi
denyut jantung antara perokok ringan dan perokok sedang.
5.2 Pembahasan
Pada penelitian ini didapati ada perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan frekuensi denyut jantung antara
perokok ringan dan perokok sedang. Walaupun ada perbedaan yang bermakna, berdasarkan kategori JNC VII rata- rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada
perokok ringan termasuk dalam kategori normal dan tekanan darah sistolik dan diastolik pada perokok sedang termasuk dalam kategori prehipertensi dan rata-rata
frekuensi denyut jantung baik perokok ringan dan perokok sedang masih dalam batas normal.
Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dochi, et al, 2009 terhadap laki-laki yang bekerja didapati bahwa tekanan darah
pada perokok lebih tinggi dibanding yang bukan perokok. Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan Astuti 2010 menunjukan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara jumlah rokok yang dihisap perhari dengan peningkatan
Universitas Sumatera Utara
tekanan darah pada lansia. Hal ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Linni, et al, 2014 untuk melihat hubungan konsumsi rokok
dengan perubahan tekanan darah. Pada penelitian tersebut didapati bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah konsumsi rokok dengan perubahan
tekanan darah, dimana perokok sedang lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah dibanding pada perokok ringan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Syazana 2010 pada sekelompok mahasiswa laki-laki di FK USU,
yang menunjukkan ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik
pada perokok berat lebih tinggi dibanding pada perokok ringan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Ridwan, et al, 2012 dimana pada
penelitian tersebut didapati bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah rokok yang dihisap dengan kejadian hipertensi. Primatesta 2012 dalam
penelitiannya juga menunjukkan bahwa diantara perempuan yang merokok, perempuan perokok ringan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih rendah
dari perokok sedang dan perokok berat. Adanya perbedaan denyut jantung antara perokok ringan dan perokok
sedang didukung oleh penelitian yang dilakukan Papathanasiou, et al, 2013 pada 289 orang dewasa muda yang menunjukkan bahwa rata-rata denyut jantung pada
pria yang merokok lebih tinggi dibanding pria yang tidak merokok begitu juga dengan rata-rata denyut jantung pada perempuan yang merokok lebih tinggi
dibanding perempuan yang tidak merokok. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Price Wilson 2006 dalam
Linni 2014, yang menyatakan bahwa menghisap sebatang rokok akan berpengaruh besar terhadap kenaikan tekanan darah, hal ini disebabkan karena
nikotin yang terkandung akan menyebabkan perangsangan terhadap sekresi hormon epinefrin adrenalin yang akan meningkatkan frekuensi jantung, tekanan
darah, kebutuhan oksigen jantung serta menyebabkan gangguan irama jantung.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan