BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rokok
2.1.1. Definisi Rokok
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 2003, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan.
2.1.2 Jenis Rokok
Menurut Sitepoe 2000, rokok dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan bahan baku yang digunakan :
a. Rokok Putih yaitu rokok yang bahan bakunya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b.
Rokok Kretek yaitu rokok yang bahan bakunya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu. c.
Rokok Klembak yaitu rokok yang bahan bakunya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan rasa dan aroma tertentu.
Berdasarkan penggunaan filter, rokok dibagi dua jenis : a.
Rokok filter RF yaitu rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus b.
Rokok non filter RNF yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Klasifikasi Perokok
Menurut Bustan 2007, jenis perokok dapat dibedakan berdasarkan jumlah rokok yang diisap :
1. Perokok ringan yaitu mengisap rokok kurang dari sepuluh batang per hari
2. Perokok sedang yaitu mengisap rokok 10-20 batang per hari
3. Perokok berat yaitu mengisap rokok lebih dari dua puluh batang per hari
2.1.4. Kandungan Rokok
Jumlah senyawa yang terkandung di dalam asap rokok lebih dari 4000 macam, diantaranya bersifat toksik, mutagenik, karsinogenik dengan 43 jenis
karsinogen yang telah diidentifikasi Soetiarto, 1995. Komponen utama rokok yaitu nikotin, tar, dan karbon monoksida. Direktorat Pengendalian Penyakit
Tidak Menular, 2012. Asap rokok terdiri dari dua bagian yaitu asap rokok utama main stream
smoke dan asap rokok sampingan side stream smoke. Asap rokok utama
merupakan asap rokok yang diisap oleh paru-paru perokok itu sendiri, sedangkan asap rokok sampingan adalah asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar.
Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok utama yang dihembuskan lagi oleh perokok dan asap sampingan disebut asap rokok lingkungan ARL atau
Environmenttal Tobaco Smoke ETS Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2008. a.
Nikotin Komponen ini paling banyak ditemukan dalam rokok. Nikotin yang
terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 gr dan semuanya diserap Sitepoe,2000. Nikotin merupakan zat adiktif dan dapat menjadi racun jika
digunakan dalam dosis tinggi. Nikotin sama seperti zat adiktif lainnya seperti kokain dan heroin. Nikotin dapat meningkatkan level neurotransmiter dopamin,
yang memiliki efek ke otak untuk memberi rasa penghargaan dan kesenangan. Penelitian menunjukkan bahwa komponen tambahan di rokok seperti
acetaldehyde bisa menambah efek nikotin di otak NIH, 2014. Nikotin
meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL,
Universitas Sumatera Utara
mengurangi rasa ingin buang air kecil kencing, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah Sitepoe, 1997.
Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan terhadap rokok. Beberapa penelitian mengatakan dengan lima batang rokok putih luar negeri
sudah dapat membuat ketagihan terhadap rokok. Kadar nikotin yang dihisap 4-6 mg setiap hari pada orang dewasa sudah dapat menyebabkan adiksi atau
kecanduan. Jumlah rokok yang diisap dipengaruhi oleh berbagai faktor kuantitas rokok, jumlah tembakau setiap batang rokok, dalamnya isapan, lamanya isapan,
dan menggunakan filter rokok atau tidak Sitepoe, 1997. Rokok kretek mempunyai kadar nikotin hampir 5 kali lipat sedangkan kadar tar 3 kali lipat
dibanding rokok putih Soetiarto, 1995. Nikotin merupakan bahan kimia yang berbahaya dan sangat adiktif
menyebabkan kecanduan. Nikotin dapat meningkatkan tekanan darah, aliran jantung, penyempitan arteri pembuluh yang membawa darah. Nikotin juga
mengakibatkan dinding arteri mengeras, yang dapat menyebabkan serangan jantung. Bahan kimia ini dapat berada di dalam tubuh selama 6 sampai 8 jam
tergantung berapa sering merokok AHA, 2015. Ambrose Barua 2004 juga mengatakan bawha nikotin dalam asap rokok memiliki peran utama pada
peningkatan curah jantung, denyut jantung. Menurut Susana et al 2003 dalam Nurwidayanti dan Wahyuni 2013, nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus
samping 4-6 kali lebih besar dari asap rokok arus utama. Terpapar asap rokok baik dalam jangka waktu yang singkat atau panjang,
baik perokok aktif maupun pasif akan menyebabkan perubahan akut maupun kronis terhadap keseimbangan sistem saraf otomon, sehingga aktivasi saraf
simpatis menjadi dominan. Hal ini dikaitkan dengan interaksi nikotin dengan sistem saraf otonom Middlekauff et al, 2014.
b. Gas Karbon Monoksida CO
Gas CO merupakan gas yang bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transport maupun penggunaannya. Gas CO yang diisap oleh
perokok paling rendah sejumlah 400 ppm part per million sudah dapat meningkatkan kadar karboksi-hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16 . Kadar
Universitas Sumatera Utara
normal karboksi-hemoglobin hanya 1 pada bukan perokok. Apabila keadaan terus berjalan akan terjadi polycythemia pertambahan kadar butir darah merah
yang mempengaruhi fungsi saraf pusat Mangku, 1997. Gas CO juga dapat meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular NIH, 2014.
Ketika berada di paru, CO akan masuk ke dalam aliran darah. CO menurunkan sejumlah oksigen yang dibawa dalam sel darah merah. CO juga akan
meningkatkan jumlah kolesterol yang disimpan di dalam arteri yang suatu ketika dapat menyebabkan arteri menjadi mengeras. Hal ini memicu terjadinya penyakit
jantung, penyakit arteri dan mungkin serangan jantung AHA, 2015. c.
Tar Beberapa komponen zat kimia dari tar bersifat karsinogen pembentuk
kanker. Kadar tar pada sebatang rokok yang diisap adalah 24-45 mg, sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg.
Walaupun diberi filter, efek sebagai kanserogenik membentuk kanker pada paru-paru tidak berguna bila menghirup rokok dalam-dalam , mengisapnya
berkali-kali dan jumlah rokok yang dipergunakan bertambah banyak Sitepoe, 1997. National Institue on Health NIH pada tahun 2014 juga menyebutkan
bahwa tar dapat meningkatkan resiko kanker paru, empisema dan penyakit bronkial pada penggunanya.
d. Timah Hitam Pb
Timah hitam Pb merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang diisap diperhitungkan sejumlah 0,5 µgr. Bila seseorang mengisap satu
bungkus rokok per hari, berarti menghasilkan 10 µgr, sedangkan batas bahaya adalah 20 µgr per hari Sitepoe, 1997.
e. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini memiliki bau yang tajam dan bersifat sangat merangsang.
Begitu kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma
Angraini,2007.
Universitas Sumatera Utara
f. Hidrogen Sianida
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah
terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat
berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian Angraini,2007.
g. Fenol
Fenol merupakan campuran kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan karena zat ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim Angraini,2007.
h. Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dan memiliki bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim
Angraini,2007.
2.1.5. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan