f. Hidrogen Sianida
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah
terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat
berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian Angraini,2007.
g. Fenol
Fenol merupakan campuran kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan karena zat ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim Angraini,2007.
h. Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar dan memiliki bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim
Angraini,2007.
2.1.5. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan
Merokok menimbulkan banyak gangguan pada keseluruhan bagian tubuh dan mengganggu jaringan tubuh mulai ujung rambut di kepala sampai ke ujung
jari di kaki. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok bersifat iritasi. Rokok dapat mengiritasi membran di mulut, hidung, faring, dan trakea-bronchial.
Ada juga bahan kimia rokok yang diserap masuk ke dalam darah dan disebarkan ke seluruh tubuh. Ada juga bahan kimia rokok yang masuk ke dalam air ludah dan
ditelan masuk ke dalam pencernaan, diserap, serta masuk lagi ke dalam darah tersebar ke seluruh tubuh Sitepoe, 1997.
a. Penyakit Kardioavaskular
Nikotin diserap ke dalam aliran darah ketika rokok diisap. Ketika masuk ke dalam aliran darah, nikotin segera merangsang kelenjar adrenal untuk
melepaskan hormon epineprin adrenalin. Epineprin merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan tekanan darah, pernafasan dan denyut jantung
Universitas Sumatera Utara
NIH,2014. Nikotin yang terdapat di dalam perokok akan menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik, pemaksaan kontraksi
otot jantung , pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer Sitepoe, 1997.
Rokok dapat meningkatkan resiko penyakit jantung termasuk stroke, serangan jantung, penyakit pembuluh, dan aneurisma NIH, 2014. Perokok
rentan menderita aterosklerosis pembuluh darah besar dibandingkan bukan perokok. Terdapat interaksi multipliktif antara merokok dan faktor resiko penyakit
jantung lebih tinggi pada perokok dengan hipertensi dan peningktan serum lipid. Merokok juga meningkatkan kejadian infark miokard dan sudden cardiac death
melalui agregasi platelet dan oklusi vaskular Budiman, 2009. Resiko menjadi penderita Penyakit Jantung Koroner PJK 60-70 lebih
tinggi pada perokok pria dibandingkan dengan pria yang tidak merokok. Mati mendadak akibat penyakit jantung dijumpai 2-3 kali lebih besar pada pria
berumur 35-45 tahun dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok dan tidak menggunakan
oral kontraseptik.
Merokok akan
mempengaruhi ketidakseimbangan oksigen pada otot jantung, adanya percepatan penggumpalan
darah sehingga terjadi gangguan fungsi jantung Sitepoe, 1997. Pembentukan aterosklerosis adalah penyebab terjadinya PJK. Nikotin
dalam rokok mendorong vasokontriksi pembuluh darah koroner. Merokok juga akan meningkatkan kadar kolesterol di dalam darah yang akan memberikan risiko
tinggi terhadap PJK. Rokok juga mempercepat pembekuan darah sehingga agregasi trombosit lebih cepat terjadi. Hal ini merupakan salah satu faktor
pembentukan aterosklerosis Sitepoe, 1997. Dalam penelitian kohort prospektif yang dilakukan oleh Xu, Tian et al
2013 menunjukkan bahwa perokok dengan denyut jantung 80 kali per menit dan perokok dengan denyut jantung 80 kali per menit memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan bukan perokok dengan denyut jantung 80 kali permenit.
Universitas Sumatera Utara
Papathanasiou, et al 2013 dalam penelitiannya terhadap 289 orang menunjukkan bahwa denyut jantung pada perempuan yang merokok dibanding
yang tidak merokok yaitu 76,4 kali per menit : 70 kali per menit. Perbandingan denyut jantung pada pria yang merokok dengan yang tidak merokok yaitu 78,2
kali per menit : 66,3 kali per menit. Hal ini menunjukkan bahwa denyut jantung pada perokok lebih tinggi dibanding dengan yang tidak merokok.
b. Kanker
Merokok dapat menyebabkan berbagai jenis kanker seperti kanker paru- paru, mulut, naso-oro dan hipofaring, lubang hidung dan sinus paranasal, laring,
esofagus, perut, pankreas, hati, ginjal badan dan pelvis, ureter, kandung kemih, dan juga menyebabkan leukimia mieloid. Terdapat bukti bahwa merokok berperan
meningkatkan risiko kanker kolorektal dan payudara Budiman, 2009. Menurut Sitepoe 1997 kanker mulut rahim merupakan kanker yang paling banyak
dijumpai pada wanita terutama bagi perokok. National Institue on Health NIH pada tahun 2014 juga menyebutkan bahwa tar dapat meningkatkan resiko kanker
paru, empisema dan penyakit bronkial pada penggunanya. Kanker paru mengakibatkan 85 perokok mengalami kematian. Perokok
yang menghabiskan sebungkus rokok setiap hari mempunyai risiko menjadi penderita kanker paru-paru sepuluh kali lipat dibandingkan dengan yang tidak
merokok. Jika perokok mengisap dua bungkus sehari maka risiko penderita kanker paru-paru 25 kali lipat dibandingkan dengan seseorang yang tidak
merokok. Kanker paru-paru pada wanita perokok lebih cepat mengakibatkan kematian dibandingkan pada wanita yang tidak merokok Sitepoe, 1997.
Resiko kanker meningkat berdasarkan meningkatnya jumlah rokok perhari yang diisap dan meningkatnya durasi merokok, dan terdapat hubungan sinergistik
antara merokok dan minum alkohol dengan kanker mulut, esofagus, dan paru. Berhenti merokok, menurunkan risiko terjadinya kanker. Kendati demikian,
terdapat kemungkinan terjadinya kanker paru setelah 20 tahun Budiman, 2009.
Universitas Sumatera Utara
c. Penyakit Pernafasan
Merokok menjadi penyebab utama penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan obstruktif, misalnya bronkitis dan empisema 85 dari penderita penyakit ini
disebabkan oleh rokok. Bagi pria perokok kematian karena penyakit paru ini 4-25 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang tidak merokok. Wanita yang
merokok memberikan efek jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dengan pria yang merokok. Gejala yang dijumpai pada perokok berupa batuk kronis,
berdahak, dan gangguan pernafasan Sitepoe, 1997. Dalam 1-2 tahun merokok, pada jalur pernafasan kecil seorang perokok
muda akan terjadi inflamasi Budiman, 2009. Apabila diadakan uji fungsi paru- paru maka pada perokok jauh lebih jelek bila dibandingkan dengan yang tidak
merokok Sitepoe, 1997. Setelah 20 tahun merokok, terjadi perubahan patofisiologi pada paru secara proporsional seiring dengan intensitas merokok dan
durasi merokok. Inflamasi kronik dan penyempitan jalur nafas kecil dan atau digestif enzimatik
dinding alveolar pada empisema pulmonal menyebabkan pengurangan aliran napas ekspirasi sehingga terjadi gejala klinis napas terhambat
pada hampir 15 perokok Budiman, 2009. Merokok dikaitkan dengan terjadinya influenza dan radang paru-paru yang
lain. Bagi perokok lebih mudah terserang influenza dan radang paru-paru yang lain dibandingkan dengan yang tidak merokok. Pada penderita asma, merokok
akan memperparah gejala asma sebab asap rokok akan lebih menyempitkan saluran pernafasan Sitepoe, 1997. Budiman 2009 mengatakan bahwa seorang
perokok muda yang mengalami perubahan pada jalur pernafasan kecil akan kembali normal setelah berhenti meokok selama 1-2 tahun.
d. Kehamilan
Merokok berhubungan dengan beberapa komplikasi maternal selama kehamilan seperti ruptur prematur pada membran, abrupsio plasenta, dan
plasenta previa . Merokok juga dapat meningkatkan sedikit peningkatan risiko
aborsi spontan. Janin pada seorang ibu yang merokok, akan lebih berisiko mengalami kelahiran sebelum waktunya, mortalitas perinatal yang lebih tinggi,
ukuran janin yang lebih kecil dari ukuran normal yang sesuai usia kandungan,
Universitas Sumatera Utara
berisiko lebih tinggi mengalami infant respiratory distress syndrome, kemungkinan mengalami kematian akibat sudden infant death syndrome, dan
mengalami pertumbuhan yang terhambat pada tahun-tahun pertamanya Budiman, 2009. Sitepoe 1997 juga mengatakan bahwa wanita hamil yang merokok juga
mengganggu perkembangan kesehatan fisik dan intelektual anak-anak yang akan bertumbuh.
e. Kondisi Lain
Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi memiliki anak, fertilitas baik pria maupun wanita akan mengalami penurunan, nafsu seksual juga
mengalami penurunan bagi perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Bagi wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan
dengan wanita yang tidak merokok. Sakit mag lebih banyak dijumpai pada orang yang merokok dibandingkan dengan yang tidak merokok. Merokok
mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadi sakit mag. Pencernaan protein terhambat dan rasa lapar
berkurang bagi perokok Sitepoe, 1997. Merokok juga merupakan faktor yang mendorong pembentukan gondok
sehingga bagi perokok lebih banyak dijumpai penyakit gondok dibanding dengan seseorang yang tidak merokok. Merokok juga menjadi penyebab terjadinya
penyakit Burger yaitu penyakit yang terjadi akibat gangguan pembuluh darah yang disebut thromboangitis oblitrans. Hal ini akibat nikotin yang mempersempit
pembuluh darah dan mempercepat terjadinya pembekuan darah Sitepoe, 1997.
2.2 Tekanan Darah