Gambaran Umum Wilayah Penelitian
3.185,80 km
2
atau 0,17 dari luas Indonesia 1.860.359,67 km
2
. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi terkecil setelah Provinsi DKI Jakarta,
yang terdiri atas: 1 Kota Yogyakarta, dengan luas 32,50 km
2
1,02 2 Kabupaten Bantul, dengan luas 506,85 km
2
15,91 3 Kabupaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km
2
18,40 4 Kabupaten Gunungkidul, dengan luas 1.485,36 km
2
46,63. 5 Kabupaten Sleman, dengan luas 574,82 km
2
18,04. Berdasarkan informasi dari Badan Pertanahan Nasional,dari 3.185,80 km
2
luas D.I. Yogyakarta, 33,05 merupakan jenis tanah Lithosol, 27,09 Regosol, 12,38 Lathosol, 10,97 Grumusol, 10,84 Mediteran, 3,19 Alluvial, dan
2,48 adalah tanah jenis Rensina. Sebagian besar wilayah D.I. Yogyakarta atau sebesar 65,65 wilayah
terletak pada ketinggian antara 100-499 m dari permukaan laut, 28,84 wilayah denga ketinggian kurang dari 100 m, 5,04 wilayah dengan ketinggian antar
500-999 m, dan 0,47 wilayah dengan ketinggian diatas 1000 m. 3. Iklim
Daerah Istimewa Yogyakarta beriklim tropis yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan.
Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta, suhu udara rata-rata di yogyakarta tahun 2014
menunjukan rata-rata 26,3
o
C lebih tinggi dibandingkan rata-rata suhu udara pada tahun 2013 yang tercatat sebesar 26,08
o
C, dengan suhu minimum 21,2 C dan suhu maksimum 32,7. Curah hujan perbulan sekitar 169,0 mm dengan hari hujan
per bulan 13 kali. Sedangkan kelembaban udara tercatat antara 42,0 persen-100,0 persen, tekanan udara 1.010,1 bm- 1.019,9 mb, dengan arah angin Barat Daya
dan kecepatan angin antara 0,2 knot sampai dengan 15,0 knot. DIY dalam angka, 2015.
Peta Daerah Istimewa Yogyakarta
4. Kependudukan Berdasarkan hasil Susenas Agustus 2014 jumlah penduduk DIY tahun 2014
tercatat 3.666.533 jiwa, dengan persentase jumlah penduduk laki-laki 49,47 persen dan penduduk perempuan 50,53 persen. Menurut hasil proyeksi penduduk
kota mencapai 66,74 persen dan penduduk desa mencapai 33,26 persen. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 terhadap tahun 2010 mencapai 0,98
persen, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahu sebelumnya, yakni 0,82 persen.
Dengan luas wilayah 3.185,80
2
km . Kepadatan tertinggi terjadi di kota Yogyakarta yakni 12.322 jiwa per
2
km dengan luas wilayah hanya sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang memiliki wilayah
terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 470 jiwa per
2
km . Menurut angka proyeksi penduduk 2010-2035, komposisi penduduk Daerah
Istimewa Yogyakarta menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu umur 20-24 tahun sebesar 8,56 persen.
Kelompok umur 0-24 tahun tercatat 37,80 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,00 persen, dan lanjut usia yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,20
persen. Besarnya proporsi mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tinggi usia harapan hidup penduduk DIY yang mencapai 74.
5. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas
dasar harga konstan, perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014 tumbuh sebesar 5,18, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang
tumbuh sebesar 5,40.
Perekonomian DIY tahun 2014 tumbuh mengesankan karena hampir semua sektor tumbuh positif. Sektor jasa keuangan dan asuransi mengalami
pertumbuhanpaling tinggi yaitu sebesar 8,97, di susul sektor jasa pendidikan, real estate, jasa kesehatan, dan pendidikan sosial, jasa perusahaan,penyediaan
akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial, perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi, jasa lainnya, pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang, industri pengolahan, pengadaan
listrik dan gas serta sektor pertambangan dan penggalian, yaitu 7,91 sampai dengan 2,11. Sedangkan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh
negatif 2,13. Berdasarkan perkembangan komposisi nilai Produk Domestik Regional
Bruto atas dasar harga berlaku dapat diketahui bahwa peran sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar dalam perekonomian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta semakin tergeser oleh sektor lain. Pada tahun 2013, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB kabupatenkota
masih yang tertinggi untuk kabupaten Kulonprogo dan kabupaten Gunungkidul. Sementara untuk kabupaten Bantul, kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta
kontribusi terbesarnya adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Perbedaan ini disebapkan karena pada setiap kabipatenkota memiliki struktur ekonomi yang
berbeda.