BENTUK IMPLEMENTASI SOLIDARITAS SOSIAL PEMUDA DALAM GEREJA

46

4.2.3 BENTUK IMPLEMENTASI SOLIDARITAS SOSIAL PEMUDA DALAM GEREJA

1. Adanya Pembagian Kerja Dalam kelompok sosial pemuda gereja terdapat pembagian kerja. Pembagian kerja dalam komunitas pemuda gereja berarti setiap individu memiliki kedudukan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh gereja. Tujuan dari adanya pembagian kerja yang diberikan kepada pemuda gereja adalah meningkatkan soliadritas pemuda karena dengan adanya pembagian kerja yang jelas menjadikan pemuda gereja tergantung satu sama lain dan mau melakukan tugas dan tanggung jawab bersama-sama. Salah satu indikator dari terciptanya solidaritas pemuda dalam gereja adalah dikenalnya pembagian kerja antar pemuda dalam gereja. Ada atau tidaknya pembagian kerja dalam kelompok pemuda gereja mempengaruhi kinerja pemuda tersebut dalam gereja. Persentase pembagian kerja antar pemuda gereja dapat dilihat dalam tabel di bawah. Tabel 4. 13 Komposisi pembagian kerja antar pemuda gereja No Jawaban Jumlah persentase 1 Ya 20 90.9 2 Tidak 2 9.1 Jumlah 22 100 Dari tabel diatas dari dua puluh dua responden yang menyatakan adanya pembagiankerja antar pemuda gereja sebanyak 90,9, sedangkan yang menjawab tidak ada pembagian kerja sebanyak 9,1. Universitas Sumatera Utara 47 Pembagian kerja yang terbentuk oleh pemuda gereja akan memberikan kejelasan tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan oleh pemuda gereja sebagai bagian dari gereja secara luas. Pembagian kerja yang terbentuk akan menentukan sejauh mana perkembangan dan kemajuan gereja yang diperoleh untuk periode tertentu. Penentuan pembagian kerja menjadi agenda penting dalam kegiatan pemuda. Cara yang digunakan untuk menentukan pembagian kerja bergantung kepada kesepakatn komponen gereja baik secara voting, perintah pendeta maupun inisiatif sendiri. Penentuan pembagian kerja ini akan mempengaruhi pemuda dalam menjalankan tugasnya sebagai pemuda dalam gereja dan juga akan mempengaruhi solidaritas pemuda tersebut. Persentase cara pembagian kerja pemuda gereja dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 4. 14 Cara pembagian kerja dilakukan No Jawaban Jumlah persentase 1 Voting 15 68.2 2 Perintah pendeta 1 4.5 3 Inisiatif sendiri 6 27.3 Jumlah 22 100 Dari tabel diatas dapat dilihat mayoritas melalui voting cara pebagian kerja yang dilakukan. Adapun persentase dari pertanyaan ini 68,2 melalui cara voting, 27,3 inisiatif sendiri dan 4,5 perintah pendeta. Pembagian kerja yang dilaksanakan secara voting lebih dominan dilakukan, hal ini dikarenakan adanya kebebasan berpendapat di dalam gereja. Universitas Sumatera Utara 48 Pembagian kerja secara voting menjadi cara yang paling banyak dilakukan untuk menentukan tugas dan tanggung jawab pemuda dalam gereja. Pembagian kerja secara voting menjelaskan bahwa pembagian kerja yang dilakukan pemuda gereja sudah jelas dan memberikan manfaat yang baikbagi perkembangan gereja. Persentase responden mengenai kejelasa pembagian kerja yang dilakukan antar pemuda gereja dapat dilihat padatabel di bawah. Tabel 4. 15 Komposisi responden mengenai kejelasan pembagian kerja yang dilakukan antar pemuda gereja No Jawaban Jumlah persentase 1 Ya 13 59.1 2 Tidak 9 40.9 Jumlah 22 100 Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang ditanyakan mengenai kejelasan tentang pembagian kerja sebesar 59,1 yang menjawab sudah jelas dan 40.9 yang menjawab tidak jelas. Berdasarkan tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih sudah memiliki pembagian kerja yang jelas. Cara penentuan pembagian kerja yang paling banyak dilakukan adalah melalui voting, hal ini dikarenakan adanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat masing-masing individu yang ada dalam gereja. Pembagian kerja yang terbentuk akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan di Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih. Universitas Sumatera Utara 49 2. Adanya Kesadaran Kolektif Kesadaran kolektif yang tercipta oleh pemuda di gereja terbentuk ketika pemuda tersebut memiliki rasa kepercayaan dan perasaan bersama antar pemuda gereja. Dalam pemuda gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih terdapat kesadaran kolektif yang terbangun karena adanya rasa kepercayaan dan rasa saling memiliki antar pemuda. Kesadaran kolektif akan terlihat dari pemuda ketika melaksanakan sebuah kegiatan. Dalam melaksanakan sebuah kegiatan dalam gereja, pemuda gereja akan sering berhubungan dengan pemuda lain tergantung dari kedudukan dan posisi pemuda tersebut dalam gereja. Intensitas kebersamaan pemuda dalam gereja juga mempengaruhi solidaritas dalam gereja. Persentase responden yang sering bersama dengan pemuda lainnya di gereja dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 4. 16 Komposisi responden yang sering bersama pemuda lainnya di gereja No Jawaban Jumlah persentase 1 Ya 16 72.7 2 Tidak 6 27.3 Jumlah 22 100 Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang sering bersama dengan pemuda lainnya di gereja sebesar 72,7, sedangkan yang tidak sering bersama dengan pemuda gereja lainnya di gereja sebesar 27,3. Kesadaran kolektif pemuda gereja juga dapat terlihat dari tindakannya dalam mengutamakan gereja. Pemuda yang mengutamakan gereja akan membentuk pola pikir yang berkembang dan maju untuk lebih mengutamakan Universitas Sumatera Utara 50 gereja. Berdasarkan hasil penelitian solidaritas yang tercipta antar pemuda gereja Kristen protestan Huta Rih telah memberikan implementasi yang positif baik bagi pemuda dalam gereja maupun bagi komponen lain diluar pemuda dalam gereja. Implementasi yang dapat kita lihat pertama sekali adalah terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemuda apakah selalu mengutamakan gereja atau tidak mengutamakan gereja. Komposisi responden berdasarkan tindakan yang selalu mengutamakan gereja dapat dilihat dalam tabel di bawah. Tabel 4. 17 Komposisi kegiatan responden yang selalu mengutamakan gereja No Jawaban Jumlah persentase 1 Ya 13 59.1 2 Tidak 9 40.9 Jumlah 22 100 Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang selalu mengutamakan kegiatan gereja sebanyak 59,1 sedangkan yang tidak selalu mengutamakan kegiatan gereja sebanyak 40,9. Dari tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran kolektif dapat dimiliki oleh pemuda dalam dua bentuk pelaksanaan di gereja tersebut. Bentuk kesadaran kolektif yang pertama akan diperoleh ketika pemuda sering bersama pemuda lainnya di gereja. Dan bentuk kesadaran kolektif yang kedua diperoleh ketika pemuda selalu mengutamakan gereja. Kedua hal tersebut menciptakan kesadaran kolektif yang baik sehingga terciptanya kesadaran kolektif yang lebih baik antar komponen gereja. Universitas Sumatera Utara 51 3. Hukum Represif Dominan Hukum represif dominan yang terdapat dikelompok pemuda gereja berlaku ketika konflik maupun masalah dialami oleh antar pemuda dalam gereja. Konflik yang terjadi berhubungan dengan masalah atau pertentangan yang dialami oleh pemuda. Tujuan dari dilaksanakannya hukum represif adalah menciptakan kesatuan misi antar pemuda gereja yang akan mendorong terciptanya solidaritas pemuda gereja. Banyak pola yang terbentuk dalam pelaksanaan hukum represif di gereja baik secara musyawarah, voting, dan membawa ke jalur hukum. Persentase cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik dapat dilihat pada tabel di bawah Tabel 4. 18 Komposisi cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konfik No Jawaban Jumlah persentase 1 Musyawarah 22 100 2 Voting - - 3 Membawa ke jalur hukum - - Jumlah 22 - Dari tabel diatas dapat dilihat cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam pemuda melalui musyawarah sebesar 100. Hal ini dikarenakan penyelesaian yang dilakukan oleh gereja dilakukan secara baik dan tidak membawanya ke jalur hukum. Musyawarah menjadi pemegang tertinggi hukum represif dominan yang diterapkan dalam gereja. Hukum represif dominan dalam bentuk musyawarah menjadi tolak ukur untuk menciptakan tertib sosial Universitas Sumatera Utara 52 yang tercipta dalam gereja sehingga menimbulkan keseimbangan disemua komponen gereja. 4. Memiliki Karakteristik Invidual Dalam komunitas pemuda gereja terdapat karakteristik individualitas yang rendah. Individualitas rendah terjadi karena gereja tidak membeda-bedakan antara satu pemuda dengan pemuda yang lain. Hal ini menjelaskan kesamaan posisi yang dimiliki oleh pemuda. Adapun posisi atau kedudukan yang dimiliki oleh pemuda dalam gereja bukan menunjukkan karakteristik individualis yang tinggi namun menggambarkan struktur organisasi yang bertujuan hanya untuk memudahkan koordinasi antar pemuda di gereja. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh gereja memberikan makna bersama bagi pemuda dalam gereja tersebut. Makna yang didapat berupa nilai yang dianut dan diterapkan bersama dalam kehidupan masyarakat. Nilai yang diperoleh akan memberikan kontribusi positif terhadap semakin hilangnya rasa individaulis dalam diri pemuda. Persentase nilai yang didapat responden dari kegiatan diikuti dapat dilihatdalamtabel di bawah ini. Tabel 4. 19 Komposisi nilai yang didapatkan responden dari kegiatan yang diikuti No Jawaban Jumlah persentase 1 Kebersamaan 8 36.4 2 Kebersihan - - 3 Solidaritas 11 50 4 Rasa cinta terhadap gereja 3 13.6 Jumlah 22 100 Universitas Sumatera Utara 53 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas menjawab nilai solidaritas yang didapatkan responden dari kegiatan yang dilakukan pemuda gereja yang diikuti responden. Adapun persentase yang didapat dari pertanyaan ini yaitu 50 responden menjawab nilai solidaritas yang didapatkan, 36,4 menjawab nilai kebersamaan dan 13,6 rasa cinta terhadap gereja. Terciptanya nialai solidaritas yang tinggi menggambarkan rendahnya karakter indidualis yang terbentuk di gereja. Solidaritas menjadi sebuah hal yang wajib dilakukan oleh pemuda gereja dan menghilangkan karakteristik individual yang tinggi. Karakter individual tinggi akan berkurang seiring dengan meningktnya solidaritas yang tercipta dipemuda Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih. 5. Pola Konsensus Secara Normatif Pemuda gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih memiliki pola konsensus yang tercipta dengan baik di gereja. Konensus yang terdapat di gereja terlihat dari adanya kesepakatan-kesepakatan yang diterima oleh pemuda dalam gereja. Kesepakatan yang telah diterima akan mendorong terciptanya integrasi dan hilangnya konflik di gereja. Bentuk kesepakatan yang paling diterima oleh pemuda gereja adalah kesepakatan yang diperoleh dari hasil musyawarah. Persentase pola konsensus yang tercipta di gereja oleh pemuda . Tabel 4. 20 Komposisi pola konsensus pemuda di gereja. No Jawaban Jumlah persentase 1 Musyawarah 22 100 2 Voting - - 3 Membawa ke jalur hukum - - Universitas Sumatera Utara 54 Jumlah 22 - Dari tabel diatas dapat dilihat cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam pemuda melalui musyawarah sebesar 100. Hal ini dikarenakan konsensus yang banyak disepakati oleh pemuda gereja dilakukan secara musyawarah baik dan tidak membawanya ke jalur hukum. Dengan musyawarah yang dilakukan oleh pemuda gereja maka di gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih tercipta integrasi antar pemuda gereja dan hilangnya konflik di gerja. 6. Keterlibatan Badan Kontrol Sosial Dalam Melaksanakan Pengendalian Sosial Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih memiliki aturan-aturan atau nilai yang dianut bersama. Setiap komponen gereja memiliki kewajiban untuk melakukan nilai dan aturan yang telah disepakati bersama. Ketika terdapat penyimpangan terhadap nilai dan norma muncul sebuah badan yang berfungsi sebagai pengendali masalah yang terjadi di gereja. Badan kontrol sosial yang dimiliki oleh gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih adalah tokoh yang dianggap sebagai panutan pemuda dalam gereja. Persentase badan kontrol sosial yang terdapat dalam gereja dilihat pada tabel di bawah. Tabel 4. 21 Komposisi badan kontrol sosial yang terdapat dalam gereja No Jawaban Jumlah persentase 1 Pendeta 3 13.6 2 Sintua 2 9.1 3 Pembimbing pemuda 17 77.3 Jumlah 22 100 Universitas Sumatera Utara 55 Dari tabel diatas mayoritas yang menjadi badan kontrol sosial dalam gereja adalah pembimbing pemuda. Adapun persentase dari pertanyaan ini adalah 77,3 pembimbing pemuda, 13,6 pendeta dan 9,1 sintua. Tokoh yang berperan sebagai badan kontrol sosial pemuda digereja disebut dengan pembimbing pemuda. Pembimbing pemuda merupakan sintua yang bertanggung jawab dalam mengawasi gerak kerja pelayanan pemuda. 7. Memiliki Sifat Ketergantungan Sifat ketergantungan yang tercipta dipemuda gereja Kristen protestan Huta Rih terlihat darihubungan yang terjalin antara pemuda gereja dengan individu maupun kelompok diluar gereja. Hubungan ini tercipta karena baik pemuda gereja maupun individu dan kelompok diluar gereja memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Hubungan yang berjalan dengan baik akan berdampak dengan munculnya sikap ketergantungan antar pemuda gereja dengan individu atau kelompok diluar gereja. Saling ketergantungan pemuda tidak hanya terlihat dalam lingkungan pemuda gereja saja tetapi juga terlihat dari luar lingkungan pemuda gereja. Lingkungan diluar pemuda gereja melibatkan pemuda lain diluar dari komponen gereja. Saling ketergantungan ini terlihat ketika pemuda berinteraksi dengan pemuda diluar gereja. Persentase saling ketergantungan responden dengan pemuda lain diluar gereja dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 4. 22 Komposisi responden yang dekat dengan pemuda lain diluar gereja No Jawaban Jumlah persentase 1 Ya 18 81.8 Universitas Sumatera Utara 56 2 Tidak 4 18.2 Jumlah 22 100 Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang dekat dengan pemuda lain diluar gereja sebanyak 81,8, sedangkan responden yang tidak dekat dengan pemuda lain diluar gereja sebanyak 18,2. Hal itu menjelaskan bahwa saling ketergantungan antar pemuda gereja dengan pihak lain diluar gereja terjalin dengan baik. Hal ini bertujuan untuk saling menutupi kelebihan dan kelemahan masing-masing pihak. Pemuda gereja yang memiliki hubungan saling ketergantungan dengan pemuda diluar gereja selain untuk saling menutupi kelebihan dan kelemahan masing-masing pihak hubungan saling ketergantungan yang terjalin didasari oleh banyak nilai, termasuk nilai solidaritas sebanyak 63,6. Persentase nilai yang mendasari responden menjalin hubungan dengan pemuda diluar gereja dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 4. 23 Komposisi nilai yang mendasari responden menjalin hubungan saling ketergantungan dengan pemuda diluar gereja No Jawaban Jumlah persentase 1 Ingin kenal dengan semua orang 6 27.3 2 Menjalin solidaritas sosial 14 63,6 3 Mencari teman hidup 2 9.1 Jumlah 22 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas nilai menjalin solidaritas sosial yang mendasari responden menjalin hubungan saling ketergantungan Universitas Sumatera Utara 57 dengan pemuda diluar pemuda gereja. Adapun persentase dari pertanyaan ini yaitu 63,6 nilai menjalin solidaritas, 27,3 sosial ingin kenal dengan semua orang dan 9,1 nilai mencari teman hidup. Dari tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa saling ketergantungan akan selalu terdapat dalam kehidupan pemuda gereja dengan komponen diluar gereja. Saling ketergantungan ini bertujuan untuk saling melengkapi kelemahan dan kelebihan pemuda gereja dengan pihak diluar gereja. Tujuan lain yang ingin dicapai adalah menciptakan solidaritas dengan pihak diluar gereja. Solidaritas yang tercipta akan memunculkan sikap ketergantungan antara pemuda gereja dengan pihak diluar gereja. Universitas Sumatera Utara 58

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN