31
3.6 Jadwal Pelaksanaan
No. Jadwal Kegiatan
Bulan ke
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1 Pra Observasi
√ 2
Acc Judul √
3 Penyusunan Proposal
Penelitian √
4 Seminar Proposal Penelitian
√ 5
Revisi Proposal Penelitian √ √
6 Operasional Penelitian
√ √ √ 7
Pengumpulan dan Analisis Data
√ √ √
8 Bimbingan Skripsi
√ √ √ 9
Penulisan Laporan Penelitian √ √
10 Sidang Meja Hijau
√
Universitas Sumatera Utara
32
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Desa Huta Rih
Secara geografis desa Huta Rih berbatasn langsung dengan desa Sinondang utara, desa Merek Raya di sebelah selatan, desa bahbulawan di sebelah
Barat dan desa Dame Raya di sebelah Timur. Huta Rih merupakan bagian dari kecamatan Raya yang berada di kabupaten simalungun yang memiliki luas sekitar
± 2, 08 KM
2
. Desa Huta Rih dihuni oleh sebagian besar penduduk suku batak
simalungun, hanya sedikit dari suku yang lain seperti suku batak toba dan suku karo. Penduduk di desaHuta Rih pada umumnya menganut agama Kristen,
walaupun masih terbagi-bagi yaitu penganut Kristen Protestan, GKII dan hanya sedikit yang beragama islam.
Penduduk desa Huta Rih pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani dengan mengolah lahan pertanian sendiri dan hanya sedikit yang memiliki
mata pencaharian sebagai guru dan wiraswasta.
4.1.2 Sejarah dan Perkembangan Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih
Penelitian ini dilakukan di gereja Kristen Protestan Simalungun GKPS Huta Rih resort Merek Raya Kabupaten Simalungun. GKPS Huta Rih berdiri pada
tanggal 04 Januari 1968. Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih terbagi
Universitas Sumatera Utara
33
menjadi dua sektor yaitu sektor satu di desa huta rih dan sektor dua di desa parmahanan. Gereja Kristen Protestan simalungun Huta Rih mengadakan
pembangunan fisik pada tahun 2011. Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih memilki jemaat sebanyak
230 jemaat yang terbagi menjadi empat seksi yaitu seksi Bapa, seksi Wanita, seksi Pemuda dan seksi Sekolah minggu. Stuktur organisasi Gereja Kristen Protestan
Simalungun terdiri dari Pendeta Resort, pengantar jemaat, sekretaris jemaat, bendahara jemaat, bendahara pembangunan gereja, sintua dan syamas dan ketua
seksi. Seksi pemuda Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih berdiri pada
26 Desember tahun 1971, yaitu bertepatan pada ulang tahun pemuda GKPS yang ke 17.
Jemaat gereja di GKPS Huta Rih pada umumnya menjadi anggota seksi pemuda pada umur 17 tahun sekitar kelas dua SMA, hal ini di karenakan di GKPS Huta
Rih tidak ada seksi remaja setelah dari seksi sekolah minggu langsung masuk menjadi anggota seksi pemuda naposo. Angota seksi pemuda GKPS Huta Rih
pada saat ini berjumlah 43 orang yang mana 12 orang memiliki posisi sebagai pengurus dan 31 orang sebagai anggota.
Struktur organisasi pemuda di GKPS Huta Rih terdiri dari pembimbing pemuda yaitu sintua yang menangani atau bertanggung jawab membimbing
pemuda dalam mengerjakan program-program pemuda, ketua pemuda dan wakil ketua pemuda yang mengontrol gerak kerja program pemuda, sekretaris yaitu
yang bertanggung jawab membuat laporan dari setiap hasil rapat atau hasil kegiatan yang dilakukan pemuda gereja. Bendahara pemuda yaitu yang
Universitas Sumatera Utara
34
bertanggungjawab dalam mengelola keuangan pemuda gereja. Selain dari pengurus inti ada juga pengurus seksi antara lain: seksi kerohanian yaitu seksi
yang menangani atau mempersiapakan setiap kebaktian untuk pemuda. Seksi peralatan yaitu seksi yang menangani atau mempersiapakan setiap peralatan yang
diperlukan pemuda dalam melaksanakan setiap kegiatan. Seksi humas yaitu seksi yang menanggujawabi setiap kegiatan pemuda yang berhubungan dengan
kegiatan sosial baik sukacita maupun dukacita. Seksi kebersihan dan olahragayaitu seksi yang menangani kegiatan gotong-royong dan menangani
kegiatan olahraga yang akan dilakukan pemuda. Gambaran kegiatan yang dilakukan anggota pemuda sama dengan kegiatan
yang yang terdapat dalam gereja yaitu marturia, koinonia dan diakonia. Dalam bidang Diakonia melayani anggota pemuda ikut serta ambil bagian dalam
pelayanan atau sebagai pelayan acara dalam kegiatan ibadah. Dalam bidang marturia pemuda ikut serta dalam melakukan kesaksian hidup baik melalui pujian
ataupun berbagi pengalaman hidup. Selain itu pemuda juga memberikan apresiasi kepala anak sekolah minggu yang berprestasi serta memotivasi agar tetap
semangat. Dalam bidang koinonia pemuda gereja aktif dalam membangun persektuan hal ini terlihat dari kegiatan anggota pemuda tidak hanya fokus pada
kegiatan rohani saja, tetapi mereka juga melakukan kegiatan olahraga dan rekreasai pada waktu-waktu tertentu untuk mempererat persektuan mereka.
Universitas Sumatera Utara
35
4.2 TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA 4.2.1 Identitas Responden
Identitas responden akan dikategorikan berdasarkan umur, pekerjaan, lama menjadi anggota pemuda, posisi pemuda, dan pendidikan terakhir. Adapun
persentase jumlah responden berdasarkan kategorisasi tersebut akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini.
4.2.1.1 Identitas Responden Berdasarkan Umur
Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pemuda yang menjadi anggota gereja GKPS Huta Rih. Tabel berikut ini akan memperlihatkan
persentase jumlah responden berdasarkan usianya.
Tabel 4.1 Komposisi responden berdasarkan umur
No Umur
Jumlah Persentase
1 17-21 tahun
15 68.1
2 22-25 tahun
5 22.8
3 26-30 tahun
2 9.1
Total 22
100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden dalam penelitian
ini mayoritas yang berumur antara tujuh belas tahun sampai dua puluh dua tahun dengan persentase sebasar 68,1 persen.
Universitas Sumatera Utara
36
4.2.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Bekerja atau tidaknya seseorang sangat mempengaruhi bagaimana sikapnya dalam menghadapi berbagai permasalahan. Dalam penelitian ini peneliti
memandang bahwa akan ada perbedaan pandangan terhadap terciptanya solidaritas antara pemuda gereja. Hal ini mengingat pekerjaan mempengaruhi
sudut pandang seseorang terhadap solidaritas yang ada di pemuda gereja. Adapun persentase responden dalam penelitian ini berdasarkan pekerjaannya akan
ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 4. 2 Komposisi responden berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan
Jumlah Persentase
1 Siswa mahasiswa
8 36.4
2 Petani
5 22.7
3 Guru
1 4.5
4 Wiraswasta
6 27.3
5 Lain-lain
2 9.1
Jumlah 22
100 Berdasarkan tabel di atas, jumlah reponden yang bekerja sebagai
mahasiswa lebih banyak dibandingkan jenis pekerjaan yang lain. Adapun persentase responden yang bekerja sebagai mahasiswa yaitu sebesar 36,4 . Hal
ini dikarenakan mahasiswa diyakini dapat memberikan kontribusi lebih bagi solidaritas pemuda. Meskipun begitu responden dengan pekerjaan lain juga
memberikan kontribusi terhadap solidaritas pemuda terlihat dari tabel diatas.
Universitas Sumatera Utara
37
4.2.1.3 Identitas responden berdasarkan posisi pemuda di gereja
Posisi pemuda dalam gereja mempengaruhi kinerja pemuda tersebut daalam gereja. Posisi pengurus cenderung memiliki kewajiban untuk memberikan
kontribusi lebih dalam gereja. Penelitian ini memberikan gambaran tentang posisi pemuda dalam gereja. Adapun persentase responden dalam penelitian ini
berdasarkan posisi pemuda dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4. 3 Komposisi responden berdasarkan posisi pemuda di gereja
No Posisi
Jumlah Persentase
1. Pengurus
10 45.5
2. Anggota
12 54.5
Jumlah 22
100 Berdasarkan tabel diatas responden yang memiliki posisi sebagai pengurus
sebesar 45,5 dan responden yang memiliki posisi sebagai anggota sebesar 54,5.
4.2.1.4 Identitas responden berdasarkan lama sebagai anggota
Usia produktif bagi seorang pemuda untuk disebut sebagai pemuda minimal berumur 16 tahun. Waktu yang dijalani pemuda selama menjadi pemuda
gereja mempengaruhi pola pikir dan pola perilaku pemuda tersebut dalam gereja tersebut. Kontribusi yang diberikan juga tergantung waktu yang dihabiskan
selama menjadi pemuda dalam gereja tersebut. Berikut ini yang identitas
Universitas Sumatera Utara
38
responden berdasarkan lama sebagai anggota pemudadapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4. 4 Komposisi responden lama sebagai anggota pemuda gereja
No Lama
Jumlah Persentase
1-3 tahun 5
22.8 4-7 tahun
14 63.6
7 tahun 3
13.6 Jumlah
22 100
Berdasarkan tabel diatas lama pemuda menjadi anggota pemuda 1-3 tahun sebanyak 22,8, 4-7 tahun 63,6 dan 7 tahun sebanyak 13,6.
4.2.1.5 Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan yang diperoleh seseorang mempengaruhi bagaimana pola piker dan pola prilaku yang dilakukan di masyarakat. Pendidikan yang diperoleh akan
memberikan kontribusi yang mendorong lebih baik atau lebih buruknya solidaritas yang tercipta di lingkungan gereja. Adapun persentase responden
dalam penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhirnya akan ditunjukan pada tabel berikut
Table 4. 5 Komposisi responden berdasarkan pendidikan terakhir
No Pendidikan
Jumlah persentase
1 SD sederajat
-
Universitas Sumatera Utara
39
2 SMP sederajat
6 27.3
3 SMA sederajat
13 59.1
4 S1 sederajat
3 13.6
Jumlah 22
100 Berdasarkan tabel diatas responden yang memiliki pendidikan terakhir
sekolah menengah atas SMA memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan terakhir yang lain. Hal ini
dikarenakan banyaknya responden yang masih berada dalam jenjang perkuliahan. Melihat hal ini maka yang menjadi mayoritas anggota pemuda gerja yang aktif
adalah pemuda yang masih menjalani masa perkuliahan.
4.2.2 AGAMA DAN PERAN AKTIF PEMUDA DALAM KEGIATAN GEREJA
Pemuda gereja merupakan sekelompok anak muda yang mengikuti atau terlibat dalam kegiatan yang berlangsung dalam gereja. Dalam gereja GKPS
pemuda di kenal dengan sebutan naposo = yang muda. Pemuda memiliki peranan penting dalam perkembangan suatu gereja hal ini dikarenakan pemuda
gereja merupakan salah satu komponen yang paling produktif sehingga pemuda dinamakan generasi penerus gereja. Selain sebagai komponen yang paling
produktif pemuda juga komponen yang paling rentan terhadap godaan. Hal ini dikarenakan pemuda yang masih dalam masa proses pencarian jati diri dan belum
memiliki pendirian yang tetap. Di gereja GKPS Huta Rih pemuda ikut berperan dalam mengambil bagian
dalam pelaksanaan kegiatan yang diadakan oleh gereja. Aktif atau tidak nya
Universitas Sumatera Utara
40
seorang pemuda dalam gereja terlihat dari seberapa sering dan seberapa besar intensitas yang dilalui dalam mengikuti kegiatan gereja. Mengenai informasi
tentang sering atau tidaknya seorang pemuda mengikuti kegiatan pemuda gereja terlihat dari tabel dibawah. Komposisi responden yang menyatakan selalu
mengikuti kegiatan gereja sebesar 59,1 dan yang menyatakan tidak selalu mengikuti sebesar 40,9. Tabel berikut akan menunjukan komposisi responden
berdasarkan intensitas dalam mengikuti kegiatan gereja.
Tabel 4. 6 Komposisi responden yang selalu mengikuti kegiatan pemuda gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
13 59.1
2 Tidak
9 40.9
Jumlah 22
100 Berdasarkan tabel diatas dapat diliahat bahwa dari dua puluh dua
responden yang ditanyakan mengenai selalu mengikuti kegiatan pemuda gereja sebanyak 13 orang atau 59.1, sedangkan yang menyatakan tidak selalu
mengikuti kegiatan pemuda gereja sebanyak 9 orang atau 40.9. Pemuda yang selalu mengikuti kegiatan pemuda gereja juga mengetahui
tentang semuakegiatan lain yang dilaksanakan oleh gereja. Pengetahuan tentang semua kegiatan gereja yang diperoleh oleh pemuda diharapkan memberikan
gambaran bagaimana pengembangan gereja dilakukan oleh pemuda. Mengenai banyaknya jumlah responden yang mengetahui tentang banyak atau sedikitnya
pengetahuan seorang pemuda tentang semua kegiatan gereja terlihat dari tabel dibawah. Komposisi responden yang mengetahui semua kegiatan gereja sebesar
72,2 dan yang tidak mengetahui semua kegiatan gereja sebesar 27,3. Tabel
Universitas Sumatera Utara
41
berikut akan menunjukan komposisi responden berdasarkan pengetahuan tentang semua kegiatan gereja.
Tabel 4. 7 Komposisi responden yang mengetahui semua tentang kegiatan pemuda
gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
16 72.7
2 Tidak
6 27.3
Jumlah 22
100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari dua puluh dua
responden yang ditanyakan mengenai pengetahuan akan informasi kegiatan gereja yang mengetahui semua kegiatan gereja sebesar 72,2 dan yang tidak
mengetahui semua kegiatan gereja sebesar 27,3.
Ketika pemuda gereja mengikutidan mengetahui segala sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh gereja maka diperlukan pengenalan akan pemuda gereja yang
lain. Pengenalan yang baik antar pemuda akan memunculkan interaksi yang baik antar pemuda tersebut. Kontribusi yang diharapakan dari pengenalan yang terjadi
antar pemuda mampu mendorong pengembangan dan kemajuan bagi gereja.
Pola interaksi yang terjadi antar pemuda dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari baik ketika berbicara satu dengan yang lain maupun ketika mengikuti
kegiatan bersama. Mengenai banyaknya jumlah responden yang mengenal maupun tidak mengenal seluruh anggota pemuda yang lain dalam gereja terlihat
dari tabel dibawah. Komposisi responden yang mengenal seluruh anggota pemuda
Universitas Sumatera Utara
42
gereja sebesar 86,4 dan yang tidak mengenal semua anggota pemuda gereja sebesar 13,6. Tabel berikut akan menunjukan komposisi responden berdasarkan
kenal atau tidaknya seluruh anggota pemuda yang lain dalam gereja.
Tabel 4. 8 Komposisis responden yang mengenal seluruh anggota pemuda gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
19 86.4
2 Tidak
3 13.6
Jumlah 22
100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari dua puluh dua
responden yang ditanyakan mengenai kenal atau tidaknya seluruh anggota pemuda gereja sebesar 86,4 dan yang tidak mengenal seluruh anggota pemuda
gereja sebesar 13,6. Hal ini menggambarkan bahwa antar pemuda gereja telah
mengenal baik sau sama lain secara umum. Peran aktif seorang pemuda dalam gereja membutuhkan kesiapan mental
dan pribadi seseorang. Kesiapan mental dan pribadi seseorang tidak terlepas dari banyaknya jumlah waktu yang dihabiskan dalam mengikuti semua kegiatan dalam
gereja. Waktu yang diberikan oleh pemuda dalam mengikuti semua kegitan gereja berbeda antara ssatu pemuda dengan pemuda yang lain. Hal ini
disebabkanperbedaan kepentingan yang dimilki oleh setiap pemuda gereja. Komposisi waktu yang dihabiskan responden dalam mengikuti kegiatan gereja
berkisar antara 1-3 jam, 3-5 jam dan5-7 jam. Tabel berikut akan menunjukan komposisi waktu yang dihabiskan responden dalam mengikuti kegiatan pemuda
gereja dalam seminggu.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 4. 9
Komposisi waktu yang dihabiskan responden dalam mengikuti kegiatan pemuda gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 1-3 jam
14 63.6
2 3-5 jam
3 13.7
3 5-7 jam
5 22.7
Jumlah 22
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat komposisi waktu yang dihabiskan pemuda gereja dalam mengikuti kegiatan pemuda gereja dalam seminggu.
Adapun komposisi waktu yang dihabiskan pemuda gereja dalam mengikuti kegiatan gereja berkisar antara 1-3 jam sebanyak 63,6, yang berkisar 3-5 jam
13,7, dan yang berkisar 5-7 jam sebanyak 22,7. Sedikit banyaknya waktu yang digunakan oleh pemuda dalam mengikuti
semua kegiatan yang dilakukan oleh gereja memiliki maksud dan alasan tertentu tergantung dari pemuda tersebut. Maksud dan alasan yang dimiliki oleh pemuda
tersebut tentu mempengaruhi bagaimana perkembangan dan hasil yang diperoleh selama mengikuti kegiatan dalam gereja. Dampak dari perkembangan tersebut
akan mempengruhi diri pemuda tersebut maupun masyarakat baik dalam gereja maupun masyarakat di luar gereja. Alasan responden dalam mengikuti kegiatan
gereja terdiri atas kemauan sendiri, disuruh orang tua maupun keluarga dan karena alasan mengikuti teman. Tabel berikut akan menunjukkan alasan responden dalam
mengikuti kegiatan dalam gereja.
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4. 10 Komposisi alasan responden dalam mengikuti kegiatan gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Kemauan sendiri
16 72.7
2 Disuruh orang tua
2 9.1
3 Ikut teman
4 18.2
Jumlah 22
100
Berdasarkan tabel di atas dilihat bahwa alasan responden dalam mengikuti kegiatan pemuda gereja lebih banyak karena kemauan sendiri dengan persentase
sebanyak 72,7, sedangkan yang ikut teman persentasenya sebesar 18,2 dan yang disuruh orang tua persentasenya sebanyak 9,1.
Dalam mengikuti semua kegiatan yang dilakukan oleh gereja, pemuda harus mendapat dukungan dari orang yang ada di sekitar pemuda tersebut. Salah
satu yang diharapkan memberi dukungan kepada pemuda tersebut adalah keluarga pemuda tersebut. Aktif atau tidaknya pemuda dalam mengikuti kegiatan yang
dilakukan oleh gereja perlu diketahui oleh keluarga pemuda tersebut. Hal ini dimadsudkan member kemudahan bagi pemuda dalam mengikuti semua kegiatan
yang dilakukan oleh gereja. Tabel dibawah ini menggambarkan komposisi responden yang diketahui keluarga aktif dalam kegiatan pemuda gereja.
Tabel 4. 11 Komposisi responden yang diketahui keluarga aktif dalam kegiatan pemuda
gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
18 81.8
Universitas Sumatera Utara
45
2 Tidak
4 18.2
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang diketahui keluarga aktif dalam kegiatan pemuda gereja persentasenya sebanyak 81.8, sedangkan
yang tidak diketahui keluarga katif dalam kegiatan pemuda gereja persentasenya sebanyak 18,2.
Mengenai komposisis responden yang mendapat dukungan dari keluarga dalam mengikuti kegiatan pemuda gereja persentasenya dapat dilihat pada tabel
dibawah.
Tabel 4. 12 Komposisi responden yang mendapat dukungan dari keluarga dalam
mengikuti kegiatan pemuda gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
20 90.9
2 Tidak
2 9.1
Jumlah 22
100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari dua puluh dua
responden yang mendapat dukungan dari keluarga dalam mengikuti kegiatan pemuda gereja sebanyak 90,9, sedangkan yang tidak mendapat dukungan dari
keluarga dalam mengikuti kegiatan pemuda gereja sebanyak 9,1. Hal ini menggambarkan bahwa orang tua mendukung pemuda ikut serta dalam kegiatan
pemuda.
Universitas Sumatera Utara
46
4.2.3 BENTUK IMPLEMENTASI SOLIDARITAS SOSIAL PEMUDA DALAM GEREJA
1. Adanya Pembagian Kerja Dalam kelompok sosial pemuda gereja terdapat pembagian kerja.
Pembagian kerja dalam komunitas pemuda gereja berarti setiap individu memiliki kedudukan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
gereja. Tujuan dari adanya pembagian kerja yang diberikan kepada pemuda gereja adalah meningkatkan soliadritas pemuda karena dengan adanya pembagian kerja
yang jelas menjadikan pemuda gereja tergantung satu sama lain dan mau melakukan tugas dan tanggung jawab bersama-sama. Salah satu indikator dari
terciptanya solidaritas pemuda dalam gereja adalah dikenalnya pembagian kerja antar pemuda dalam gereja. Ada atau tidaknya pembagian kerja dalam kelompok
pemuda gereja mempengaruhi kinerja pemuda tersebut dalam gereja. Persentase pembagian kerja antar pemuda gereja dapat dilihat dalam tabel di bawah.
Tabel 4. 13 Komposisi pembagian kerja antar pemuda gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
20 90.9
2 Tidak
2 9.1
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dari dua puluh dua responden yang menyatakan adanya pembagiankerja antar pemuda gereja sebanyak 90,9, sedangkan yang menjawab
tidak ada pembagian kerja sebanyak 9,1.
Universitas Sumatera Utara
47
Pembagian kerja yang terbentuk oleh pemuda gereja akan memberikan kejelasan tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan oleh
pemuda gereja sebagai bagian dari gereja secara luas. Pembagian kerja yang terbentuk akan menentukan sejauh mana perkembangan dan kemajuan gereja
yang diperoleh untuk periode tertentu. Penentuan pembagian kerja menjadi agenda penting dalam kegiatan pemuda. Cara yang digunakan untuk menentukan
pembagian kerja bergantung kepada kesepakatn komponen gereja baik secara voting, perintah pendeta maupun inisiatif sendiri. Penentuan pembagian kerja ini
akan mempengaruhi pemuda dalam menjalankan tugasnya sebagai pemuda dalam gereja dan juga akan mempengaruhi solidaritas pemuda tersebut. Persentase cara
pembagian kerja pemuda gereja dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4. 14 Cara pembagian kerja dilakukan
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Voting
15 68.2
2 Perintah pendeta
1 4.5
3 Inisiatif sendiri
6 27.3
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dapat dilihat mayoritas melalui voting cara pebagian kerja yang dilakukan. Adapun persentase dari pertanyaan ini 68,2 melalui cara
voting, 27,3 inisiatif sendiri dan 4,5 perintah pendeta. Pembagian kerja yang dilaksanakan secara voting lebih dominan dilakukan, hal ini dikarenakan adanya
kebebasan berpendapat di dalam gereja.
Universitas Sumatera Utara
48
Pembagian kerja secara voting menjadi cara yang paling banyak dilakukan untuk menentukan tugas dan tanggung jawab pemuda dalam gereja. Pembagian
kerja secara voting menjelaskan bahwa pembagian kerja yang dilakukan pemuda gereja sudah jelas dan memberikan manfaat yang baikbagi perkembangan gereja.
Persentase responden mengenai kejelasa pembagian kerja yang dilakukan antar pemuda gereja dapat dilihat padatabel di bawah.
Tabel 4. 15
Komposisi responden mengenai kejelasan pembagian kerja yang dilakukan antar pemuda gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
13 59.1
2 Tidak
9 40.9
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang ditanyakan mengenai kejelasan tentang pembagian kerja sebesar 59,1 yang menjawab
sudah jelas dan 40.9 yang menjawab tidak jelas. Berdasarkan tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pemuda Gereja
Kristen Protestan Simalungun Huta Rih sudah memiliki pembagian kerja yang jelas. Cara penentuan pembagian kerja yang paling banyak dilakukan adalah
melalui voting, hal ini dikarenakan adanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat masing-masing individu yang ada dalam gereja. Pembagian kerja yang
terbentuk akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan di Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih.
Universitas Sumatera Utara
49
2. Adanya Kesadaran Kolektif Kesadaran kolektif yang tercipta oleh pemuda di gereja terbentuk ketika
pemuda tersebut memiliki rasa kepercayaan dan perasaan bersama antar pemuda gereja. Dalam pemuda gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih terdapat
kesadaran kolektif yang terbangun karena adanya rasa kepercayaan dan rasa saling memiliki antar pemuda.
Kesadaran kolektif akan terlihat dari pemuda ketika melaksanakan sebuah kegiatan. Dalam melaksanakan sebuah kegiatan dalam gereja, pemuda gereja akan
sering berhubungan dengan pemuda lain tergantung dari kedudukan dan posisi pemuda tersebut dalam gereja. Intensitas kebersamaan pemuda dalam gereja juga
mempengaruhi solidaritas dalam gereja. Persentase responden yang sering bersama dengan pemuda lainnya di gereja dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 4. 16 Komposisi responden yang sering bersama pemuda lainnya di gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
16 72.7
2 Tidak
6 27.3
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang sering bersama dengan pemuda lainnya di gereja sebesar 72,7, sedangkan yang tidak
sering bersama dengan pemuda gereja lainnya di gereja sebesar 27,3. Kesadaran kolektif pemuda gereja juga dapat terlihat dari tindakannya
dalam mengutamakan gereja. Pemuda yang mengutamakan gereja akan membentuk pola pikir yang berkembang dan maju untuk lebih mengutamakan
Universitas Sumatera Utara
50
gereja. Berdasarkan hasil penelitian solidaritas yang tercipta antar pemuda gereja Kristen protestan Huta Rih telah memberikan implementasi yang positif baik bagi
pemuda dalam gereja maupun bagi komponen lain diluar pemuda dalam gereja. Implementasi yang dapat kita lihat pertama sekali adalah terhadap tindakan yang
dilakukan oleh pemuda apakah selalu mengutamakan gereja atau tidak mengutamakan gereja. Komposisi responden berdasarkan tindakan yang selalu
mengutamakan gereja dapat dilihat dalam tabel di bawah.
Tabel 4. 17 Komposisi kegiatan responden yang selalu mengutamakan gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
13 59.1
2 Tidak
9 40.9
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang selalu mengutamakan kegiatan gereja sebanyak 59,1 sedangkan yang tidak selalu
mengutamakan kegiatan gereja sebanyak 40,9. Dari tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran kolektif dapat
dimiliki oleh pemuda dalam dua bentuk pelaksanaan di gereja tersebut. Bentuk kesadaran kolektif yang pertama akan diperoleh ketika pemuda sering bersama
pemuda lainnya di gereja. Dan bentuk kesadaran kolektif yang kedua diperoleh ketika pemuda selalu mengutamakan gereja. Kedua hal tersebut menciptakan
kesadaran kolektif yang baik sehingga terciptanya kesadaran kolektif yang lebih baik antar komponen gereja.
Universitas Sumatera Utara
51
3. Hukum Represif Dominan Hukum represif dominan yang terdapat dikelompok pemuda gereja
berlaku ketika konflik maupun masalah dialami oleh antar pemuda dalam gereja. Konflik yang terjadi berhubungan dengan masalah atau pertentangan yang dialami
oleh pemuda. Tujuan dari dilaksanakannya hukum represif adalah menciptakan kesatuan misi antar pemuda gereja yang akan mendorong terciptanya solidaritas
pemuda gereja. Banyak pola yang terbentuk dalam pelaksanaan hukum represif di gereja baik secara musyawarah, voting, dan membawa ke jalur hukum. Persentase
cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik dapat dilihat pada tabel di bawah
Tabel 4. 18 Komposisi cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konfik
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Musyawarah
22 100
2 Voting
- -
3 Membawa ke jalur hukum
- -
Jumlah 22
-
Dari tabel diatas dapat dilihat cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam pemuda melalui musyawarah sebesar 100. Hal ini
dikarenakan penyelesaian yang dilakukan oleh gereja dilakukan secara baik dan tidak membawanya ke jalur hukum. Musyawarah menjadi pemegang tertinggi
hukum represif dominan yang diterapkan dalam gereja. Hukum represif dominan dalam bentuk musyawarah menjadi tolak ukur untuk menciptakan tertib sosial
Universitas Sumatera Utara
52
yang tercipta dalam gereja sehingga menimbulkan keseimbangan disemua komponen gereja.
4. Memiliki Karakteristik Invidual Dalam komunitas pemuda gereja terdapat karakteristik individualitas yang
rendah. Individualitas rendah terjadi karena gereja tidak membeda-bedakan antara satu pemuda dengan pemuda yang lain. Hal ini menjelaskan kesamaan posisi yang
dimiliki oleh pemuda. Adapun posisi atau kedudukan yang dimiliki oleh pemuda dalam gereja bukan menunjukkan karakteristik individualis yang tinggi namun
menggambarkan struktur organisasi yang bertujuan hanya untuk memudahkan koordinasi antar pemuda di gereja.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh gereja memberikan makna bersama bagi pemuda dalam gereja tersebut. Makna yang didapat berupa nilai yang dianut
dan diterapkan bersama dalam kehidupan masyarakat. Nilai yang diperoleh akan memberikan kontribusi positif terhadap semakin hilangnya rasa individaulis
dalam diri pemuda. Persentase nilai yang didapat responden dari kegiatan diikuti dapat dilihatdalamtabel di bawah ini.
Tabel 4. 19 Komposisi nilai yang didapatkan responden dari kegiatan yang diikuti
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Kebersamaan
8 36.4
2 Kebersihan
- -
3 Solidaritas
11 50
4 Rasa cinta terhadap gereja
3 13.6
Jumlah 22
100
Universitas Sumatera Utara
53
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas menjawab nilai solidaritas yang didapatkan responden dari kegiatan yang dilakukan pemuda
gereja yang diikuti responden. Adapun persentase yang didapat dari pertanyaan ini yaitu 50 responden menjawab nilai solidaritas yang didapatkan, 36,4
menjawab nilai kebersamaan dan 13,6 rasa cinta terhadap gereja. Terciptanya nialai solidaritas yang tinggi menggambarkan rendahnya
karakter indidualis yang terbentuk di gereja. Solidaritas menjadi sebuah hal yang wajib dilakukan oleh pemuda gereja dan menghilangkan karakteristik individual
yang tinggi. Karakter individual tinggi akan berkurang seiring dengan meningktnya solidaritas yang tercipta dipemuda Gereja Kristen Protestan
Simalungun Huta Rih. 5. Pola Konsensus Secara Normatif
Pemuda gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih memiliki pola konsensus yang tercipta dengan baik di gereja. Konensus yang terdapat di gereja
terlihat dari adanya kesepakatan-kesepakatan yang diterima oleh pemuda dalam gereja. Kesepakatan yang telah diterima akan mendorong terciptanya integrasi dan
hilangnya konflik di gereja. Bentuk kesepakatan yang paling diterima oleh pemuda gereja adalah kesepakatan yang diperoleh dari hasil musyawarah.
Persentase pola konsensus yang tercipta di gereja oleh pemuda .
Tabel 4. 20 Komposisi pola konsensus pemuda di gereja.
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Musyawarah
22 100
2 Voting
- -
3 Membawa ke jalur hukum
- -
Universitas Sumatera Utara
54
Jumlah 22
-
Dari tabel diatas dapat dilihat cara yang dilakukan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam pemuda melalui musyawarah sebesar 100. Hal ini
dikarenakan konsensus yang banyak disepakati oleh pemuda gereja dilakukan secara musyawarah baik dan tidak membawanya ke jalur hukum. Dengan
musyawarah yang dilakukan oleh pemuda gereja maka di gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih tercipta integrasi antar pemuda gereja dan hilangnya konflik
di gerja. 6. Keterlibatan Badan Kontrol Sosial Dalam Melaksanakan Pengendalian Sosial
Gereja Kristen Protestan Simalungun Huta Rih memiliki aturan-aturan atau nilai yang dianut bersama. Setiap komponen gereja memiliki kewajiban
untuk melakukan nilai dan aturan yang telah disepakati bersama. Ketika terdapat penyimpangan terhadap nilai dan norma muncul sebuah badan yang berfungsi
sebagai pengendali masalah yang terjadi di gereja. Badan kontrol sosial yang dimiliki oleh gereja Kristen protestan simalungun Huta Rih adalah tokoh yang
dianggap sebagai panutan pemuda dalam gereja. Persentase badan kontrol sosial yang terdapat dalam gereja dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4. 21 Komposisi badan kontrol sosial yang terdapat dalam gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Pendeta
3 13.6
2 Sintua
2 9.1
3 Pembimbing pemuda
17 77.3
Jumlah 22
100
Universitas Sumatera Utara
55
Dari tabel diatas mayoritas yang menjadi badan kontrol sosial dalam gereja adalah pembimbing pemuda. Adapun persentase dari pertanyaan ini adalah
77,3 pembimbing pemuda, 13,6 pendeta dan 9,1 sintua. Tokoh yang berperan sebagai badan kontrol sosial pemuda digereja disebut dengan
pembimbing pemuda. Pembimbing pemuda merupakan sintua yang bertanggung jawab dalam mengawasi gerak kerja pelayanan pemuda.
7. Memiliki Sifat Ketergantungan Sifat ketergantungan yang tercipta dipemuda gereja Kristen protestan Huta
Rih terlihat darihubungan yang terjalin antara pemuda gereja dengan individu maupun kelompok diluar gereja. Hubungan ini tercipta karena baik pemuda gereja
maupun individu dan kelompok diluar gereja memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Hubungan yang berjalan dengan baik akan berdampak dengan
munculnya sikap ketergantungan antar pemuda gereja dengan individu atau kelompok diluar gereja.
Saling ketergantungan pemuda tidak hanya terlihat dalam lingkungan pemuda gereja saja tetapi juga terlihat dari luar lingkungan pemuda gereja.
Lingkungan diluar pemuda gereja melibatkan pemuda lain diluar dari komponen gereja. Saling ketergantungan ini terlihat ketika pemuda berinteraksi dengan
pemuda diluar gereja. Persentase saling ketergantungan responden dengan pemuda lain diluar gereja dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 4. 22 Komposisi responden yang dekat dengan pemuda lain diluar gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ya
18 81.8
Universitas Sumatera Utara
56
2 Tidak
4 18.2
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dapat dilihat dari dua puluh dua responden yang dekat dengan pemuda lain diluar gereja sebanyak 81,8, sedangkan responden yang
tidak dekat dengan pemuda lain diluar gereja sebanyak 18,2. Hal itu menjelaskan bahwa saling ketergantungan antar pemuda gereja dengan pihak lain
diluar gereja terjalin dengan baik. Hal ini bertujuan untuk saling menutupi kelebihan dan kelemahan masing-masing pihak.
Pemuda gereja yang memiliki hubungan saling ketergantungan dengan pemuda diluar gereja selain untuk saling menutupi kelebihan dan kelemahan
masing-masing pihak hubungan saling ketergantungan yang terjalin didasari oleh banyak nilai, termasuk nilai solidaritas sebanyak 63,6. Persentase nilai yang
mendasari responden menjalin hubungan dengan pemuda diluar gereja dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 4. 23 Komposisi nilai yang mendasari responden menjalin hubungan saling
ketergantungan dengan pemuda diluar gereja
No Jawaban
Jumlah persentase
1 Ingin kenal dengan semua orang
6 27.3
2 Menjalin solidaritas sosial
14 63,6
3 Mencari teman hidup
2 9.1
Jumlah 22
100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas nilai menjalin solidaritas sosial yang mendasari responden menjalin hubungan saling ketergantungan
Universitas Sumatera Utara
57
dengan pemuda diluar pemuda gereja. Adapun persentase dari pertanyaan ini yaitu 63,6 nilai menjalin solidaritas, 27,3 sosial ingin kenal dengan semua
orang dan 9,1 nilai mencari teman hidup. Dari tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa saling ketergantungan
akan selalu terdapat dalam kehidupan pemuda gereja dengan komponen diluar gereja. Saling ketergantungan ini bertujuan untuk saling melengkapi kelemahan
dan kelebihan pemuda gereja dengan pihak diluar gereja. Tujuan lain yang ingin dicapai adalah menciptakan solidaritas dengan pihak diluar gereja. Solidaritas
yang tercipta akan memunculkan sikap ketergantungan antara pemuda gereja dengan pihak diluar gereja.
Universitas Sumatera Utara
58
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Adapun yang dapat penulis simpulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Pihak yang paling aktif dalam gereja adalah pemuda yang berperan sebagai penggerak dan pendorong berkembangnya sebuah gereja.
2. Agama berfungsi sebagai pengikat solidaritas sosial pemuda gereja dalam
bentuk solidaritas sosial mekanik yang mana solidaritas sosial mekanik akan menciptakan sebuah ikatan yang lebih kuat dan saling
ketergantungan antar pemuda gereja maupun dengan pihak gereja. 3.
Implementasi solidaritas sosial pemuda gereja terhadap keberlangsungan aktivitas gereja terlihat dalam banyak hal yaitu: adanya pembagian kerja
yang jelas, pemuda memiliki kesadaran kolektif, gereja mampu menciptakan hukum represif dominan, setiap pemuda memiliki
karakteristik individualis rendah, gereja memiliki pola konsensus yang baik terhadap peraturan yang ada di gereja, gereja memiliki sebuah badan
kontrol sosial yang berfungsi sebagai pengendali sosial dan pemuda gereja memiliki sifat ketergantungan baik antar pemuda maupun dengan pihak
yang berada diluar gereja.
Universitas Sumatera Utara
59
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan terhadap penelitian ini adalah sebagaiberikut:
1. Pemuda gereja diharapkan lebih memberikan kontribusi penuh terhadap
perkembangan gereja. Hal ini dimadsudkan karena pemuda sekarang tidak lagi fokus terhadap kegiatan yang dilakukan oleh gereja. Pemuda lebih fokus
memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang intinya mengajak pemuda untuk bersenang senang hedonisme.
2. Pemuda gereja diharapkan memelihara kerjasama yang lebih intens dengan
anggota pemuda lain diluar daripada gereja. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa memiliki antar pemuda diluar gereja dengan demikian maka
akan tercipta integrasi dalam kehidupan masyarakat yang dimulai dari kehidupan pemuda gereja.
3. Pengurus gereja diharapkan lebih mengisi dan memperlengkapi pemuda
sebagai generasi penerus gereja. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kualitas pemuda yang memiliki integritas dalam bergereja, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Agama dan Masyarakat