Commitment Komitmen TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

commit to user 10

E. Commitment Komitmen

Komitmen merupakan persepsi pembeli bahwa hubungan dengan pemasok tertentu sangat penting bahwa investasi berharga upaya khusus untuk mempertahankannya tanpa batas Tellefsen, 2001. Sebuah prospek jangka panjang dan fokus pada tujuan masa depan adalah pusat konsep komitmen seperti yang diamati oleh Moorman et al, 1992. Komitmen ada apabila salah satu pihak berpendapat sebuah hubungan yang penting dan upaya maksimal untuk memelihara atau meningkatkan hubungan Morgan et al, 1994. Komitmen upaya untuk menjaga hubungan merupakan definisi afektif komitmen Coote et al, 2003. Komitmen sebagai persepsi saling ketergantungan di mana hasil yang diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak dalam jangka panjang Wu Cavusgil, 2006. Komitmen sebagai lampiran psikologis yang berarti sebuah disposisi afektif yang mencerminkan keinginan dan kemauan para pihak untuk mengabdikan upaya untuk menjaga hubungan Gruen et al, 2000. Komitmen sebagai keinginan yang mendalam suatu hubungan Morgan et al, 1994. Komitmen merupakan komponen penting dalam relationship marketing. Komitmen dibentuk oleh kepercayaan menurut Banner dan Andriasari 2008 dalam Zoe S. Dimitriades 2006. “ Trust is a key variable in the establishment of relationship and is the main antecedent to commitment”. Suatu hubungan yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi cenderung memunculkan komitmen yang kuat antar pihak-pihak yang terlibat dalam suatu hubungan. Meskipun keragaman definisi dari komitmen, semua mengacu pada kemungkinan untuk melanjutkan hubungan untuk jangka panjang. Hal ini commit to user 11 mengacu tidak hanya niat sebagai pelanggan transaksional, tapi juga pada kesengajaan dari niat, membedakan hubungan berkomitmen dari satu transaksional belaka. Melibatkan ide yang berkaitan dengan pendekatan attitudinal sebagai komitmen psikologis dan pendekatan behavioral yang tercemin pada perilaku beli aktual. Bansar et al, 2004 menjelaskan ada tiga tipe komitmen yaitu: 1. Affective commitment Affective commitment dibangun melalui perasaan kecintaan yang tinggi pada perusahaan yang dapat berupa komitmen individu yang kuat, atau kerelaannya sebagai anggota organasasi. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa konsumen menggunakan jasa perusahaan karena mereka menginginkannya. 2. Continuance commitment Continuance commitment diartikan sebagai bentuk komitmen yang didasarkan pada pendekatan biaya yang digunakan sebagai alasan utama untuk tetap bersama dengan perusahaan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa konsumen menggunakan jasa perusahaan karena mereka membutuhkannya. 3. Normative commitment Normative commitment didefinisikan sebagai bentuk komitmen yang didasarkan pada kewajiban untuk terikat pada perusahaan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa konsumen menggunakan jasa perusahaan karena hal tersebut merupakan sesuatu yang wajib untuk dilakukan. commit to user 12

F. Penelitian Terdahulu