4. LATAR SEJARAH INTERVENSI NEGARA DAN PENETRASI PASAR DI PULAU BARRANG LOMPO
Gambaran Singkat Kota Makassar
Kota Makassar terletak pada koordinat 119° 24’17’38” Bujur Timur dan
5°8’6’19 Lintang Selatan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk kota ini tercatat sebanyak 1.352.136 jiwa dengan rincian, penduduk laki-laki sebanyak 667.681
jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 684.455 jiwa. Kota dengan luas wilayah administratif 175,77 Km2, terdiri atas 14 kecamatan, 143 kelurahan, 971 RW
Rukun Warga, dan 4.789 RT Rukun Tetangga berbatasan dengan wilayah administratif :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
Secara geografis, Kota Makassar berada pada bagian tengah diantara pulau-pulau besar lain dari wilayah kepulauan nusantara sehingga menjadikan
kota dengan sebutan “angin mammiri” ini menjadi pusat pergerakan spasial dari wilayah Barat ke bagian Timur maupun dari Utara ke Selatan Indonesia. Karena
posisinya yang demikian strategis, menjadikan kota yang sudah berstatus
“Kota Metropolitan” ini memiliki daya tarik bagi para imigran, baik dari daerah-daerah
sekitar Sulawesi Selatan maupun dari provinsi-provinsi lain terutama dari kawasan Timur Indonesia untuk mencari pekerjaan dan sekaligus menjadikannya
sebagai tempat tinggal baik untuk sementara waktu maupun untuk menetap. Sebagaimana umumnya iklim di daerah khatulistiwa, Makassar juga beriklim
tropis. Sesuai pencatatan stasiun Meteorologi Maritim Paotere Makassar, secara rata-rata kelembaban udara sekitar 79 persen, temperatur udara sekitar 25,1° -
29,1°, dan rata-rata kecepatan angin 4,2 knot.
Makassar merupakan kota pesisir dengan topografi wilayah yang relatif datar dan ketinggian tanah berkisar antara 1 - 25 m, dengan kemiringan rata-rata 5
derajat kearah timur. Kedalaman perairan pantai Kota Makassar di sekitar Dermaga Soekarno-Hatta bervariasi antara 9 hingga 17 meter. Secara umum di
bagian utara cenderung menjadi lebih dalam, dengan garis kontur sejajar garis dermaga. Wilayah laut terdalam terdapat pada jarak 650 meter dari arah dermaga
ke laut bebas dengan kedalaman mencapai 17 meter. Pada bagian Utara Dermaga
“Soekarno Hatta” terdapat Dermaga “Paotere” tempat sandar perahukapal nelayan ikan maupun perahukapal barang antar pulau-pulau kecil sekitar
Makassar dan Pulau Sulawesi. Sedangkan pada bagian Selatan terdapat Dermaga
“Kayu Bangkoa” dan Dermaga tempat pelelangan ikan TPI Jalan Pasar ikan. Dermaga
“Kayu Bangkoa” tepat berada kurang lebih 100 meter sisi kiri arah Selatan Benteng Rotterdam Makassar, di dermaga inilah sandar perahukapal
motor sebagai armada angkutan barang maupun orang ke pualu-pulau sekitar Makassar termasuk dari dan ke Pulau Barrang Lompo.
Gambar 4.1 Peta lokasi Pulau Barrang Lompo dilihat dari Makassar
Gambaran Umum Kelurahan Barrang Lompo
Sejarah Singkat Asal Mula Penamaan Barrang Lompo
Penduduk awal pulau ini berasal dari Gowa, saat ini sebagian wilayahnya telah menjadi wilayah otonomi tersendiri yaitu Makassar dan dari tanah Mandar
saat ini tepatnya di Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Karena itu penamaan pulau ini juga didasarkan oleh pandangan dua etnis tersebut di atas. Versi etnis
Makassar
, mengatakan bahwa kata “Barrang Lompo” berasal dari kata “Barakka
Lompo”. Istilah ini didasari oleh anggapan mengenai adanya tujuh tokoh berpengaruh yang dimakamkan di pulau ini, oleh komunitas pulau diartikan
sebagai berkah besar “Barakka Lompo”. Menurut mereka warga pulau karena
berkat keberadaan makam tujuh tokoh tersebut, sehingga pulau ini mengalami kemajuan dan dikenal oleh kalangan luar hingga lintas pulau bahkan manca
negara. Versi etnis Mandar
, mengatakan bahwa istilah “Barrang Lompo” dari kata Barrang itu sendiri nama tanaman perdu yang mirip tebu, oleh orang
Mandar dinamai Barrang, sedangkan orang Makassar menamai Tabussala, adapun orang Bugis menamai Uraso. Konon ketika orang Mandar mendarat
pertama kali di pulau ini, mereka melihat pada hamparan pulau banyak ditumbuhi tanaman perdu tersebut dan batangnya besar-besar, karena itu mereka kemudian
Makassar
P.Br.Lompo
Peta Sulawesi Selatan
U
menyebut pulau ini waktu itu masih berupa Gusung atau kampungdusun sebagai “Barrang Lompo”. Demikianlah penamaan pulau “Barrang Lompo” dan
hingga saat ini kedua versi tersebut tetap dipertahankan oleh komunitas pulau ini. Perlu juga diketahui bahwa Pulau “Barrang Lompo” merupakan tempat
persinggahan para pelayar untuk mengambil perbekalan air minum sebelum memasuki Makassar dan setelah meninggalkan Makassar.
Beberapa tokoh yang pernah singgah di pulau ini yang paling berpengaruh adalah
Syekh Tuan Karama’ Bah Alwi Assegaf, seorang penganjur Islam dan
yang pertama kali tiba di pulau ini sekitar tahun 1625 Masehi. Konon beliau salah seorang turunan langsung ke 25 nabi Muhammad SAW dan juga guru dari
Syekh Yusuf. Ketika pertama kali terlihat yang hingga saat ini penduduk setempat tidak mengetahui entah dari mana datangnya dan dengan cara bagaimana
dia datang, saat itu
bertepatan dengan hari jum’at maka beliau mengumpulkan warga untuk melaksanakan sholat jum’at, namun karena jamaahnya tidak sampai
40 orang, maka beliau hanya Sholat Dzuhur saja. Konon pada tempat sujud beliau itulah kemudian dibangun masjid pertama di pulau ini dan sekaligus sebagai
masjid ketiga didirikan di kerajaan Gowa ketika itu. Pembangunan masjid ini berlangsung tidak berselang lama setelah Masjid Katangka Gowa dibangun.
Wilayah Administrasi
Wilayah Kelurahan Barrang Lompo berada di Pulau Barrang Lompo itu sendiri yang merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Ujung
Tanah, Kota Makassar. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang tergolong ke dalam kelompok kepulauan Spormonde yang terletak di sisi Barat wilayah Kota
Makassar dengan jarak kurang lebih 13 Km. Waktu tempuh dengan menggunakan perahukapal motor kurang lebih satu jam. Diantara 5 pulau Spormonde yang
masuk wilayah Kota Makassar, Pulau Barrang Lompo merupakan pulau termaju dan terbanyak kedua jumlah penduduknya setelah Pulau Kodingareng. Dari ke
lima pulau tersebut, Barrang Lompo merupakan satu-satunya pulau yang terdapat sumber air tawar. Keberadaan sumber air tawar tersebut oleh masyarakat pulau
mengatakan karena adanya pohon sukun yang tumbuh subur di pulau ini. Secara administrasi kelurahan Barrang Lompo dibagi menjadi 4 Rukun Warga RW
dengan total luas wilayah 20,38 Ha. Dari hasil analisis data didapatkan luasan masing-masing RW sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1. Pembagian administrasi sesuai RW di Kel.Br. Lompo
NO Pembagian RW
Luas Ha 1
RW I 3,73
2 RW II
5,33
3
RW III 6,50
4
RW IV 4,82
Total 20,38
Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, tahun 2010
Gambar 4.2 Peta Pembagian wilayah Pulau Barrang Lompo menurut RW
Demografi
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Makassar BPS, 2010 Kelurahan Barrang Lompo memiliki jumlah penduduk 4.209 jiwa yang terdiri atas
2.022 orang laki-laki dan 2.187 orang perempuan. Jumlah rumah tangga adalah 973, sehingga rata-rata jumlah anggota keluarga pada tahun 2010 adalah 4 orang.
Dari luasnya yang hanya 20,38 Ha menyebabkan kepadatan penduduk pulau ini mencapai 8.896 per Km persegi.
Jumlah penduduk Kelurahan Barrang Lompo tiap tahunnya mengalami peningkatan. Kurun waktu 5 tahun terakhir dari data BPS, terlihat peningkatannya
meskipun tidak secara signifikan. Selain itu, jumlah kepala keluarga juga mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan cukup nampak. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki,
meskipun pada tahun 2007 jumlahnya hampir sama. Sehingga seks rasio laki-laki terhadap perempuan dari tahun 2004-2010 berkisar 92,24
– 100,04.
Tabel 4.2 Kondisi Demografi Kel. Barrang Lompo Lima Tahun Terakhir Tahun
Jumlah Rumah Tangga KK
Penduduk jiwa
Laki- Laki
Perempu- an
Seks Ratio
2004 796
3.978 1.930
2.048 92,24
2006 941
3.923 1.918
2.005 95,66
2007 928
4.046 2.024
2.023 100,04
2009 956
4.147 1.992
2.155 92,44
2010 973
4.209 2.022
2.187 92,46
Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, tahun 2010
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Penduduk Kelurahan Barrang Lompo dominan menganut agama Islam. Sisanya yaitu penganut agama Protestan, Katolik, dan Hindu. Pada umumnya
penduduk yang telah tinggal cukup lama dan turun temurun di kelurahan ini merupakan penduduk yang beragama Islam, adapun agama lain misalnya: Hindu,
Katholik, dan Protestan dianut oleh beberapa orang pendatang yang hijrah dari tempat tinggalnya ke kelurahan ini baik sebagai pekerja misalnya PNS,
TNIPOLRI ataupun sebagai buruh nelayan. Meskipun di pulau ini ada penganut agama lain selain Isalm, tapi jumlahnya sangat sedikit makanya rumah ibadah
yang ada hanya ada dua masjid. Data ini juga terlihat bahwa penganut agama Hindu, Katholik sangat stabil jumlahnya, kecuali penganut agama Protestan
secara kuantitas mengalami peningkatan meskipun sangat kecil. Sementara penganut agama Islam jumlahnya relatif berfluktuatif, antara lain pada tahun
2009 menurun drastis namun secara perlahan pada tahun 2010 jumlahnya bertambah lagi meskipun masih relatif kecil, lihat diagram 4.1
Diagram 4.1 Jumlah penduduk Pulau Barrang Lompo menurut agama
Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, tahun 2010
2004 2006
2007 2009
2010 Hindu
1 1
1 1
1 Katolik
1 1
2 1
1 Protestan
7 7
8 9
9 Islam
3914 4037
4548 4102
4141 3914
4037 4548
4102 4141
7 7
8 9
9 1
1 2
1 1
3400 3600
3800 4000
4200 4400
4600 4800
Ju m
lah
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Penduduk yang menghuni Pulau Barrang Lompo dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan dan bahkan peningkatannya cukup
siqnifikan pada tahun 2010. Jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki meskipun tidak terlalu siqnifikan berbeda. Secara umum penduduk pulau ini
berkarakteristik yaitu : penduduk usia produktif yaitu usia 15 –59 tahun lebih
banyak dibanding usia non produktif dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Demikian pula penduduk dengan usia sekolah 9 tahun 5-14
tahun dan usia 0-4 tahun jumlahnya sangat dominan dari pada kelompok usia yang lain. Sementara kelompok usia 65 tahun ke atas jumlahnya juga cenderung
mengalamai peningkatan dari tahun ke tahun. Data ini berarti bahwa potensi sumber daya tenaga kerja di pulau ini sangat besar dan telah terjadi peningkatan
usia harapan hidup yang lebih baik. Penduduk suatu wilayah yang berkarakteristik seperti ini dapat menjadi modal utama dalam menjalankan proses pembangunan.
Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.3 : Tabel : 4.3 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur lima tahun terakhir
Kel. Umur
Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam lima tahun terakhir 2006
2007 2009
2010
L P
∑ L
P ∑
L P
∑ L
P ∑
0 - 4 262 252 514 276 254 530 272 271 543 299
273 572
5 - 9 225 248 473 237 250 487 234 267 501 256
269 525
10-14 232 238 470 245 240 485 241 256 497 264
258 522
15-19 208 182 390 219 184 403 216 196 412 237
197 434
20-24 203 205 408 214 207 421 211 220 431 231
222 453
25-29 165 177 342 174 179 353 171 190 361 188
192 380
30-34 153 155 308 161 156 317 159 167 326 174
168 342
35-39 147 114 261 155 115 270 152 122 274 167
123 290
40-44 86
112 198 91
113 204 90
120 210 98
121 219
45-49 59
74 133
62 75
137 62
80 142
67 80
147 50-54
59 55
114 62
55 117
62 60
122 67
60 127
55-59 40
55 95
42 55
97 42
60 102
46 60
106 60-64
24 37
61 25
37 62
25 39
64 27
40 67
65+ 55
101 156 58
102 160 57
108 165 63
109 172
Total
1918 2005
3923 2021
2022 4043
1994 2156
4150 2184
2172 4356
Sumber data : Kecamatan Ujung Tanah dalam angka, tahun 2011
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Lapangan Kerja
Pekerjaan utama penduduk di Pulau Barrang Lompo adalah nelayan yang dikelompokan atas nelayan pencari teripang pattaripang, nelayan pedagang
padanggang dan nelayan penangkap ikan. Nelayan penangkap ikan ini dapat dikelompokkan atas dua bagian. Pertama, nelayan penangkap ikan yang
menggunakan peralatan sederhana misalnya pancing, pana, bubuk, jala, dan pukat dangkal. Kedua, nelayan penangkap ikan yang menggunakan peralatan modern.
Kelompok nelayan ini mampu menjangkau wilayah tangkapan yang jauh dari
pulau sehingga membutuhkan waktu minimal satu sampai dengan dua minggu baru balik. Agar ikan tangkapan mereka awet, maka mereka membawah es
secukupnya, itulah sebabnya kelompok nelayan ini di sebut “Pa’ES”. Data ini
diperoleh melalui wawancara dengan beberapa tokoh dan pelaku usaha di bidang ini. Sedangkan data sekunder tahun 2010 hanya meliputi bidang pekerjaan
sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Jumlah penduduk menurut Jenis Lapangan Kerja 5 Tahun Terakhir
Jumlah penduduk berdasarkan Lapangan Kerja
2006 2007
2009 2010
Bidang Industri 25
27 29
29 Konstruksi Bangunan
17 21
31 30
Angkutan Transportasi 7
9 12
12 Pemerintahan
24 27
31 31
Jasa Lain 15
24 33
35
Jumlah 88
108 136
137
Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, 2010 Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa terdapat beberapa bidang
pekerjaan yang ditekuni oleh masyarakat Pulau Barrang Lompo yaitu dalam bidang industri salah satunya industri pengeringan ikan. Selain itu juga ada yang
bekerja di bidang konstruksi bangunan, konstruksi bangunan ini sangat diperlukan oleh masyarakat kelurahan ini, disebabkan oleh pembangunan yang cukup tinggi
di daerah ini. Sementara penduduk yang bekerja di bidang transportasi juga sangat dibutuhkan, karena lokasi kelurahan ini yang harus ditempuh melalui jalur laut.
Sehingga ada yang mengambil angkutan massal dan sewaan. Dalam bidang pemerintahan terdapat beberapa penduduk yang bekerja sebagai pegawai
kelurahan, polisi, guru, dan lain sebagainya. Jasa lain yang dimaksudkan disini adalah beberapa warga yang membuka warung toko kelontong dan makanan,
usaha penginapan, gerobak sayuran, buah-buahan serta ikan dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya data ini dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 4.2 Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Lapangan Kerja selain nelayan Kelurahan Barrang Lompo, tahun 2010
21
22 9
23 25
Bidang Industri Konstruksi Bangunan
Angkutan Transportasi Pemerintahan
Jasa Lain
Sosial Budaya
Masyarakat Kelurahan Barrang Lompo merupakan masyarakat pulau yang didominasi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Karena itu pada
masyarakat ini sudah pasti kita akan menemukan adanya status sosial yang didasarkan atas kepemilikan kapal dan kekayaannya. Pada umumnya para pemilik
kapal juragan juga menjadi orang kaya dan karena kekayaanya itu sehingga mampu membangun rumah yang bagus dan dari situ mereka mendapat prestise
penghargaan masyarakat. Pada umumnya kekerabatan di pulau ini masih sangat tinggi sebagaimana juga terlihat pada komunitas pulau-pulau lainnya di nusantara,
dimana masyarakat masih mengenal satu sama lainnya bahkan mereka dapat saling kenal dalam satu pulaukelurahan. Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah
keluarga berdasarkan tingkat kesejahtraannya. Dari data kelurahan Barrang Lompo dalam angka sebagaimana terlihat pada tabel dan grafik di bawah dapat
kita ketahui bahwa terjadi peningkatan status kesejahteraan pada semua level masyarakat dari tahun ke tahun. Ini berarti bahwa masyarakat di pulau ini
mengalami peningkatan kesejahteraan hidup dari tahun ke tahun meskipun peningkatan kesejahteraan itu kurang signifikan kecil.
Tabel 4.5 Jumlah keluarga berdasarkan tingkat kesejahtraan
di Kelurahan Barrang Lompo
Tingkat Keluarga Sejahtra
2004 2006
2007 Prasejahtra
123 123
124
Sejahtera I 336
336 339
Sejahtera II 377
377 389
Sejahtera III
56 56
60
Jumlah 892
892 912
Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam Angka,2010 Sementara itu penyakit yang diderita oleh masyarakat Kelurahan Barrang
Lompo cenderung disebabkan oleh jenis mata pencahariannya. Dari diagram di bawah dapat diketahui bahwa penyakit yang sebagian besar diderita oleh
masyarakat kelurahan ini adalah penyakit pada sistem otot dan jaringan, lalu disusul oleh penyakit saluran pernapasan bagian atas. Banyaknya kasus penyakit
pada sistem otot dan jaringan lumpuh yang dialami masyarakat di pulau ini terutama disebabkan oleh resiko pekerjaannya sebagai penyelam teripang.
Pekerjaan ini mereka lakoni pada kedalaman yang bervariasi antara 10 meter hingga 150 meter ke dasar laut dan kadang-kadang tanpa pengaman yang
memadai sehingga sangat beresiko. Akibatnya tidak sedikit dari para penyelam ini menemui ajalnya di laut saat melakukan penyelaman. Hal ini disebabkan baik
karena kekurangan oksigen maupun karena keram otot akibat terlalu lama beredam di air yang bersuhu dingin. Penyebab lain adalah karena kehabisan darah
setelah terkena di iris tiram saat menyelam terlalu dalam, sehingga mereka sudah kehabisan darah sebelum muncul di permukaan laut.
Tabel 4.6 Jenis Penyakit yang Diderita oleh Masyarakat Kel. Barrang Lompo Jenis Penyakit yang diderita
2004 2006 2007 2009
2010 penyakit saluran pernapasan
254 112
120 136
140 penyakit pd sistem otot dan
jaringan 578
578 600
718 720
penyakit diare 200
200 241
163 172
penyakit cingivitis dan periodental
98 98
105 141
161 penyakit TB Paru-paru
66 66
69 30
37 kulit krn infeksi
256 256
269 231
241 sal.pern.bgn atas
254 276
418 418
tekanan darah tinggi 124
124 136
142 162
kecelakaan dan luka bakar 56
56 59
30 34
kulit 75
75 90
50 57
mata 167
187
jumlah 1.707
1.819 1.965 2.226
2.329
Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam Angka, 2010 Tradisi masyarakat yang masih dijumpai di pulau ini antara lain adalah :
1. Dzikir tahunan, menyambut 1 Muharram selama 3 jumat berturut-turut
sebagai songka bala tolak bala agar warga pulau terhindar dari musiba. 2.
Barazandji tiap malam jumat di masjid tua. 3.
Songkabala tolak bala, tradisi meminta keselamatan warga atau keluarga yang sementara melaut, dengan cara menaruh beras, gula merah, kelapa, telur,
lilin dan sejumlah uang ke dalam baku-baku wadah semacam keranjang lalu dibawah ke orang pintar untuk dibaca didoakan.
4. Pa’rappo pappasabbi, ritual yang diadakan di tempat penangkapan atau
pencarian teripang untuk memohon izin kepada para makhluk ghaib penjaga laut sebagai penghormatan agar tidak diganggu. Tradisi ini dilakukan dengan
cara menaruh pisang satu sisirberas, telur ayam sebutir, daun siri, lilin dan uang minimal Rp.500,- pada baku-baku wadah semacam keranjang lalu
dibaca didoakan kemudian di hanyutkan disekitar wilayah tangkapan.
Ekonomi Masyarakat
Sebagian besar masyarakat Kelurahan Barrang Lompo bekerja sebagai nelayan. Dari data terlihat bahwa dari berbagai bidang pekerjaan yang digeluti
masyarakat pulau ini terdapat sekitar 65 yang berkecimpung dari sektor nelayan dan lainnya bekerja pada sektor wiraswasta, perdagangan dan kerajinan. Sektor
kerajinan tangan merupakan bidang pekerjaan yang paling sedikit dapat dihitung jari di geluti. Untuk melihat keanekaragaman mata pencaharian masyarakat
Kelurahan Barrang Lompo lebih rinci terdapat pada tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Jumlah Kegiatan Ekonomi Masayarakat Kelurahan Barrang Lompo
No RW
Jenis Pekerjaan Nelayan Wiraswasta Pedagang Pengrajin
1 RW I
79 13
13
2 RW II
54 9
45 3
3 RW III
144 13
36 1
4
RW IV 75
24 34
1
Jumlah 352
59 128
5
Sumber data : Kelurahan Barrang Lompo dalam angka, 2010 Hasil tangkapan nelayan di Kelurahan Barrang Lompo beranekaragam,
namun penangkapannya lebih banyak masih bersifat tradisional menggunakan teknologi sederhana, kecuali pencarian teripang pada umumnya sudah
menggunakan peralatan semi modern. Adapun hasil tangkapan para nelayan di pulau ini antara lain seperti : teripang, cumi-cumi, ikan, tiram dan lainnya. Hal ini
dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :
Gambar 4.3 Hasil tangkapan nelayan Pulau Barrang Lompo
Cumi-cumi Teripang Tiram Sektor Perdagangan
Kegiatan sektor perdagangan di Kelurahan Barrang Lompo masih dalam taraf pemenuhan kebutuhan lokal saja. Beberapa jenis usaha perdagangan yang
ada antara lain : toko barang campuran, toko bangunan, warung kopi, warung makan dan pedagang keliling. Cara pemasarannya dengan membuka tokowarung
di depan rumah mereka sendiri dan beberapa masyarakat berinisiatif menjajakkan dagangannya mengelilingi Pulau Barrang Lompo dengan menggunakan gerobak.
Sedangkan barang-barang yang dijual merupakan kebutuhan rumah tangga.
Disamping itu ada juga usaha sektor jasa misalnya usaha hiburan malam berupa permainan bola sodok.
Barang yang diperdagangkan di Kelurahan Barrang Lompo berasal dari Kota Makassar. Barang-barang dagangan tersebut diangkut dengan menggunakan
Kapal pengangkut penumpang dan kapal-kapal yang khusus untuk mengangkut barang. Khusus kapal pengangkut barang pada umumnya sandar di dermaga
menjelang sore hari dan sekaligus membongkar muatannya dan meninggalkan dermaga sebelum tenggelam matahari. Karena pada waktu itu dermaga telah sepi
dari kegiatan kapal penumpang. Pengahsilan masyarakat dari sektor ini pun bervariasi mulai dari Rp 100.000,- sampai dengan Rp 1.000.000,-hari.
Gambar 4.4. Peta Sebaran Perdagangan di Kelurahan Barrang Lompo Transportasi, Jaringan Jalanan dan Dermaga Pelabuhan
Sebagai suatu daerah kepulauan, maka sudah sewajarnya jika Kelurahan Barrang Lompo menggunakan sistem transportasi darat dan transportasi laut.
Transportasi laut menggunakan kapal reguler dengan rute Pulau Barrang Lompo - Kota Makassar. Kapal reguler yang melayani rute tersebut berjumlah 3 buah yang
berangkat dari Pulau Barrang Lompo pukul 07.00 WITA. Sedangkan kepulangan dari Kota Makassar melalui pelabuhan rakyat Kayu Bangkoa pada pukul 11.00
WITA.
Guna memenuhi transportasi darat masyarakat Kelurahan Barrang Lompo menggunakan sepeda motor, namun yang belum memiliki sepeda motor biasanya
berjalan kaki mengingat jarak tempuh perjalanan yang singkat. Sedangkan untuk pengangkutan barang, mereka menggunaka motor pengangkut yang biasa disebut
oleh masyarakat setempat “ojek” motor gandengan. Seiring dengan kemajuan
perekonomian masyarakatnya, maka jumlah sepeda motor pribadi terus meningkat. Karenanya makin memudahkan warga untuk saling mengunjungi,
walaupun moda transportasi ini kurang begitu efektif untuk kondisi Pulau Barrang Lompo.
Gambar 4.5. Kondisi Kapal Penumpang Reguler Kelurahan Barrang Lompo
Gambar 4.6. Kondisi Angkutan Penumpang dan Barang di Kelurahan Barrang Lompo
Jaringan jalan yang ada saat ini di Kelurahan Barrang Lompo yaitu jalan skala kelurahan yang lebih tepatnya menjadi penghubung antar rumah yang satu
dengan rumah yang lain. Sedangkan lebarnya cukup variatif antara 2 – 5 dengan
kondisi semua jaringan jalan menggunakan paving block. Masih belum adanya pembagian hirarki maupun fungsi jalan di kelurahan ini menyulitkan identifikasi
terhadap jaringan jalan itu sendiri.
Berdasarkan klasifikasi, jalan di Kelurahan Barrang Lompo dapat dibagi menjadi 2 yaitu Jalan Lokal Sekunder III dan Jalan Lingkungan. Panjang
keseluruhan jalan masing-masing adalah untuk Jalan Lokal Sekunder III
sepanjang 3.105 meter dan Jalan Lingkungan sepanjang 1.960 meter. Untuk lebih jelasnya tentang klasifikasi jalanan dan dermaga pelabuhan di Kelurahan Barrang
Lompo dapat dilihat pada tabel 4.8, Gambar 4.7 dan 4.8.
Tabel 4.8 Klasifikasi Jalanan di Kelurahan Barrang Lompo No
Klasifikasi Jalan Panjang Jalan
meter Lebar Jalan
meter Ornamen
Jalan 1
Lokal Sekunder III 3.105
3-5 Tiang
Listrik
2 Lingkungan
1.960 2-3
Tidak ada
Gambar 4.7 Kondisi dan Potongan Jalanan Lokal III
Gambar 4.8 Kondisi Eksisting Dermaga Penumpang dan Barang Kelurahan Barrang Lompo
Kondisi Air Bersih
Air bersih yang saat ini digunakan warga merupakan air tanah atau sumur. Air tanah yang ada pada dasarnya terbagi atas dua yaitu air yang digunakan warga
untuk mandi dan mencuci terdiri dari 2 sumur, dan air yang digunakan warga untuk memasak yang terdiri dari 1 sumur. Selain itu terdapat juga instalasi
penyulingan yang dikelola oleh pihak swasta namun tidak digunakan oleh warga dikarenakan instalasi tersebut sedang bermasalah dalam pengadaannya.
Gambar 4.9 Kondisi Sumber Air dan Instalasi Air Bersih di Kelurahan Barrang Lompo
Tata Bangunan
Sekitar 760 bangunan yang terdata, 96 atau sebanyak 647 bangunan merupakan fungsi hunian. Hal ini sejalan dengan kondisi tutupan lahan yang
didominasi oleh permukiman seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Berdasarkan jenis bangunannya, 41 masih merupakan bangunan
semi permanen. Sekitar 38 bangunan permanen dan 21 bangunan panggung. Walaupun mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, namun
tidak dapat dipungkiri pengaruh Kota Makassar sangat besar dalam hal pemilihan jenis bangunan dalam pembangunan maupun renovasi bangunan.
Diagram 4.3 Jumlah bangunan menurut jenis bangunan di Kel. Barrang Lompo
Gambar 4.10 Peta tata bangunan menurut jenis bangunan di Kel. Barrang Lompo
RW I RW II
RW III RW IV
Panggung 16
24 26
53 Semi Permanen
53 58
69 49
Permanen 39
75 53
47 39
75 53
47 53
58 69
49 16
24 26
53
20 40
60 80
100 120
140 160
180
Ju m
lah B
an g
u n
an
Permasalahan utama dalam tata bangunan adalah permasalahan sempadan bangunan terhadap jalan dan pantai. Tidak adanya sempadan pantai dan orientasi
bangunan membelakangi laut membuat permasalahan permukiman baru khususnya masalah sanitasi dan persampahan.
Ruang Terbuka Hijau
Ketersediaan ruang terbuka untuk aktifitas olahraga dan ruang publik di daerah ini cukup terwakili dengan ketersediaan satu lapangan yang ada. Namun
jarang digunakan oleh penduduk sekitar untuk berinteraksi disebabkan karena hawa yang sangat panas dengan kondisi iklim pantai.
Gambar 4.11 Kondisi lapangan olahraga di Kelurahan Barrang Lompo
Pada kelurahan ini juga terdapat beberapa ruang terbuka hijau meskipun luasannya tidak terlalu besar, yang memiliki beberapa vegetasi. Vegetasi yang
umum tumbuh di pulau ini adalah pohon asam, pohon pisang dan pohon sukun, sedangkan pohon kelapa tinggal sedikit dan hanya dijumpai disisi timur dan barat
pulau ini. Selain itu, terdapat juga makam sebagai ruang terbuka hijau di kelurahan ini. Kondisi makam yang dipenuhi sampah dan gersang menjadi
sesuatu yang perlu diperhatikan. Sehingga fungsinya sebagai kawasan resapan air dan kesan keangkeran makam dapat dihilangkan.
Gambar 4.12. Kondisi Makam di Kelurahan Barrang Lompo
Sarana dan Prasarana Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di kelurahan ini yaitu SD Inpres, SD Negeri, dan SMP Negeri. Kenyataanya juga terdapat TK meskipun sarana
penunjangnya belum memadai. Tabel 4.9 Jumlah sekolah, kelas, murid, dan guru di Kel.Barrang Lompo
2004 2006
2007 2009
2010
SD Negeri 1
1 1
1 1
Kelas 10
10 10
8 8
Murid 276
281 308
358 362
Guru 12
9 10
10 4
SD Inpres 1
1 1
1 1
Kelas 12
10 10
8 8
Murid 332
292 335
346 351
Guru 8
7 10
10 9
SMP Negeri 1
1 1
1 Kelas
3 3
3 3
Murid 128
122 128
142 Guru
11 14
10 10
Sumber data : Kecamatan Ujunga Tanah dalam angka, 2010
Gambar 4.13. Peta Sebaran Sarana Pendidikan di Kel. Barrang Lompo
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di Kelurahan Barrang Lompo hanya terdapat sebuah Puskesmas yang terletak di tengah-tengah Pulau Barrang Lompo. Puskesmas ini,
melayani 4 empat RW atau keseluruhan wilayah Kelurahan Barrang Lompo. Puskesmas ini di pimpin oleh 1 Kepala Puskesmas. Sarana Kesehatan ini terdiri
dari tiga bangunan utama yaitu bangunan rawat inap, bangunan pemeriksaan dan bangunan administrasi kesehatan. Selain itu, Puskesmas ini juga delengkapi
sebuah motor laut untuk mengangkut warga pasien yang membutuhkan penanganan medis di puskesmas tersebut, termasuk melayani angkutan apabila
ada pasien yang membutuhkan pelayanan medis lanjutan di kota Makassar.
Puskesmas yang ada di Pulau Barrang Lompo letaknya sangat strategis karena terdapat di tengah-tengah pulau Barrang Lompo sehingga bisa dijangkau
oleh keseluruhan warga dalam wilayah kelurahan secara merata. Selain itu akses menuju puskesmas ini disamping dekat juga mudah baik dengan hanya berjalan
kaki terlebih jika menggunakan sepeda motor.
Gambar 4.14 Kondisi sarana kesehatan di Kelurahan Barrang Lompo
Sarana Peribadatan
Karena Mayoritas penduduk Kelurahan Barrang Lompo beragama Muslim, maka di kelurahan ini berdiri 2 buah Masjid sebagai sarana
peribadatannya. Kedua Masjid ini juga terletak di tengah-tengah Pulau Barrang Lompo dengan Lokasi yang tidak terlalu jauh antara keduanya. Pada saat
penduduk melaksanakan ibadah Sholat Jumat, hanya salah satu dari kedua sarana peribadatan ini yang digunakan.
Gambar 4.15 Kondisi sarana peribadatan di Kel.Barrang Lompo
Gambar 4.16 Peta Kondisi sarana ibadah di Kel. Barrang Lompo
Sarana Pelayanan Publik
Di Kelurahan Barrang Lompo terdapat sebuah bangunan pemerintahan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan publik dan sebagai pusat administrasi
kelurahan. Bangunan ini terletak di Koridor tengah jalan umum Pulau Barrang Lompo. Selain itu terdapat juga kantor pln yang melayani pembayaran listrik
warga.
Gambar 4.17 Kondisi sarana pelayanan umum di Kelurahan Barrang Lompo
Sarana Olahraga Kelurahan Barrang Lompo memiliki 2 buah sarana olahraga yaitu sarana
olahraga lapangan sepakbola dan sarana olahraga gedung bulu tangkis. Namun kondisi kedua sarana ini masih memperhatinkan. Kondisi lapangan sepakbola
yang gersang dan tidak tertata ditambah lagi lapangan yang berpasir membuat lapangan ini sangat berdebu jika digunakan. Sama halnya dengan gedung bulu
tangkis dimana kondisi bangunannya sudah rusak seperti yang nampak padagambar di bawah ini.
Gambar 4.18 Kondisi sarana olahraga di Kelurahan Barrang Lompo
Sejarah Masuknya Program-program Pembangunan di Pulau Barrang Lompo
Sebagaimana telah diketahui bahwa sejak awal orde baru guna mengejar keterbelakangan terutama pada masyarakat perdesaan termasuk pada wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil, pemerintah telah melakukan berbagai intervensi melalui berbagai macam program pembangunan. Masuknya program-program
pembangunan pada suatu kawasan pastilah akan berdampak pada perubahan masyarakatnya. Apakah perubahan tersebut sesuai dengan harapan masyarakat
atau justru bertentangan dengan keinginan masyarakat dimana program pembangunan itu dijalankan.
Demikian pula dengan masuknya program-program pembangunan di Pulau Barrang Lompo telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan warganya. Paling
tidak perubahan yang paling cepat dan nyata terlihat adalah perubahan secara fisik dan ekonomi, misalnya adanya bangunan perumahan penduduk yang sudah
permanen dan semi permanen dengan gaya arsitektur modern. Sementara perubahan aspek sosial budaya meskipun secara kasak mata kurang terlihat
namun, secara perlahan telah turut merubah suasana kehidupan masyarakatnya. Dimana perubahan tersebut seharusnya lebih mensejahterakan dan menyenangkan
kehidupan warga masyarakatnya. Secara umum program-program pembangunan yang telah masuk ke Pulau Barrang Lompo dapat digolongkan kedalam dua
bagian, yaitu program pembangunan fisik dan non fisik. Program Pembangunan Fisik
1. Pembangunan mesjid pertama tua kira-kira awal tahun 1900-san melalui
swadaya masyarakat, dan mesjid kedua kira-kira tahun 1960-an juga atas swadaya masyarakat. Kedua mesjid ini mulai dibangun ketika pulau ini secara
adminisratif merupakan wilayah kabupaten pangkep dan berstatus sebagai kota kecamatan. Sebagaimana pada umumnya mesjid menjadi wadah
pembinaan ummat agar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Peningkatan suasana keberagamaan warga masyarakat sangat
terlihat ketika awal tahun 2000-an. Pada masa itu pulau ini telah didatangi oleh kelompok jamaah tablik yang memberikan pengajian di mesjid setiap
selesai sholat fardhu.
2. Pembangunan dermaga I Pulau Barrang Lompo atas swadaya murni masyarakat yang dilaksnakan tahun 1950-an. Menurut masyarakat bahwa
tempat pembangunan dermaga I ini pernah tempati kapal jepang berlabuh, sehingga itulah yang menjadi dasar pemilihan lokasi pembangunan dermaga I
tersebut. Setelah pembangunan dermaga I selesai mulailah ramai perahu- perahu motor sandar disitu sehingga turut berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat pulau teruama yang berdampingan langsung dengan dermaga.
3. Pembangunan pasar dilaksanakan oleh pemerintah daerah Kabupatean
Pangkep tahun 1968. Keberadaan pasar ini tidak berlangsung lama yaitu kira- kira hanya tiga bulan, setelah itu macet. Macetnya pasar ini disebabkan
karena ; Pertama, dipergunakannya mesin tempel warga menyebutnya, mesin
katinting pada perahu nelayan sehingga mereka dapat menyeberang ke Makassar untuk menjual hasil tangkapan dan sekaligus belanja kebutuhan
pokok. Kedua, adanya persiapan peralihan administrasi pemerintahan dari ibu kota kecamatan sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Pangkep menjadi
salah satu keluarahan dalam wilayah Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar yang secara defenitif berjalan sejak tahun 1971. Ketiga, masyarakat lebih
senang berbelanja kebutuhan pokok dari penjual gerobak keliling pa’lili dari pada ke pasar karena adanya kemudahan yang dirasakan oleh warga misalnya
warga didatangi oleh pa’lili ke rumahnya . 4. Pembangunan dermaga II, merupakan bantuan dari pemerintah dan swadaya
masyarakat yang dilaksanakan pada tahun 1970-an. Pembangunan dermaga ini dirasa perlu mengingat dermaga I sudah tidak layak lagi disandari
perahukapal bermesin yang berkapasitas besar. Keberadaan dermaga ini lebih meningkatkan mobilitas orang dan barang dari dan ke Pulau Barrang
Lompo yang secara tidak langsung maupun berpegaruh terhadap peningkatan perekonomian warga pulau.
5. Penerangan listrik PLN yang dilaksanakan pada tahun 1983 oleh pemerintah
Kota Makassar. Keberadaan PLN ini sangat membantu masyarakat dalam memnuhi kebutuhan penerangan di rumah yang meskipun hingga saat ini
tahun 2012 pelayanan dari PLN tersebut hanya berlaku pada malam hari dimulai dari pukul 18.00 waktu setempat hingga pukul enam pagi. Jadi pada
siang hari warga tidak mendapatkan daya dari PLN, sehingga untuk memenuhi kebutuhan daya listriknya, masyarakat hanya mengandalkan mesin
genset yang mereka adakan secara mandiri. Masuknya penerangan listrik di pulau ini telah membawa perubahan besar pada masyarakat terutama pada
pemakaian peralatan elektronika misalnya radio, televisi dan handpone HP. Hal ini yang juga berubah adalah pola hidup masyarakat terutama pada
malam hari masyarakat telah banyak memanfaatkan waktunya baik untuk bersantai maupun untuk bekerja, dan saat ini masyarakat terutama kalangan
anak muda memanfaatkan waktu pada malam hari untuk hiburan misalnya bermain billiar bola sodok.
6. Pengadaan Puskesmas Pembantu Pustu oleh dinas oleh dinas kesehatan
Kota Makassar yang pelaksanaannya dilakukan dina pekerjaan umum PU kota Makassar pada tahun 1986. Keberadaan puskesmas pembantu di pulau
ini sangat membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan karena mereka tidak perlu lagi menyeberang ke makassar untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dengan kasus-kasus pelayanan dasar.
7. Pengadaan laboratorium praktek dan asrama mahasiswa Unhas tahap I oleh
pemda Sul-Sel waktu itu dijabat oleh Ahmad Amiruddin, tahun 1988. Kemudian pada tahun 1993 pengadaan laboratorium praktek dan asrama
mahasiswa Unhas tahap II oleh Diknas Pusat. Atas keberadaan fasilitas ini membuat Pulau Barrang Lompo semakin banyak dikunjungi orang terutama
oleh mahasiswa dari Universitas Hasanuddin untuk kegiatan praktek.
8. Perbaikan jalan dalam bentuk pemasangan pavin blok tahap I dimulai tahun
1999 oleh dinas Pekerjaan Umum PU kota Makassar dari dana APBN. Berkat pembangunan jalan lingkar pulau dan jalan setapak menyebabkan
mobilitas antar warga dalam pulau semakin tinggi. Pembangunan jalan inilah yang menjadi titik sentral kemajuan masyarakat di pulau ini. Karena berkat
pembangunan fasilitas tersebut, maka segera kemudian ada masyarakat yang membeli sepeda motor, bahkan pernah ada mobil angkutan umum. Namun
karena penggunaannya tidak efisien maka pada tahun 2004 kemudian digantikan oleh motor modifikasi masyarakat setempat menyebutnya bentor
sebagai sarana transportasi lokal bagi masyarakat pulau.
9. Pada tahun 2003 program pemasangan pavin blok pada ruas jalan tahap II
dilaksanakan oleh ABRI masuk Desa AMD. Pada tahap ini sejumlah jalan setapak dipasangi pavin blok sehingga permukiman warga lebih tertata rapih.
Selanjutnya pada tahun 2010 perbaikan jalan berupa pemasangan pavin blok tahap III berlangsung melalui program PNPM mandiri. Program
pembangunan ini sasarannya adalah penambahan pavin blok dari dua meter menjadi tiga meter pada sepanjang ruas jalan lingkar dan pemasangan pavin
blok pada jalan setapak lainnya yang belum terpasangi pavin blok pada tahap sebelumnya.
10. Karena kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pulau semakin
meningkat terutama bagi pasien yang butuh perawatan lanjutan, sehingga pada tahun 2007 dibangunlah puskesmas rawap inap namun oleh dinas
kesehatan Kota Makassar dan dilaksanakan oleh dinas pekerjaan umum PU kota Makassar. Berkat keberadaan fasilitas ini masyarakat semakin terpenuhi
pelayanan kesehatannya terutama bagi pasien yang memang membutuhkan perawatan lanjutan.
11. Guna pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat pulau, maka
pemerintah membangun gardu dan instalasi air minum melalui dinas pekerjaan umum PU kota Makassar, tahun 2008. Sebelum keberdaan gardu
dan instalasi air bersih ini sebagian besar masyarakat pulau hanya mengandalkan air sumur sebagai sumber air bersih baik untuk minum
maupun untuk MCK.
12. Pada tahun 2012 oleh dinas pekerjaan umum PU melalui program PNPM
mandiri melakukan renovasi jembatan dermaga. Pembangunan meliputi pelebaran dan menmabah panjang dermaga pelabuhan Barrang Lompo,
sehingga lebih banyak disandari oleh kapal-kapal motor yang berkapasitas 200-an penumpang. Selain itu juga penataan taman dan pintu gerbang
dermaga pelabuhan, sehingga tampak lebih indah.
Program Pembangunan Non Fisik
Beberapa program pembangunan non fisik yang pernah masuk dan masih berlangsung di pulau Barrang Lompo adalah sebagai berikut :
1. Inpres Desa Tertinggal IDT dilaksanakan pada periode tahun 19961997
dalam bantuan dana bergulir kepada masyarakat yang berkategori miskin. Melalui program ini dipilihlah beberapa warga yang memenuhi kriteria untuk
diberikan bantuan modal usaha dan secara bertahap dikembalikan kepada
pengelolah program agar dana tersebut dapat diguliran lagi kepada warga lain yang membutuhkan.
2. Koperasi Atamatuna bentukan masyarakat pulau pada tahun 2005, yang
difasiltasi dan didanai oleh dinas koperasi melalui program KUKM berupa bantuan modal usahakerja kepada nelayan sebesar Rp. 5 jutakelompok dan
dalam satu kelompok terdiri atas 5 anggota.
3. Pada tahun 2006 dibentuklah wadah Pemuda Pencinta Laut, yaitu suatu
kelompok pemerhati lingkungan laut, yang bertujuan untuk merehabilitasi lingkungan laut terutama dalam penyelamatan karang. Kelompok ini
terbentuk atas inisiatif warga dan difasiltasi oleh dinas kelautan dan perikanan provinsi, kerja sama dengan Mitra Bahari lewat Dirjen pesisir dan pulau-
pulau kecil.
4. Kelompok Monitoring Controlling and Survising MCS dilaksanakan oleh
dinas pariwisata kota makassar pada tahun 2004. Program pembangunan ini terutama bertujuan untuk pengembangan dan peningkatan Pulau Barrang
Lompo sebagai kawasan pariwisata. Namun hingga saat ini 2012 program tersebut belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.
5. Pada tahun 2006, dibentuklah forum kemitraan perpolisian masyarakat
FKPM oleh POLRI. Wadah ini dibentuk dengan melibatkan generasi muda Pulau Barrang Lompo dengan maksud membangun dan menciptakan
pengamanan kawasan pulau secara prepentif melalui swadaya masyarakat pulau itu sendiri, sehingga akan terbangun kesadaran bagi warga pulau akan
pentingnya keamanan.
6. Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dibentuk melalui PNPM mandiri
pada tahun 2007. Wadah ini merupakan bentukan masyarakat atas inisiasi dari PNPM mandiri kota Makassar. Tujuan utama dibentuknya badan ini
adalah untuk
merencanakan dan
melaksanakan program-program
pembangunan baik fisik maupun non fisik di Pulau ini melalui proyek PNPM mandiri Kota Makassar.
7. Pada tahun 2010, dibentuklah himpunan pelajar dan mahasiswa kepulauan
Makassar HIPERMAKEM. Tujuan utama pembentukan lembaga ini adalah rangka menyatukan aspirasi para pemuda dan mahasiswa yang berada pada
pulau-pulau kecil sekitar Makassar. Berkat adanya wadah ini, maka para pemuda dan mahasiwa di kawasan tersebut lebih mudah memperjuangkan
aspiranya, misalnya bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat pulau melalui program-program pembangunan yang bersentuhan langsung
dengan kehidupan mereka.
Sejarah Perkembangan Pasar Monetisasi di Pulau Barrang Lompo
Pasar secara fisik pernah dibangun di Pulau Barrang Lompo pada tahun 1968 namun keberadaan pasar ini hanya berjalan kurang lebih tiga bulan
kemudian pasar tersebut macet. Ada tiga alasan utama mengapa pasar tersebut umurnya sangat singkat. Pertama, dipergunakannya mesin tempel
masyarakat menyebutnya sebagai mesin katinting pada perahu nelayan
sehingga mereka dapat menyeberang ke Makassar untuk menjual hasil tangkapan dan sekaligus belanja kebutuhan pokok. Kedua, adanya persiapan
peralihan administrasi pemerintahan dari ibu kota kecamatan sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Pangkep menjadi salah satu keluarahan dalam
wilayah Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar yang secara defenitif berjalan sejak tahun 1971. Ketiga, masyarakat lebih senang berbelanja
kebutuhan pokok dari penjual gerobak keli
ling pa’lili dari pada ke pasar karena adanya kemudahan misalnya didatangi ke rumahnya.
Jauh sebelum tahun 1968 komunitas pulau ini telah mengenal pasar keliling bahasa setempat disebut Pa’lili, yaitu penjual pasar gerobak
dorong yang menjajakan kebutuhan pokok masyarakat seperti : beras, sayuran, ikan, buah, cabe, tomat dan kebutuhan dapur lainnya . Ketika pasar
yang sudah dibangun tersebut berjalan keberadaan pasar gerobak tetap
berjalan dan hingga saat ini semakin ramai. Pedagang gerobak pa’lili mendatangkan barang dagangannya dari kota Makassar yaitu dari Pasar Cidu
dan Pasar Terong. Adapun sejarah transportasi para pa’lili tersebut yaitu : 1.
Periode sebelum penggugunan mesin motor, yaitu sebelum tahun
1970-an para
pedagang menggunakan
perahu layar
perahu pappalimbang, mereka berangkat dari Pulau Barrang Lompo antara jam
10 atau 11 pagi dengan waktu tempuh 3 sd 4 jam tergantung kondisi cuaca dan kecepatan angin. Mereka balik pada malam harinya karena
menuggu tiupan angin darat yang mendorong perahu layar mereka balik ke pulau. Dalam situasi demikian terpaksa harus menjual malam dan
sisanya dijual pada esok harinya. Pada masa ini para pedagang pada umumnya hanya menjajakan kebutuhan pokok lainnya di luar ikan,
karena ikan masih mudah mereka dapatkan di laut dan kalaupun tidak melaut, mereka masih bisa memperoleh ikan dari tetangganya.
2. Periode penggunaan mesin motor, periode ini terdiri atas beberapa