3. METODOLOGI PENELITIAN
Paradigma Penelitian
Secara umum paradigma diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang menuntun sesorang untuk bertindak dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam berbagai literatur ditemukan beragam pengertian paradigma sebagaimana dikemukakan oleh beberapa tokoh antara lain; seperti dikemukakan
oleh Thomas Khun, paradigma adalah pandangan mendasar dari suatu komunitas ilmuan tentang apa yang menjadi pokok kajian yang semestinya harus dipelajari
dari suatu disipilin ilmu pengetahuan Ritzer, 1985. Pandangan lain dikemukakan oleh Guba, paradigma adalah seperangkat keyakinan mendasar yang memandu
tindakan-tindakan kita, baik tindakan keseharian maupun dalam penyelidikan ilmiah Guba, 1990.
Ke-dua pandangan di atas berbeda makna dengan pengertian paradigma yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu : 1. paradigma adalah
daftar semua bentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi penggabungan inti dan deklinasi perbedaan kategori dari kata tersebut.; 2.
paradigma adalah model dari teori ilmu pengetahuan; 3.paradigma adalah kerangka berfikir. Dalam kamus sosiologi 1989 didefinisikan, paradigma adalah
pola yang meliputi sejumlah unsur, yang berkaitan secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Atas berbagai pandangan di atas, maka secara
umum dapat dikatakan bahwa paradigma adalah sudut pandang atau cara pandang kita terhadap sesuatu. Paradigma yang digunakan dalam menghampiri suatu
peristiwa akan menghasilkan perbedaan yang mendasar dalam jawaban, dan makna yang dideduksi. Paradigma selalu mendahului keseluruhan rangkaian
kegiatan untuk memberi artimakna penelitian kita.
Semula para ilmuan mengelompokkan paradigma penelitian atas dua aliran besar yaitu : aliran kuantitatif yang dengan tegas memisahkan antara
peneliti dengan obyeknya obyektivisme, aliran ini biasa juga dikenal sebagai aliran naturalistic. Sementara yang lainnya aliran kualitatif yang justru dengan
tegas menyatakan bahwa peneliti dengan obyeknya tak terpisahkan, karenanya kebenaran mengenai obyek kajian merupakan hasil konstruksi bersama antara
peneliti dengan obyeknya subyektivisme, aliran ini sering disebut aliran humanistic Verger, 1986.
Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan, ke-dua aliran tadi masing-masing melahirkan turunan baru yang
kemudian dari masing-masing turunan tersebut, diikuti oleh munculnya paradigma yang lebih baru lagi sebagai akibat dari “ketidakmampuan” paradigma
lama dalam menjelaskan fenomena baru dalam masyarakat. Adapun paradigma dimaksud yaitu : aliran kauntitatif turunannya adalah paradigma positivistik dan
paradigma pospositivistik, sedangkan aliran kualitatif turunannya adalah paradigma konstruktivistik dan teori kritis Denzin, 1994. Keberagaman dari
paradigma yang ada hingga saat ini dapat terjadi karena adanya perbedaan
mendasar dari para komunitas ilmuan pada masing-masing disiplin ilmu pengetahuan dalam hal : filofis, teori dan metodologi yang mereka gunakan dalam
mengungkapkan realitas yang dikaji Ritzer, 1985.
Terkait dengan uraian di atas, penelitian ini menggunakan paradigma pospositivistik Denzin dan Lincoln, 2000, Creswell, 2002. Kelahiran paradigma
pospositivistik ini untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan paradigma positivistic yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan semata terhadap
obyek yang diteliti. Dari segi ontologisnya, aliran ini bersifat critikal realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan
hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia peneliti. Karena itu, secara metodologis pendekatan
eksperimental melalui observasi tidaklah cukup, tetapi harus meggunakan metode triangulasi yaitu penggunaan multi metode, sumber data, dan teori.
Secara ontologis, peneliti melihat bahwa intervensi negara dan penetrasi pasar menyebabkan penyusutankemorosotan dekapitalisasi kapital sosial yang
selama ini dimiliki komunitas nelayan pulau-pulau kecil, dan meskipun secara kuantitas kapital sosial mungkin saja bertambah rekapitalisasi, namun secara
kualitatif hal itu tidak dirasakan oleh komunitas nelayan sebagai suatu kemajuan menjadi realitas nyata. Secara epistemologis peneliti berusaha mengungkap
realitas dengan mendekati obyek kajian selain secara obyektif juga dilakukan pendekatan dari dalam atau peneliti dengan obyek penelitian tidak terpisahkan
bersifat subyektif dengan memadukan triangulasi berbagai instrumen pengumpulan data. Aspek axiologi penelitian ini yaitu bahwa nilai yang dianut
peneliti tidak sampai pada tataran ikut mempengaruhi secara agitatif jalan pikiran tineliti obyek untuk membangun kesadaran tineliti akan situasi dan
posisi yang dihadapinya selama ini Agus Salim, 2001.
Secara metodologis, penelitian ini ; 1 mengutamakan analisis komprehensif, kontekstual, dan multilevel analisis, 2 kriteria kualitas penelitian
adalah historical situatedness, yakni sejauh mana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik Hidayat, 2000.
Selanjutnya untuk memaknai dan membangun pemahaman tersebut di atas, peneliti menggunakan gaya retorika penolakan atau ketidaksepahaman
ketidaksetujuan dan bahkan pertentangan dari realitas yang dialami tineliti dengan menggunakan konsep-konsep utama antara lain eliminasi, marginalitas,
hegemoni, dekapitalisasi, dan rekapitalisasi Ben Agger, 2009.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini memadukan pendekatan survey dan studi kasus. Survey dilakukan
untuk mengungkapkanmenggambarkan
bagaimana dinamika
perkembangan kapital sosial dan bagaimana proses berlangsungnya intervensi negara dan penetrasi pasar terhadap perubahan kapital sosial pada komunitas
nelayan di daerah penelitian. Sedangkan untuk mendalami kasus-kasus tertentu maka dilakukan melalui studi kasus.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung di komunitas Pulau Barrang Lompo PBL Makassar.
Lokasi penelitian
ditentukan secara
purposif berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sebagaimana disyaratkan dalam suatu metode penelitian. Sebagai misal, bahwa Pulau Barrang Lompo merupakan salah
satu pulau yang selama ini banyak diintervensi oleh pembangunan dan penetrasi pasar. Petimbangan lain, bahwa Pulau Barrang Lompo merupakan salah satu
gugusan pulau-pulau kecil yang letaknya berdekatan dengan wilayah Kota Makassar sehingga pulau tersebut menjadi salah satu pulau kunjungan wisata.
Itulah sebabnya sehingga pulau ini sering kali didatangai oleh orang-orang luar sebagai wisatawan lokal maupun manca negara.
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 satu tahun. Kegiatan penelitian di mulai dari tahap persiapan lapangan yang dilaksanakan pada awal
bulan Desember 2011. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lapangan berlangsung dari Bulan Januari 2012 hingga Bulan
Juli 2012 . Penulisan Draft awal dapat diselesaikan pada akhir bulan Januari 2013 dan finalisasi disertasi pada bulan Juni 2014.
Populasi dan Sampling
Populasi sampling dari penelitian ini yaitu rumah tangga, dan yang menjadi populasi sasaran adalah rumah tangga nelayan. Sementara yang menjadi
responden adalah kepala rumah tangga yaitu suami dan atau istri. Unit analisis dari penelitian ini yaitu komuitas nelayan. Penentuan responden dilakukan secara
stratified random sampling atau sampling pengelompokan atas dasar pembagian wilayah RW dan status sosial nelayan yang terdiri atas : nelayan pemilik modal
atau juragang, ponggawa dan buruh nelayan sawi. Untuk mengetahui besaran responden dari populasi yang ada, ditentukan dengan menggunakan teknik
sampling proporsional yaitu 10 respondenRW dari 4 RW yang ada. Atas dasar itu sehingga didapatkan responden sebanyak 40 orang. Dari 10 orang respondenRW
terdiri atas 2 orang juragang, 4 orang ponggawa dan 4 orang buruh nelayan sawi.
Penelitian ini juga melibatkan beberapa informan untuk melakukan wawancara mendalam. Metode penentuan sumber informasi atau informan
menggunakan metode snowballing yaitu perolehan atau penentuan informan yang terlebih dahulu melalui informan kunci kemudian dari situ informan berikutnya
ditentukan berdasarkan informasi dari informan kunci sebelumnya, demikian seterusnya hingga sampai pada situasi kejenuhan data dan saat itu pengumpulan
datainformasi dihentikan. Informan terdiri atas : 5 tokoh masyarakat, pemerintah 2 oang aparat kelurahan, 3 orang pelaku usaha, 1 orang pengurus LSM dan 1
orang pengurus organisasi kepemudaan.
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survey sebagai metode utama yang menggunakan kuesioner
sebagai instrumen pengumpulan data kuantitaif, sedangkan untuk mengumpulkan data kualitatif sebagai metode tambahan menggunakan observasi terbatas dan
wawancara mendalam indefth interview yang dilengkapi dengan catatan harian sebagai instrument penelitian. Data kuantitatif diolah menggunakan SPSS dan
dianalisis dengan menggunakan statistika sederhana dalam bentuk tabel prosentase. Sementara untuk kasus-kasus tertentu dianalisa secara kualitatif.
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan bagian penting dari suatu proposal penelitian agar konsep-konsep yang dibahas dapat dioperasionalkan di lapangan.
Adapun konsep-konsep yang akan di defenisi operasionalkan dalam peneltian ini antara lain adalah sbb :
Kapital sosial : adalah menyangkut segala sumber daya sosial yang dimiliki oleh masyarakat komuitas tertentu yang meliputi ; kepercayaan trust, jaringan
network, kerjasama resiprositasnilai dan norma. Kepercayaan : merupakan keyakinan akan kredibilitas seseorang atau system,
terkait dengan berbagai hasil atau peristiwa. Jaringan : merupakan hubungan-hubungan sosial yang terbentuk baik antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok sehingga meghasilkan kerja sama.
Resiprositasnilai : pola-pola kerjasama yang terbentuk dalam suatu komunitas berupa saling tolong menolong dan tukar menukar kebutuhan hidup dan dianggap
baik oleh anggota masyarakat. Norma : aturan main bersama yang menuntun prilaku seseorang atau
memberikan kita suatu cara untuk mengorientasikan diri kita terhadap orang lain. Norma dapat berupa : kebiasaan, tata kelakuan dan hukum. Kebiasaan adalah
cara-cara yang lazim, wajar dan berulang dilakukan oleh sekelompok orang. Kapital sosial sebagaimana tersebut di atas, dapat dibagi kedalam tipe bounding
social capital, bridging social capital dan linking social capital. Bounding sosial capital : yaitu ikatan sosial kuat yang terjadi didalam
komunitas yag dapat berupa ; nilai, kultur tradisi dan persepsi. Bridging sosial capital : yaitu ikatan sosial yang terjadi antara suatu komuitas
dengan komunitas lainnya, hal ini dapat berupa institusi, mekanisme. Linking sosial capital : yaitu hubungan atau jaringan yang terjadi antara komuitas
dengan lembaga formal misalnya pemerintah, berupa hubungan berdasarkan status sosial di dalam masyarakat.
Komunitas pulau-pulau kecil : yaitu masyarakat yang jumlahnya maksimal 200.000 jiwa, hidup pada pulau-pulau yang secara geografis terpisah dengan
pulau induknya dengan luas maksimal 10.000 Km. dan secara sfesifik memiliki kesamaan dan ikatan yang menyatukan mereka antara lain ikatan geografis,
perasaansikap, dan ikatan norma sosial adat istiadat. Komuitas nelayan : yaitu masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, yang
umumnya bekerja mencari ikan atau organisme laut lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan ciri-ciri spesifik yang khas yaitu segala
aktifitasnya senantiasa bersentuhan dengan lingkungan laut dan pesisir. Intervensi Negara : yaitu lembaga formal berupa aturan formal, program
pembangunan, birokrasi dan administrasi yang menghegemoni komunitas. Penetrasi Pasar : yaitu prilaku anggota masyarakat yang dipengaruhi oleh proses
kapitalisasi dan monetenisasi. Kapitalisasi yaitu proses masuknya pemodal sebagai suatu kekuatan yang mempengaruhi perekonomian. Monetenisasi yaitu
proses dimana setiap prilaku anggota masyarakat selalu didasarkan pada fungsi uang sebagai alat penukaran barang atau jasa dalam berinteraksi.
Tabel 3.1 Matriks pengembangan konsep menjadi variabel untuk data kuantitatif
Konsep Variabel
Skala ukuran
Alat
Jaringan dalam
keluarga Intensitas bertemu dengan anggota
keluarga. Banyaknya anggota keluarga yang
diajak bicara dalam ukuran waktu tertentu.
Intensitas berbicara dengan anggota keluarga.
Intensitas makan bersama anggota keluarga.
Keakraban dengan anggota keluarga. Ordinal
Kuesioner
Jaringan antar teman
Intensitas menghubungi teman. Intensitas mengunjungidikunjungi
teman. Banyaknya teman yang diajak bicara
dalam ukuran waktu tertentu. Intensitas makan bersama teman.
Intensitas memberi bantaun dalam berbagai bentuk kepada teman.
Banyaknya teman yang bertamu. Banyaknya teman yang dikunjungi
dalam waktu tertentu. Ordinal
Kuesioner
Jaringan antar
tetangga Tingkat penerimaan tetangga saat
dimintai sebagai tempat menitipikan anak.
Intensitas mendapatkan bantuan dari Ordinal
Kuesioner
tetangga saat dibutuhkan. Intensitas memberi bantuan kepada
tetangga saat dibutuhkan. Intensitas saling kunjungan antar
tetangga. Intensitas melakukan pekerjaan yang
menyenangkan bagi tetangga. Banyaknya tetangga yang dikunjungi
dalam waktu tertentu. Tingkat pengetahua nama-nama
tetangga.
Jaringan kerja di luar
komunitas Apakah tempat bekerja berada di luar
komunitas. Apakah ada teman,relasi,kenalan
keluarga di luar komunitas. Apakah memiliki teman di tempat
kerja Perasaan puas memiliki banyak teman
yang berada di luar komunitas. Ordinal
Kuesioner
Resiprositas Intensitas menyumbang danatenaga
secara spontan untuk kegiatan sosial dalam komunitas.
Intensitas menyumbang danatenaga pada musibah yang menimpa anggota
komunitas lain. Intensitas bertukar pikiran dan ide.
Intensitas melakukan inisiatif untuk mengadakan kegiatan sosial di
dalamdi luar komunitas. Intensitas saling memberi makanan
dengan tetangga Ordinal
Kuesioner
Partisipasi dalam
komunitas Intensitas menghadiri pertemuan
dalam lingkungan Intensitas membantu komunitas
secara sukarela Intensitas keterlibatan sebagai
pengurus RT Intensitas keterlibatan sebagai
pengurus pada perhimpunan atau organisas lokal.
Intensitas keikutsertaan dalam aksi kolektif masyarakat di lingkungan
tempat tinggal. Intensitas ikut serta dalam aktivitas
mengatasi krisis. Ordinal
Kuesioner
Partisipasi di luar
komunitas Intensitas menjadi anggota aktif
organisasi tertentu. Intensitas keaktifan dalam aktivitas
organisasi di luar komunitasnya. Ordinal
Kuesioner
Toleransi Pendapat terhadap kehadiran suku lain
dan pengaruhnya dalam komunitas. Tingkat kesenangan untuk
berdampingan hidup dengan orang yang berbeda.
Tingkat perasaan sukabenci terhadap suku lain yang berprilaku berbeda
dengannya. Tingkat penerimaan jika dipimpin
oleh suku lain. Tingkat kesediaan berteman dengan
siapa saja tanpa melihat latar belakang sosial ekonomi.
Tingkat kesediaan bekerjasama antar kelompok.
Ordinal Kuesioner
Norma Tingkat penerimaan norma dalam
komunitas. Tingkat ketaatan pada kebiasaan, adat
istiadat dan hukum. Ordinal
Kuesioner
Tabel 3.2 Matriks pengembangan konsep menjadi sub konsep untuk data kualitatif.
Konsep Uraian Konsep yang akan digali
Skala ukuran
Alat
Nilai hidup dan
kehidupan Rasa dihargai oleh masyarakat
dalam dan di luar komunitas. Pandangan mengenai hidup di dunia.
Perasaan bahagia atas pencapain hidup saat ini dalam hal material,
prestise dan kedudukan. Penilaian terhadap pencapaian
hidup. Nominal
Panduan wawancara
Kepercayaan trust
Warga percaya bahwa rumahnya akan aman jika ditinggal pergi.
Warga percaya bahwa tetangga akan ikut mengawasi keamanan rumahnya
jika ditinggal pergi. Warga percaya bahwa tetangganya
adalah orang yang baik. Nominal
Panduan wawancara
Warga merasa aman jika berjalan sendirian di pulau terutama saat
malam hari. Persetujuan warga bahwa setiap
orang dalam komunitas dapat di percaya.
Kepercayaan warga kepada pemerintah.
Kepercayaan warga kepada tokoh masyarakat.
Kepercayaan warga kepada LSM Kepercayaan warga kepada pelaku
aktivitas usaha, pendidikan dsb.
Norma Kebiasaan-kebiasaan dalam
komunitas. Tata kelakuan anggota masyarakat
terhadap anggota masyarakat lainnya.
Nominal Panduan
wawancara
Intervensi negara
Bagaimana program-program
pembangunan mempengaruhi
kapital sosial. Nominal
Panduan wawancara
Penetrasi pasar
Bagaimana derasnya arus barang masuk ke pulau dan komersialisasi
hasil laut mempengaruhi kapital sosial.
Nominal Panduan
wawancara
4. LATAR SEJARAH INTERVENSI NEGARA DAN PENETRASI PASAR DI PULAU BARRANG LOMPO