Persiapan sampel Analisis sampel

Penetapan fosfor, metode molibdat-vanadat Apriyantono et al. 1989 1. Persiapan bahan pereaksi Pereaksi vanadat-molibdat dibuat dengan cara : 20 g amonium molibdat dilarutkan dalam 400 ml aquades hangat 50 °C, dinginkan. Kemudian 1 g ammonium vanadat ammonium metavanadat dilarutkan dalam 300 ml aquades mendidih, dinginkan dan ditambahkan perlahan-lahan 140 ml asam nitrat pekat sambil diaduk. Setelah itu larutan molibdat dituangkan ke dalam larutan vanadat dan diaduk. Pengemceran dilakukan sampai volume 1 liter dengan aquades. Larutan fosfat standar dibuat dengan cara: 3.834 g potassium dihidrogen fosfat kering dilarutkan dalam aquades sampai volume 1 liter. Kemudian 25 ml larutan tersebut diencerkan volume 250 ml dengan labu takar 1ml = 0.2 mg P 2 O 5 . 2. Pembuatan kurva standar Kedalam satu seri labu takar 100 ml, ditambahkan masing-masing : 0, 2.5, 5, 10, 20, 30, 40 dan 50 ml larutan fosfat standar, diencerkan masing-masing dengan 50-60 ml aquades dan ditambahkan 25 ml pereaksi vanadat-molibdat kemudian ditambahkan aquades sampai tanda tera. Larutan didiamkan selama 10 menit, kemudian diukur absorbansi masing-masing larutan di dalam kuvet gelas dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 460 nm. Masing-masing larutan tersebut mengandung : 0, 0.5, 1.0, 2.0, 4.0, 6.0, 8.0 dan 10 mg P 2 O 5 100 ml. Maka dapat dibuat kurva absorbansi vs mg P 2 O 5 100 ml.

3. Persiapan sampel

5 g sampel diabukan pada suhu 550 °C selama 24 jam kemudian setelah dingin ditambahkan 10 ml HCl 5 M, dinginkan. Saring larutan dengan kertas saring Whatman no. 41 masukkan filtrat ke dalam labu takar 250 ml, air bilasan cawan dengan aquades, disaring dimasukkan dalam labu takar juga, cuci endapan didalam kertas saring sebanyak 2 kali masing-masing dengan aquades 20 ml, kemudian diencerkan sampai tanda tera.

4. Analisis sampel

10 ml larutan sampel yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan 40 ml aquades dan 25 ml pereaksi vanadat molibdat dan diencerkan sampai tanda tera. Larutan didiamkan 10 menit kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 460 nm. Didapatkan konsentrasi fosfor dari kurva standar berdasarkan absorbansi yang terbaca. Perhitungan kadar fosfor sebagai berikut : Fosfor P 2 O 5 = bk g, W X digunakan yang abu larutan Volume abu larutan volume total X P X 100 dimana, P = mg fosfor dari kurva standar. W = berat sampel yg digunakan Derajat substitusi, Chang Lii 1992 Derajat substitusi DS dihitung dengan persamaan sebagai berikut : D.S. = P 124 3100 P 162 − dimana, P = P dari pengukuran kadar fosfor. Kadar pati, metode hidrolisa asam AOAC 1984 Sebanyak 2-5 mg contoh dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml, ditambahkan 50 ml alkohol 80 dan diaduk selama 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan air destilasi sampai volume filtrat 250 ml. Filtrat dibuang karena mengandung karbohidrat terlarut. Untuk bahan yang mengandung lemak, residu pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml eter, kemudian dicuci dengan 150 ml alkohol 10 untuk membebaskan karbohidrat terlarut. Residu dari kertas saring dipindahkan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer dengan cara pencucian dengan 200 ml air destilasi dan ditambahkan 20 ml HCl 25. Kemudian ditutup dengan pendingin balik dan dipanaskan di atas penanggas air sampai mendidih selama 2.5 jam. Selanjutnya didinginkan dan dinetralkan dengan larutan NaOH 45 lalu diencerkan sampai volume 500 ml dengan air destilat. Campuran di atas disaring kembali dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh ditentukan kadar glukosanya sesuai dengan penentuan gula pereduksi yaitu menitrasikan reagensia soxhlet dengan contoh sebelumnya larutan soxhlet distandarisasi dengan larutan standar dekstrosa. Sebanyak 10 ml filtrat dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan 10 ml larutan Fehling dan 5 ml larutan dekstrosa standar. Campuran dititrasi dengan larutan standar sebelumnya Erlenmeyer diletakkan pada alat penanggas dan didihkan. Selama titrasi Erlenmeyer digoyang terus, setelah warna biru larutan Fehling menjadi berwarna merah muda ditambahkan 3-4 tetes larutan metilen biru 0.2 dan titrasi dilanjutkan sampai titik akhir warna merah bata kelihatan. Berat pati dihitung dari berat glukosa dikali dengan 0.9. Angka 0.9 adalah factor konversi untuk pembentukan glukosa dari hidrolisis pati. Setiap mol glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis pati terlihat pada setiap pembentukan 2 mol glukosa membutuhkan 2 mol air. Satu mol glukosa membutuhkan 1 mol air yang sama dengan 18 gram dan ini dikurangi dari berat 1 mol glukosa 180 gram sehingga sisanya 162 gram, inilah yang sesungguhnya berasal dari pati yaitu 0.9 mol. Kadar Pati = 100 x D A x B x C x 500 x 0.9 dimana, A = ml larutan sampel untuk menitrasi 10 ml reagensia soxhlet B = kadar gula mgml dari larutan standar dekstrosa C = ml larutan standar untuk standarisasi 10 ml reagensia soxhlet D = berat kering sampel mg Kadar amilosa, metode IRRI AOAC 1984

1. Penetapan kurva standar