71 4 kemitraan harus didasarkan pada perjanjian kerja yang memerinci secara jelas
kewajiban dan tugas masing-masing pihak yang bermitra. Hal yang perlu dicermati dalam pola inti-plasma adalah hubungan kelembagaan
antar mitra, sebab kedudukan perusahaan inti lebih kuat dan dominan dibandingkan dengan posisi plasma yang lemah, khususnya dalam pemasaran hasil. Langkah positif
pola ini adalah dapat memberikan motivasi kepada kelompok mitra usaha untuk berusaha lebih professional dalam menangani jenis usahanya guna menghadapi mitra usaha yang
lebih kuat.
5.2.2. Kemitraan Pola Sub Kontrak
Pola sub kontrak adalah hubungan kemitraan yang dibangun oleh perusahaan menengah atau besar dengan pelaku usaha mikro dan kecil sebagai kelompok mitra usaha
yang memproduksi kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan tersebut sebagai bagian komponen produksinya. Kemitraan ini menyertakan kontrak bersama yang
mencantumkan volume, harga, dan waktu.
Gambar 5.5.2.1 Kemitraan Pola Sub Kontrak
Pola kemitraan sub kontrak mempunyai keuntungan yang dapat mendorong terciptanya alih teknologi, modal, dan keterampilan serta menjamin pemasaran kelompok
PERUSAHAAN MITRA
Usaha Menengah Besar
Mitra Usaha UMK
Mitra Usaha UMK
Mitra Usaha UMK
Mitra Usaha UMK
72 mitra usahanya. Sedangkan kelemahan kemitraan pola ini adalah kecenderungan
mengisolasi produsen kecil sebagai sub kontrak pada satu bentuk hubungan monopoli dan monopsoni. Hal itu. terutama dirasakan dalam penyediaan bahan baku dan
pemasaran. Akibatnya, sering terjadi penekanan terhadap harga input yang tinggi dan harga produk yang rendah, kontrol kualitas produk yang ketat, dan sistem pembayaran
yang sering terlambat, serta adanya gejala ekploitasi tenaga untuk mengejar target produksi.
Komponen yang sangat berperan dalam pelaksanaan kemitraan pola ini adalah sumber daya manusia dan permodalan. Untuk itu diperlukan organisasi dari pengusaha
kecil, paling tidak kelompok yang mempunyai posisi tawar dengan mitra usaha. Dengan demikian kelompok mitra dapat menetapkan harga, volume, dan waktu yang lebih
proporsional berbasis win-win solution.
5.2.3. Kemitraan Pola Keagenan
Pola keagenan merupakan bentuk kemitraan yang memberikan hak khusus kepada pelaku usaha mikro dan kecil untuk memasarkan barang dan jasa dari usaha menengah
atau besar sebagai mitranya. Mitra bertanggungjawab terhadap produk yang dihasilkan, sedangkan usaha mikro dan kecil sebagai kelompok mitra berkewajiban untuk
memasarkan, disertai target yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
73
Gambar 5.2.3.1. Kemitraan Pola Keagenan
Keuntungan yang diperoleh oleh pelaku usaha mikro dan kecil dalam pola keagenan yaitu memperoleh komisi atau fee dari hasil pemasaran produk dan jasa
dari perusahaan menengah atau besar. Kelompok usaha mikro dan kecil sebagai agen dapat menjadi tulang punggung dan ujung tombak pemasaran usaha
menengah dan besar.
5.2.4. Kemitraan Pola Dagang Umum