Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintahan

2.2.5 Kebijakan Umum

a. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja dan mengembangkan industri dalam negeri rangka meningkatkan daya saing barangjasa produksi dalam negeri pada perdagangan internasioal. b. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam pengadaan barangjasa. c. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam pengadaan barangjasa. d. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab pengguna barangjasa, pejabat pengadaan, dan penyedia barangjasa. e. Meningkatkan penerimaan negara melalui sektor perpajakan. f. Menumbuh kembangkan peran serta usaha nasional. g. Mengharuskan pelaksanaan pemilihan penyedia barangjasa dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. h. Mengharuskan pengumuman secara terbuka rencana pengadaan barangjasa kecuali pengadaan barangjasa yang bersifat rahasia pada setiap awal pelaksanaan anggaran kepada masyarakat luas.

2.2.6 Etika Pengadaan

Pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa harus mematuhi etika sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas secara tetib, serta rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barangjasa. b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barangjasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barangjasa. c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat. d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak. e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barangjasa. f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barangjasa. g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang danatau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi. h. Golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara dan tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barangjasa.

2.2.7 Manfaat Dari E-Procurement

Terdapat beberapa manfaat e-procurement diantaranya sebagai berikut : 1. Meminimalisasi faktor kesalahpahaman yang terjadi dalam proses pengadaan barangjasa.