Membangun Aplikasi E-Procurement Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa Di Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

(1)

MEMBANGUN APLIKASI

E – PROCUREMENT

DALAM

PENGADAAN BARANG DAN JASA DI DINAS

PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

DODI RONAL PATRA

10107141

PROGRAM STUDI S1

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(2)

(3)

(4)

i

DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA

DI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

KABUPATEN BANDUNG

Oleh

DODI RONAL PATRA 10107141

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Kabupaten Bandung merupakan dinas yang bertugas mengelola pendapatan dan keuangan. Dalam pengadaan barang dan jasa DPPK mengalami banyak kesulitan diantaranya penyedia kesulitan mendapatkan informasi tentang proses pengadaan barang dan jasa, menimbulkan tidak adanya persaingan secara sehat antar penyedia, kurangnya keterbukaan (transparansi) informasi pengadaan yang dilaksanakan, kesulitan dalam melakukan proses administrasi.

Pembangunan aplikasi e-procurement di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu untuk panitia dan penyedia. Pada website panitia dapat mengelola proses pengadaan, dapat mengelola harga perkiraan sendiri (hps), dapat mengelola proses penawaran, dapat mengelola proses aanwijzing, dapat mengelola data pemenang, berita acara pemeriksaan dan penerimaan, sedangkan untuk penyedia dapat melakukan registrasi secara online, dapat mengelola data prakualifikasi, dapat melakukan proses penawaran, dan tersedia dokumen pengadaan secara online.

Berdasarkan pengujian alpha dan beta dapat disimpulkan bahwa fungsionalitas pada sistem telah menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. Pembangunan aplikasi e-procurement di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kuangan dapat mempermudah proses pengadaan barang dan jasa, aplikasi sudah dilakukan secara online, dapta mempermudah proses administrasi, dapat mewujudkan persaingan sehat antar penyedia barang dan jasa, aplikasi

e-procurement dapat menjadi media keterbukaan ( transparansi ).


(5)

ii

APPLICATION IN PROCUREMENT OF GOODS AND

SERVICES

IN THE DEPARTMENT INCOME AND FINANCES MANAGING

OF BANDUNG DISTRICT

By

DODI RONAL PATRA 10107141

The proceed income and finance managing ( DPPK )of Bandung district is a Dines that have a duty to manage the income and finances. The stock supply and DPPK merit have many problems there are, it’s hard for supplier to get the information about stock supply process and merit, to cause there is not transparent information of stock supply, and the difficult of doing the administration process.

The application e-procurement built in proceed income and manage finances is divided in two part, there are for committee and supplier. In the committee website can manage the process of supply, the thinking of price, the offer process, manage aanwijzing process, accepting, while for the supplier can do it in the online registration that can manage prequalification data, can do offer process and provided the supply document online.

Based the alpha and beta research can conclude that the system of functionality results output that`s hoped. The application e-procurement build in the process income and manage of finances, can easier the stock supply process and merid, the application has been done online, can easier the administration process, can creating the healthy competition between supplier and merit, e-procurement application can transparent media.


(6)

iii

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “MEMBANGUN

APLIKASI E-PROCUREMENT DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA

DI DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

KABUPATEN BANDUNG”. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi syarat kelulusan ujian akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) Bandung.

Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, dorongan, bimbingan, dan arahan serta dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua dan adik tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dorongan baik moril maupun materi yang tiada henti. Semoga suatu saat aku dapat membanggakan kalian.

2. Seluruh keluarga yang di Palembang dan Bandung telah banyak membarikan motivasi.


(7)

iv

4. Ibu Linda Salma yang pernah menjadi dosen wali IF4 angakatan 2007 telah memberikan banyak motivasi dan semangat menjalani skripsi ini.

5. Ibu Mira Kania Sabariah, S.T.,M.T. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Tati Harihayati M., S.T.,M.T. selaku penguji 1 yang telah banyak memberikan saran, arahan, serta bimbingan kepada penulis.

7. Ibu Utami Dewi W., S.Kom. selaku penguji 3 yang telah banyak memberikan saran, arahan, serta bimbingan kepada penulis.

8. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

9. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc.. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia.

10.Ibu Nelly Indriani W, S.Si., M.T. selaku dosen wali kelas IF-4 Angkatan 2007.

11.Bapak Dudi yang telah banyak membimbing saya di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kab. Bandung, terima kasih atas semua bantuan yang diberikan selama ini.


(8)

v yang telah mendukung selama ini.

14.Bagz_bugz, Ario, Chandra, Doni, M. Ikhsan Aristya Putra, Suci Rahayu, Rifka Dwi Restika, Boye, Roby, semua teman-teman di kelas IF-4 ( N dan N+1) angkatan 2007 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan, motivasi, waktu, arahan, pelajaran, pengalaman, dan perhatian yang sangat berarti “ Kalian semua teman terbaikku”.

15.Agung, Resa, Udin, Jimi, Fitri, Virna, Heri. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini, “ sobat for ever”.

16.Nida Kholidah dan keluarga yang telah banyak memberikan dukungannya selama ini.

17. Isma san yang selalu memberikan dukangan dan doanya.

18. Pita yang selalu setia memberikan dukangan dan motivasi selama ini

19.Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya dan staff UNIKOM yang telah membantu.

20.Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa di sebutkan semuanya satu persatu.


(9)

vi menyempurnakan skripsi ini.

Besar harapan kami agar laporan penelitian tugas akhir ini akan bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya dan bagi penyusun sendiri khususnya.

Bandung, Februari 2012


(10)

vii

ABSTRAK……….…i

ABSTRACT………....ii

KATA PENGANTAR………...………...iii

DAFTAR ISI………...vii

DAFTAR TABEL ... ………xii

DAFTAR GAMBAR………xvii

DAFTAR SIMBOL ………..xxvi

DAFTAR LAMPIRAN .. ………xxviii

BAB 1PENDAHULUAN………...1

1.1 Latar Belakang Masalah ... ..1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah / Ruang Lingkup Kajian ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 7


(11)

viii

2.1.2 Visi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

………...10

2.1.3 Misi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung ………...11

2.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan .... 13

2.1.5 Struktur Organisasai Pengadaan Barang/Jasa Di DPPK ... 14

2.1.6 Deskripsi Tugas Dari Struktur Organisasi Pengadaan Barang/Jasa... 14

2.2 Landasan Teori ... 16

2.2.1 EProcurement ... 16

2.2.2 Perbedaan E-Procurement dengan Pengadaan Secara Manual... 20

2.2.3 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan ... 22

2.2.4 Prinsip Dasar Pengadaan Barang dan Jasa ... 23

2.2.5 Kebijakan Umum ... 24

2.2.6 Etika Pengadaan ... 24

2.2.7 Manfaat Dari E-Procurement ... 25


(12)

ix

2.2.12 Bahasa Dalam Basisdata ... 30

2.2.13 Keuntungan Basis Data ... 31

2.2.14 Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R) ... 32

2.2.15 Flowmap ... 34

2.2.16 Diagram Konteks ... 34

2.2.17 Data Flow Diagram (DFD) ... 34

2.2.18 PHP ( PHP Hypertext Preprocessor ) ... 36

2.2.19 MySQL ... 38

BAB 3ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM………..41

3.1 Analisis Sistem ... 41

3.1.1 Analisis Masalah ... 41

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 41

3.1.3 Aturan Bisnis ... 57

3.1.4 Analisis pengkodean ... 58


(13)

x

3.2.1 Perancangan Data ... 100

3.2.2 Perancangan Arsitektur ... 109

3.2.3 Perancangan Antarmuka ... 116

3.2.4 Perancangan Prosedural ... 182

BAB 4IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN………190

4.1 Implementasi ... 190

4.1.1 Implementasi Perangkat Keras... 190

4.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 191

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 191

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 199

4.2 Pengujian Perangkat Lunak ... 202

4.2.1 Pengujian Alpha ... 202

4.2.2 Pengujian Beta ... 234

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN ... 242


(14)

(15)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan ( DPPK ) Kabupaten Bandung merupakan dinas yang bertugas mengelola pendapatan dan keuangan, selain itu untuk memenuhi kebutuhan perkantoran DDPK juga mengadakan pengadaan barang dan jasa yang berpedoman pada Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003. Berdasarkan yang terjadi dilapangan masih banyak perusahaan (penyedia barang/jasa) yang kesulitan mendapatkan informasi tentang adanya pengadaan yang diadakan oleh DPPK sehingga hal ini menimbulkan tidak adanya persaingan sehat antara penyedia barang/jasa dan transparansi dari panitia pengadaan.

Masalah lain yang terjadi yaitu setiap diadakannya pengadaan terkadang hanya satu penyedia barang/jasa yang mendapatkan informasi dan dijadikan sebagai penyedia sehingga pengadaan hanya diikuti oleh satu penyedia saja.

Pada masa kini perkembangan teknologi informasi sangat pesat, dengan melihat hal tersebut memungkinkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa dilakukan melalui media elektronik atau secara online. Sesuai dengan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintahan menjelaskan bahwa pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan secara elektonik, yang dapat dijadikan sebagai media transparansi kepada publik, agar dapat diakses oleh penyedia barang dan jasa. Ini merupakan salah satu cara menuju Good Corporate Governance (GCG).


(16)

Untuk membantu mengatasi masalah tersebut dan perwujudan Peraturan Presiden No.54 tahun 2010, maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat mempercepat kinerja dalam pengadaan barang/jasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan DPPK membutuhkan adanya sebuah aplikasi yang dapat dijadikan solusi. Oleh sebab itu, maka diperlukannya pembangunan sebuah aplikasi e-procurement

dalam pengadaan barang dan jasa Di DPPK Kabupaten Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diselesaikan yaitu bagaimana membangun aplikasi e-procurement dalam pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan tugas akhir ini adalah membangun sebuah aplikasi

e-procurement dalam pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendapatan Dan

Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung.

Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi DPPK Untuk mudah memberikan informasi dalam hal pengadaan barang dan jasa.

2. Membangun aplikasi yang menarik dan mudah dimengerti.

3. Untuk melakukan pengumuman secara online dalam hal pengadaan barang dan jasa.


(17)

4. Bagi DPPK dan penyedia untuk mempermudah proses administrasi dalam pengadaan barang dan jasa.

5. Bagi penyedia untuk mudah mendapatkan informasi tentang pengadaan dan dapat mewujudkan persaingan sehat (kompetitif ) antar penyedia. 6. Untuk menjadikan e-procurement sebagai media transparansi.

1.4 Batasan Masalah / Ruang Lingkup Kajian

Dalam pembuatan aplikasi ini, perlu diberikan beberapa batasan agar alur pembicaraan tidak terlalu meluas, batasan-batasan itu antara lain :

1. Aplikasi yang dibangun berbasis web. 2. Pengelolaan meliputi :

a. Data penyedia dan prakualifikasi. b. Data kegiatan dan pengadaan. c. Data Harga Perkiraan Sendiri (HPS). d. Data aanwijzing ( penjelasan pakerjaan ). e. Proses penawaran.

f. Data pemenang

g. Data Surat Kerintah Kerja (SPK).

h. Data berita acara pemeriksaan dan penerimaan.

3. Pengadaan barang dan jasa secara online meliputi pendaftaran dan data prakualifiksai.

4. Informasi yang dihasilkan : a. Pengumuman Pengadaan. b. Harga perkiraan sendiri.


(18)

c. Penawaran. d. Pemenang.

e. Surat perintah kerja

f. Aanwijzing ( penjelasan ).

g. Berita Acara Pemeriksaaan dan Penerimaan.

h. Black list peserta.

5. Proses pengadaan barang/jasa dilakukan dengan cara pelelangan umum. 6. Penyampaian dokumen dua sampul, evaluasi sistem gugur dan sistem

prakualifikasi.

7. Aplikasi pembangun menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan

MySQL sebagai server database manageme system, XAMPP sebagai web

server.

8. Pemodelan yang digunakan dalam pembuatan program aplikasi tersebut di atas penulis menggunakan pemodelan terstruktur, yakni Flow map, Entity

Relational Diagram (ERD), Diagram konteks, Data Flow Diagram

(DFD).

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metodelogi deskriptif yaitu suatu metodelogi yang bertujuan untuk menggambarkan yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan dalam penelitian, dengan melalui tahapan sebagai berikut:


(19)

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

a. Wawancara

Pengumpulan data dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan staf DPPK Kabupaten Bandung.

b. Observasi

Mengamati secara langsung objek yang diteliti sehingga penulis mendapatkan data yang akurat.

c. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data melalui buku-buku, catatan kuliah serta bacaan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan.

2. Tahap Pengembangan Perangkat Lunak

Dalam pengembangan aplikasi ini digunakan metode The Classic

Life Cycle ( Paradigma Waterfall ). Pada metode ini terdapat lima tahap

untuk mengembangkan suatu perangkat lunak. Kelima tahapan itu tersusun dari atas kebawah, diantaranya : Analysis, Design, Coding,

Testing, Maintenance.

Tahap-tahap pengembangan perangkat lunak metode waterfall dapat dilihat pada gambar :


(20)

Gambar 1. 1 Metode The Classic Life Cycle / Waterfall

a. Analysis adalah tahap menganalisa hal-hal yang diperlukan dalam

pelaksanaan proyek pembuatan atau pengembangan software

b. Design adalah tahap penerjemahan dari keperluan-keperluan yang

dianalisis ke dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh pemakai yaitu dengan cara menampilkan ke dalam Diagram Konteks Entity

Relationship, Data Flow Diagram (Diagram Aliran Data), Struktur

Tabel, dan Struktur Menu.

c. Coding adalah tahap penerjemahan data/pemecahan masalah software

yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan.

d. Testing adalah tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat.

Pengujian ini dimulai dengan membuat suatu uji kasus untuk setiap fungsi pada perangkat lunak, kemudian dilanjutkan dengan pengujian terhadap modul-modul dan terakhir pada tampilan antar muka untuk


(21)

memastikan tidak ada kesalahan dan semua berjalan dengan baik dan

input yang diberikan hasilnya sesuai dengan diinginkan.

e. Maintenance adalah perangkat lunak yang telah dibuat dapat

mengalami perubahan sesuai permintaan pemakai. Pemeliharaan dapat dilakukan jika ada permintaan tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai ataupun adanya pertumbuhan dan perkembangan baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran mengenai penulisan laporan penelitian ini, maka dibawah ini akan dijelaskan mengenai sistematika penulisan, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan instansi dan teori-teori pendukung dengan masalah yang akan dibahas.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi analisis kebutuhan dalam membangun aplikasi ini, analisis sistem yang sedang berjalan pada aplikasi ini sesuai dengan metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan. Selain itu terdapat juga perancangan antarmuka untuk aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.


(22)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi hasil dari analisis dan perancangan sistem ke dalam bentuk bahasa pemrograman. Serta kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan dalam mengembangkan sistem. Selain itu, akan dibahas tentang pengujian sistem informasi yang dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan tentang keseluruhan dari pembangunan aplikasi ini dan saran tentang aplikasi ini untuk masa yang akan datang.


(23)

9

2.1 Tinjauan Instansi

2.1.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

Berdasarkan Undang-undang Darurat No.11 Tahun 1957 Tentang Peraturan Umum Pajak dan Retribusi dan Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1957 tentang Penyerahan Pajak Negara kepada daerah, ditetapkan mengenai penyerahan pajak kepada Kabupaten.

Pajak-pajak daerah yang telah diserahkan kepada daerah menjadi wewenang dan tanggung jawab daerah, perangkat pelaksanaan adalah daerah itu sendiri. Oleh karena itu dibentuklah Biro Pendapatan dan Perpajakan Daerah pada tanggal 1 April 1972. Untuk melaksanakan segala usaha dan segala kegiatan pemungutan, pengumpulan pendapatan daerah, secara maksimum, baik terhadap sumber pendapatan yang ada, maupun penggalian sumber-sumber pendapatan yang baru sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dibentuk Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan Keputusan Mendagri Nomor KUPD 7/12/41101 Tahun 1978.

Dengan keluarnya Undang-undang No.18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Keputusan Mendagri Nomor 102 Tahun 1990 tentang sistem dan prosedur perpajakan dan pendapatan daerah lainnya serta pemungutan PBB di Kabupaten yang dikenal dengan MAPATDA ( Manual Pendapatan Daerah ) dinyatakan tidak berlaku, dan sebagai penggantinya telah


(24)

ditetapkan Keputusan Mendagri Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, dan dengan ditetapkan undang-undang No.22 Tahun 2002 Tentang Pemerintah Daerah, maka Organisasi Perangkat Daerah. Peraturan tersebut untuk kemudian mendapat tinjauan kembali, maka ditetapkan Peraturan Daerah No.20 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung.

Dengan berlakunya undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Daerah dan Pemerintah Pusat, yang memberikan kewenangan yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah, maka Undang-undang No.18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mendapat perubahan dengan Undang-undang No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dengan pedoman pelaksanaan yaitu Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

2.1.2 Visi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

“ Terwujudnya peningkatan kinerja Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan sebagai andalan penerimaan pendapatan daerah dan terciptanya administrasi keuangan daerah yang efektif, efisien, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan melalui akselerasi pengelolaan keuangan daerah secara profesional berbasis religious, kultural dan berwawasan lingkungan yang berorientasi pada peningkatan likuiditas dan stabilitas keuangan daerah Kabupaten Bandung.”


(25)

2.1.3 Misi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung

Sebagai upaya pencapaian tujuan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan maka Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan ( DPPK ) Kabupaten Bandung mempunyai misi :

1. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas SDM aparatur pengelola keuangan daerah.

2. Mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi.

3. Meningkatkan kualitas dan potensi sumber pendapatan daerah agar lebih akurat dan aktual sebagai dasar penetapan target pendapatan.

4. Merumuskan kebijakan teknis dan pelaksanaan operasional bidang pendapatan daerah, serta menyusun aspek legalitas pemungutan pendapatan daerah dan penerapannya melalui pengkajian peraturan daerah.

5. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian operasional dalam pendapatan daerah.

6. Mengembangkan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah ( SIPKD ) dan sistem informasi keuangan daerah ( SIKD ).

7. Merumuskan dan melaksanakan konsep bank minded dalam pendapatan. 8. Merumuskan kebijakan anggaran dan menyusun APBD/perubahan APBD


(26)

9. Menyusun laporan pertangggungjawaban pelaksanaan APBD serta menigkatkan kualitas pelaporan keuangan daerah sesuai dengan standar akuntasi pemerintahan.

10.Meingkatkan pengendalian operasional dalam rangka menjaga likuiditas dan stabilitas keuangan daerah.

11.Meningkatkan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah dan mewujudkan tertib administrasi TPTGR.


(27)

2.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung


(28)

2.1.5 Struktur Organisasai Pengadaan Barang/Jasa Di DPPK

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Pengadaan Barang/Jasa Di DPPK Kab.Bandung

2.1.6 Deskripsi Tugas Dari Struktur Organisasi Pengadaan Barang/Jasa

1. Pengguna Anggaran

Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD. Pengguna Anggaran memiliki tugas yaitu :

a. Menetapkan PPK, PPTK, Panitia Pengadaan, Panitia Pemeriksaan dan Penerimaan.

b. Mengawasi pelaksanaan anggaran.

c. Menyelesaikan perselisihan antara PPK dan Panitia Pengadaan dalam hal terjadi perbedaan pendapat.

d. Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh dokumen pengadaan barang/jasa.


(29)

2. Panitia Pelaksanaan Teknis Kegiatan

Bersadarkan Perpres No.54 Tahun 2010 menjelaskan Panitia Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK) yaitu sebagai tim pendukung untuk membantu PPK dalam pelaksanaan barang/jasa.

1. PPK

PPK adalah panitia yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaaan barang/jasa. PPK memiliki tugas yaitu :

a. Menetapkan dan mengesahkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang dibuat oleh panitia pengadaan.

b. Menerbitkan surat perintah kerja untuk penyedia barang/jasa.

c. Menetapkan pemenang berdasarkan usulan dari panitia pengadaan barang/jasa.

d. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian kontrak dengan penyedia barang/jasa.

2. Panitia Pengadaan

Panitia pengadaan berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa di K/L/D/I yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Panitia pengadaan memiliki tugas yaitu:

a. Mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di website K/L/D/I masing – masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat.

b. Mengusulkan hps kepada PKK.

c. Melakukan evaluasi terhadap penawaran. d. Mengusulkan pemenang kepada PPK.


(30)

e. Menjawab aanwijzing yang diberikan oleh penyedia. 3. Panitia Pemeriksaan

Panitia pemeriksaan adalah panitia yang ditetapkan oleh PA yang bertugas memeriksa hasil pengadaan. Panitia pemeriksaan memiliki tugas:

a. Memeriksa hasil pengadaan yang diserahkan oleh penyedia yang menjadi pemenang.

b. Menyerahkan hasil pengadaan yang telah diperiksa ke panitia penerimaan. c. Membuat laporan berita acara pemeriksaan yang kemudian akan

diserahkan kepada PPK. 4. Panitia Penerimaan

Panitia penerimaan adalah panitia yang ditetapkan oleh PA yang bertugas menerima hasil pengadaan. Panitia penerimaan memiliki tugas:

d. Menerima hasil pengadaan yang diserahkan oleh panitia pemeriksaan. e. Membuat laporan berita acara penerimaan yang kemudian akan diserahkan

kepada PPK.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 EProcurement

Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah Pengadaan Barang atau jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan perundang-undangan [1]. E-Procurement

sekarang banyak diterapkan pada instansi pemerintahan yang bertujuan untuk melakukan pengawasan secara transparan melalui media internet dalam proses


(31)

pengadaan barang dan jasa pada sektor pemerintahan yang sebagian besar dibiayai APBN atau APBD.

Adapun pengertian lain e-procurement menurut Bank Dunia yaitu sebuah definisi berlapis tiga dari e-Procurement dari segi pemerintahan (electronic

Government Procurement, e-GP) dalam E-GP: World Bank Draft Strategy (2003).

Tingkat pertama menyatakan bahwa e-GP adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet oleh pemerintahan-pemerintahan dalam melaksanakan hubungan pengadaan dengan para pemasok untuk memperoleh barang, karya-karya, dan layanan konsultasi yang dibutuhkan oleh sektor publik. Definisi tingkat kedua dan ketiga membuat perbedaan tipis antara e-tendering

dengan e-purchasing. Sarzana Fulvio di S. Ippolito (2003) menyebut

e-Procurement sebagai seperangkat teknologi, prosedur, dan langkah-langkah

organisasional yang memungkinkan pembelian barang dan jasa secara online, melalui peluang-peluang yang ditawarkan oleh internet dan e-commerce. Pengertian ini mirip dengan definisi Bank Dunia tetapi menghilangkan “pengadaan karya”. Fitur e-Procurement pembelian dan penjualan online mengefisienkan proses pengadaan dan mengurangi biaya operasi dengan mengurangi pengeluaran untuk waktu administrasi dan memperpendek birokrasi. Penerapan e-Procurement mendorong upaya transaksi dari pusat pembuat pesanan hingga titik kebutuhan pada pengguna desktop bisnis. Hal ini memastikan kesesuaian terhadap perjanjian dengan pemasok yang dipilih melalui katalog online yang mana dilihat-lihat oleh para pengguna untuk menemukan item yang dibutuhkan.


(32)

Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik ( e-procurement ), khususnya dengan e-tendering ( e-lelang ) sebagaimana dijelaskan di Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 tahun 2011 tentang tata cara e-tendering yaitu sistem pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah yang dilakukan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efektivitas dan efesien [2].

Dalam pemilihan penyedia ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh panitia diantaranya:

a. Menetapkan metode pemilihan

Metode pemilihan penyedia meliputi :

1. Pelelangan umum yaitu metode pemilihan penyedia barang/jasa untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat dan memiliki nilai pekerjaan paling kecil Rp. 100.000.000.

2. Pelelangan terbatas yaitu metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan dengan jumlah penyediayang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. 3. Pelelangan sederhana yaitu metode pemilihan penyedia barang/jasa

lainnyauntuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah ).

4. Pemilihan langsung yaitu metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 ( dua ratus juta).


(33)

5. Seleksi umum yaitu metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia jasa konsultansi yang memenuhi syarat.

6. Seleksi sederhana yaitu metode pemilihan penyedia jasa konsultansi untuk jasa konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 ( dua ratus juta ).

7. Sayembara yaitu metode pemilihan penyedia yang memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

8. Kontes yaitu metode pemilihan penyedia yang memperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

9. Penunjukan langsung metode pemilihan penyedia dengan cara menunjuk langsung 1 ( satu ) penyedia barang/jasa.

10. Pengadaan langsung yaitu pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung.

b. Menetapkan metode penyampaian dokumen Metode penyampaian dokumen diantaranya :

1. Satu sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran administrasi, teknis dan harga dalam satu sampul penawaran, dimana evaluasi dilakukan setelah file administrasi, teknis dan harga terbuka.


(34)

2. Dua sampul yaitu penyampaian dokumen penawaran administasi dan teknis dalam satu sampul sedangkan penawaran harga dalam satu sampul lainnya, dimana evaluasi administrasi dan teknis dilakukan sebelum sampul penawaran harga terbuka.

3. Dua tahap yaitu penyampaian dokumen dengan dua tahap tidak jauh berbeda dengan satu atau dua sampul yakni hanya berbeda dalam hal pemasukkan yang dilakukan dua tahan yang tidak bersamaan.

c. Menetapkan metode evaluasi penawaran Metode evaluasi penawaran meliputi :

1. Sistem gugur. 2. Sistem nilai

3. Sistem nilai berdasarkan umur ekonomis. d. Menetapkan sistem kualifikasi

Sistem kualifikasi dalam pengadaan barang/jasa diantaranya yaitu :

1. Prakualifikasi yaitu proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukkan penawaran.

2. Pascakualifikasi yaitu proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah evaluasi terhadap penawaran administrasi dan teknis. Dokumen kualifikasi dimasukkan bersama-sama dengan dokumen penawaran.

2.2.2 Perbedaan E-Procurement dengan Pengadaan Secara Manual

E-procurement hampir sama dengan pengadaan secara manual, perbedaannya hanya seluruh tahapan dilaksanakan secara elektonik. Dibawah ini


(35)

akan dijelaskan secara singkat beberapa perbedaan e-procurement dengan pengadaan secara manual.

1. Pendaftaran

Proses pendaftaran lelang mengalami perubahan cukup signifikan. Dalam sistem manual, panitia harus menyiapkan meja dan kursi khusus untuk menerima pendaftar serta menyiapkan formulir pendaftaran untuk diisi oleh calon penyedia dan mengambil dokumen pengadaan. Namun, dengan sistem e-procurement

pendaftaran dilakukan secara online dan dokumen pengadaan cukup di download

oleh penyedia yang akan mengikuti pengadaan.

2. Aanwijzing

Aanwijzing secara manual yaitu semua calon penyedia berkumpul pada satu

tempat, hal ini dapat menimbulkan kericuhan antar calon penyedia yang berkumpul. Namun, dengan sistem e-procurement panitia dan penyedia tidak perlu tatap muka secara langsung, melainkan cukup dengan mengisi komentar yang telah tersedia di sistem e-procurement

3. Pemasukkan dan pembukaan dokumen pengadaan

Pemasukkan dokumen pengedaan melalui sistem manual yaitu penyedia harus mengirim atau datang langsung ke panitia pengadaan untuk menyerahkan dokumen, sedangkan dengan e-procurement penyedia cukup upload ke sistem e-procurement.

Pembukaan dokumen penawaran secara manual yaitu dimana penyedia berkumpul untuk menyaksikan pembukaan dokumen pengadaan masing-masing. Namun, dengan sistem e-procurement penyedia hanya upload dokumen dan akan


(36)

dibuka oleh panitia pengadaan dengan cara men-download dokumen yang telah dimasukkan oleh penyedia.

4. Pengumuman

Pengumuman dipasang pada papan pengumuman di dinas masing-masing. sedangkan untuk sistem e-procurement, pengumuman dapat dilihat pada website

e-procurement.

5. Sanggahan

Sanggahan secara manual yaitu dengan cara mengirimkan surat sunggahan dan dokumen pendukung sanggahan. Namun, dengan sistem e-procurement

penyedia cukup mengirim file sanggahan kepada panitia.

2.2.3 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan

Pedoman pelaksanaan pengadaan Barang atau jasa diatur oleh Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. Tujuan dari dibuatnya perpres ini dengan maksud agar pengadaan barang/jasa pemerintahan yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBN/APBD ) dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka, dan perlakuan yang adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah dan pelayanan masyarakat.


(37)

2.2.4 Prinsip Dasar Pengadaan Barang dan Jasa

1. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan sasaran yang ditetapkan.

3. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya.

4. Terbuka dan bersaing, berati pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan dan prosedur yang jelas dan transparan.

5. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara dan alasan apapun.

6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.


(38)

2.2.5 Kebijakan Umum

a. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional yang sasarannya adalah memperluas lapangan kerja dan mengembangkan industri dalam negeri rangka meningkatkan daya saing barang/jasa produksi dalam negeri pada perdagangan internasioal.

b. Meningkatkan peran serta usaha kecil termasuk koperasi kecil dan kelompok masyarakat dalam pengadaan barang/jasa.

c. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam pengadaan barang/jasa.

d. Meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan tanggung jawab pengguna barang/jasa, pejabat pengadaan, dan penyedia barang/jasa.

e. Meningkatkan penerimaan negara melalui sektor perpajakan. f. Menumbuh kembangkan peran serta usaha nasional.

g. Mengharuskan pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

h. Mengharuskan pengumuman secara terbuka rencana pengadaan barang/jasa kecuali pengadaan barang/jasa yang bersifat rahasia pada setiap awal pelaksanaan anggaran kepada masyarakat luas.

2.2.6 Etika Pengadaan

Pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas secara tetib, serta rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa.


(39)

b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa.

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat.

d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak.

e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa.

f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa.

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi.

h. Golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara dan tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.

2.2.7 Manfaat Dari E-Procurement

Terdapat beberapa manfaat e-procurement diantaranya sebagai berikut : 1. Meminimalisasi faktor kesalahpahaman yang terjadi dalam proses pengadaan


(40)

2. Meminimalisasi kecurigaan masyarakat terhadap proses pengadaan barang/jasa.

3. Membantu proses pengendalian administrasi proyek terutama pada proses pengadaan barang/jasa.

4. Memudahkan bagi peserta lelang untuk mengikuti semua tahapan lelang dengan pemanfaatan teknologi informasi (internet).

5. Memberi keadilan bagi seluruh penyedia barang/jasa .

2.2.8 Tujuan Dari E-Procurement

E-Procurement memiliki beberapa tujuan diantaranya : 1. Memperbaiki transparansi dan akuntabilitas.

2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat. 3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan.

4. Mendukung proses monitoring dan audit.

5. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

2.2.9 Alur Proses Pengadaan E-Procurement

Alur proses pengadaan e-procurement berdasarkan LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) pengadaan nasional yang mengacu pada Keppres 80 Tahun 2003[3] yaitu :


(41)

Gambar 2. 3 Alur Proses Dari E-procurment Penjelasan berdasarkan alur proses diatas adalah sebagai berikut :

1. Pendaftaran

Penyedia harus mendaftar untuk mengakses sistem dan mengikuti pengadaan yang akan dilaksanakan.

2. Isi data penyedia

Data penyedia yaitu meliputi data prakualifikasi yang harus dilengkapi oleh penyedia dan di perbaharui jika suatu ketika data mengalami perubahan.


(42)

3. Daftar lelang

Daftar lelang yaitu penydia mengikuti lelang/pengadaan yang akan dilaksanakan oleh panitia pengadaan.

4. Download dokumen lelang

Penyedia dapat men-download dokumen lelang yang telah disediakan oleh pehik panitia pengadaan pada setiap pengadaan.

5. Aanwijzing

Aanwijzing (penjelasan pekerjaan) yaitu sarana untuk penyedia dan penitia

pengadaan saling berkomunikasi dalam hal penjelasan terhadap suatu pengadaan yang akan diikuti oleh penyedia, jika suatu ketika penyedia masih kurang jelas terhadap pengadaan yang akan diikuti.

6. Upload dokumen kualifikasi dan Penawaran

Penyedia harus meng-upload dokumen kualifikasi dan penawaran yang akan dijadikan penilaian bagi panitia pengadaan.

7. Evaluasi dan pengumuman pemenang

Evaluasi yaitu untuk mencari penawaran terandah yang telah dimasukkan oleh penyedia, setelah mendapatkan penawaran terendah selanjutnya yaitu pengumuman pemenang.

8. Masa sanggah

Masa sanggah dilakukan apabila penyedia merasa kecurangan atau kekeliruan dalam proses pengadaan. Masa sanggah dilakukan setelah pengumuman pemenang.


(43)

2.2.10 Konsep Basis Data

Basisdata data terdiri dari 2 kata yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek [4].

Menurut Fathansyah ada beberapa definisi dalam sejumlah sudut pandang seperti : 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengam cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media elektronis.

2.2.11 Database Management System (DBMS)

Pengelolaan basisdata secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus/spesifik. Perangkat lunak inilah (disebut DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersamaan, konsisten data, dan sebagainya.

Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV,


(44)

Borland-Interbase, MS-SQLServer, CA-Open Ingres, Oracle, Informix dan Sybase

(untuk kelas kompleks/berat).

2.2.12 Bahasa Dalam Basisdata

Bahasa yang digunakan dalam basisdata diantaranya :

1. Data Definition Language (DDL)

Struktur/skema basis data yang menggambarkan/mewakili desain basis data secara keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut Data

Definition Language (DDL). Dengan DDL kita dapat membuat tabel baru,

membuat indeks, mengubah tabel, menentukan struktur penyimpanan tabel, dan sebagainya. Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut kamus data.

Kamus data adalah suatu metadata (superdata) yang mendeskripsikan data sesungguhnya. Kamus data ini akan selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum suatu file data yang sesungguhnya diakses.

2. Data Manipulation Language (DML)

Merupakan bentuk bahasa Basis Data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data.

DML dibagi 2 jenis :

a. Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan, data apa yang diinginkan serta bagaimana cara mendapatkannya.

b. Nonprosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.


(45)

2.2.13 Keuntungan Basis Data

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari basisdata diantaranya : 1. Kecepatan dan kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basisdata memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan /manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah, dari pada kita menyimpan data secara manual.

2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)

Menggunakan basisdata efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan.

3. Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basisdata yang berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.

4. Ketersediaan (Availability)

Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar.

5. Kelengkapan (Completeness)

Lengkap/tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basisdata bersifat relatif (baik tehadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu).


(46)

6. Keamanan (Security)

Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basisdata yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basisdata. Tetapi untuk sistem yang besar aspek keamanan dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu kita dapat menentukan siapa yang boleh menggunakan basisdata tersebut.

7. Kebersamaan Pemakaian (Sharability)

Pemakai basisdata seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Sehingga harus dihindari terhadap persoalan baru seperti deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

2.2.14 Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R)

Model Entity-Relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram E-R. Ada beberapa notasi yang digunakan dalam Diagram ER diantaranya:

1. Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain [5]. Simbol dari entitiini biasanya digambarkan dengan persegi panjang.

2. Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.


(47)

3. Hubungan atau relasi adalah Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.

4. Garis sebagai penghubung antara Himpunan Relasi dengan Himpunan Entitas dan Himpunan Entitas dengan Atribut.

5. Cardinality Ration

Batasan yang menjelaskan jumlah keterhubungan satu entity dengan entity

lainnya. Jenis cardinality Ration antara lain : a. Hubungan satu ke satu

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah berbanding satu, hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukan tabel atau relasi antara keduanya yang diwakilkan dengan tanda panah tunggal.

Gambar 2. 4 Simbol Hubungan 1:1

b. Hubungan satu ke banyak/banyak ke satu

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah berbanding banyak atau dapat pula dibalik banyak lawan satu.

Gambar 2. 5 Simbol Hubungan 1:M/M:1


(48)

c. Hubungan banyak ke banyak

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak banding banyak.

Gambar 2. 6 Simbol Hubungan M:M 2.2.15 Flowmap

Flowmap merupakan diagram alir yang menunjukan arus bagi dokumen aliran data fisik, entitas-entitas sistem informasi dan kegiatan operasi yang berhubungan dengan sistem informasi penggambaran biasanya diawali dengan mengamati dokumen apa yang menjadi media data atau informasi selanjutnya ditelusuri bagaimana dokumen tersebut termasuk ke bagian atau entitas mana dokumen tersebut.

2.2.16 Diagram Konteks

Diagram konteks menggambarkan hubungan antara sistem dengan entitas luarnya. Diagram konteks berfungsi sebagai transformasi dari satu proses yang melakukan transformasi data input menjadi data output.

2.2.17 Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan


(49)

interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

DFD sering kali digunakan untuk mengggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan, ada beberapa simbol yang digunakan dalam DFD diantaranya:

1. Elemem lingkungan

Elemen lingkungan berada diluar batas sistem. Elemen-elemen menyediakan bagi sistem input data dan menerima output data sistem pada DFD, tidak dibuat perbedaan antara data dan informasi. Semua arus dipandang sebagai data. Nama

terminator digunakan untuk menggambarkan elemen lingkungan. Terminator

digambarkan dalam DFD dengan suatu kotak atau persegi empat 2. Proses

Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Proses dapat digambar dengan lingkaran. Tiap simbol proses diidentifikasikan dengan label.

3. Aliran data

Aliran dara menggambarkan data dari suatu proses ke proses yang lainnya, yang merepresentasikan dengan menggunakan anak panah. Nama proses ditulis untuk menjelaskan arti dalam aliran tersebut dan ditulis untuk mengidentifikasi aliran tersebut.


(50)

4. Penyimpanan data

penyimpanan data ( data store ) adalah suatu penampungan. Penyimpanan data digambarkan dengan garis sejajar.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem terstruktur. Kelebihan utama pendekatan alir data, yaitu :

1. Kejelasan dari menjalankan implementasi teknis sistem.

2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem.

3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram alir data.

4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data-data dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan.

DFD terdiri dari Diagram Konteks dan Diagram Rinci (DFD Leveled). Diagram konteks berfungsi memetakan model lingkungan (Menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukkan dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

DFD Leveled menggambarkan sistem jaringan kerja antara fungsi yang

berhubungan satu sama lain dengan aliran data penyimpanan data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.

2.2.18 PHP ( PHP Hypertext Preprocessor )

PHP merupakan bahasa pemrograman berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses diserver. Hasilnyalah yang dikirim ke klien. Secara khusus PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis artinya dapat


(51)

membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya, yakni pada tahun 1994. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut “Personal Home Page”, paket ini lah yang menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun 1995 Rasmus menciptakan PHP/FI Versi 2, pada versi inilah pemrograman dapat menempelkan kode terstuktur didalam tag HTML. Yang menarik kode PHP juga bisa berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan yang komplek sambil jalan [6].

Pada tahun 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronim berulang PHP: Hypertext Preprocessing. Kemudian pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai. Versi ini banyak dipakai sebab mampu untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan proses dan stabilitas yang tinggi, sampai tahun 2004 dirilis lg PHP 5.0 dalam versi ini inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar, versi ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi objek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi objek.


(52)

Proses-proses yang terjadi :

1. Klien meminta halaman web yang berisi skrip PHP.

2. Jika file yang diminta ditemukan, maka server akan meneruskannya ke

PHP interpreter yang akan menghasilkan dokumen/halaman HTML

berdasarkan skrip PHP. Jika dalam proses tersebut terdapat permintaan terhadap database, maka akan terjadi proses query data ke database server.

3. Dokumen hasil interpretasi oleh PHP interpreter dikembalikan ke web server.

4. Web server mengirim dokumen HTML ke klien.

5. Browser akan menterjemahkan dokument HTML ke Display/Monitor.

2.2.19 MySQL

MySQL merupakan sebuah Relational Database Management System (

RDMS ) yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi informasi di Swedia. Selain versi open source, MySQL juga tersedia dalam versi yang berlisensi bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan layanan tambahan.

Pada awalnya para pencipta MySQL mencoba suatu database server yang disebut mini Structure Query Langguage ( mSQL ), namun seiring


(53)

perkembangannya kebutuhan akan database semakin meningkat dan ukuran

database semakin besar, sehingga dibutuhkan suatu interface yang lebih baik agar

pengaksesan ke database semakin cepat, akhirnya mSQL dimodifikasi menjadi nama MySQL [7].

Kelebihan yang terdapat pada MySQL diantaranya :

1. Portability

MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai OS seperti Windows,

Linux, Unix, Mac OS, Solaris, Unix, Amiga, HP-UX, Symbian.

2. Open Source “limited”

Dahulu MySQL didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL sehingga kita dapat menggunakannya secara Cuma-Cuma tanpa dipungut biaya. Namun, saat ini karena MySQL telah dibeli oleh SUN, maka kita tidak dapat lagi menikmati fitur-fitur baru yang ada di

MySQL, karena SUN akan membatasi fitur-fitur baru ini hanya untuk

user yang membeli lisensinya.

3. Multiuser

MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang

bersamaan tanpa mengalami konflik. Hal ini memungkinkan sebuah

database server MySQL dapat diakses klien secara bersamaan.

4. Performance Tuning

MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani

query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL


(54)

5. Security

MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask,

nama host, dan izin akses user dengan 40able40 perizinan yang mendetail serta password terenkripsi.

6. Scalability dan Limits

MySQL ammpu menangani database dalam skala besar dengan jumlah

records lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 miliar baris.

7. Interface

MySQL memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa

pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application

Programming Interface).

8. Clients dan Tools

MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk


(55)

41

3.1 Analisis Sistem

Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan, yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

3.1.1 Analisis Masalah

Proses pengadaan barang/jasa yang terjadi pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) masih dilakukan secara manual. Hal ini membuat kinerja DPPK dalam proses pengadaan barang/jasa kurang efektif, selain itu dalam hal penyampaian informasi pengadaan yang seharusnya publik mengetahui adanya pengadaan.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka akan dibuat sebuah

e-procurement dilihat dari sistem yang sedang berjalan.

3.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

Ada beberapa prosedur yang terlibat dalam proses pengadaan barang/jasa dengan cara pelelangan umum diantaranya :

3.1.2.1 Prosedur pelaksanaan pengadaan dan pembuatan surat undangan

1. Pengguna Anggaran (PA) didalam struktur organisasi disebut kepala dinas, berdasarkan persetujuan antara PA dan DPRD yang menghasilkan


(56)

DPA yang telah disahkan kemudian PA membuat nota dinas yang diserahkan kepada PPTK untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa. 2. Panitia Pelaksanaan Teknis Kegiatan (PPTK) membuat surat perintah

pelaksaan pengadaan berdasarkan Nota Dinas dan diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

3. PPK membuat surat pelaksanaan pengadaan sebanyak dua rangkap , rangkap pertama diarsipkan di PPK dan rangkap kedua dikirim kepada Kepala Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk melaksanakan pengadaan. 4. Setelah mendapatkan surat perintah dari PPK kemudian diarsipkan,

maka panitia membuat pengumuman pengadaan yang diumumkan di media pengumuman DPPK.

5. Panitia pengadaan membuat surat undangan dan dokumen prakualifikasi untuk diberikan kepada penyedia yang ditunjuk mengikuti pengadaan. 6. Apabila penyedia menyetujui kemudian melengkapi formulir isian

penilaian kualifikasi yang terdapat pada dokumen prakualifikasi dan dikembali kepada panitia pengadaan.

7. Apabila calon penyedia tidak menyetujui kemudian membuat surat tidak persetujuan yang dikirim kepada panitia pengadaan dan diarsipkan.


(57)

Gambar 3. 1flowmap pelaksanaan pengadaan dan pembuatan surat undangan

Ket :

A1 : Arsip Nota Dinas

A2 : Arsip surat perintah pelaksanaan pengadaan A3 : Arsip surat pelaksanaan pengadaan


(58)

A5 : Arsip dokumen prakualifikasi belum terisi tidak disetujui A6 : Arsip surat undangan tidak disetujui

A7 : Arsip surat undangan yang disetujui

A8 : Arsip dokumen prakualifikasi terisi dan disetujui

3.1.2.2 Prosedur evaluasi formulir isian penilaian kualifikasi

a. Dokumen prakualifikasi yang telah dilengkapi oleh penyedia akan diteliti oleh panitia pengadaan dalam hal kelengkapan data.

b. Apabila data yang ada pada dokumen prakualifikasi dinyatakan lengkap maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kesesuaian data.

c. Jika data sesuai maka panitia pengadaan akan membuat laporan hasil evaluasi kepada PPK untuk disetujui.

d. Setelah PPK mempelajari dan meneliti surat dari panitia kemudian membuat surat persetujuan untuk penetapan lulus hasil evaluasi prakualifikasi yang akan diserahkan kepada panitia.

e. Panitia membuat surat pengumuman pernyataan lulus prakualifikasi yang diberikan kepada penyedia yang bersangkutan (lulus prakualifikasi).

f. Apabila data yang ada pada dokumen prakualifikasi dinyatakan kurang lengkap maka panitia membuat surat pemberitahuan ketidaklengkapan kepada penyedia dan dinyatakan gugur.

g. Apabila data yang lengkap, ternyata tidak sesuai maka panitia membuat surat pemberitahuan tidak sesuai dan dimasukkan pada daftar hitam dan dibuatkan surat pemberitahuan tidak kesesuaian data.


(59)

Gambar 3. 2 flowmap evaluasi formulir isian penilaian kualifikasi

Ket :

A1 : Arsip surat pemberitahuan tidak lengkap A2 : Arsip dokumen prakualifikasi tidak lengkap


(60)

A3 : Arsip surat pemberitahuan tidak sesuai A4 : Arsip daftra blacklist

A5 : Arsip surat penetapan hasil evaluasi prakualifikasi A6 : Arsip laporan hasil evaluasi prakualifikasi tidak disetujui A7 : Arsip surat pemberitahuan tidak disetujui

A8 : Arsip surat penetapan hasil evaluasi prakualifikasi A9 : Arsip pengumuman lulus prakualifikasi

3.1.2.3 Prosedur pembuatan hps ( Harga Perkiraan Sendiri )

1. Di Panitia melakukan perumusan harga perkiraan sendiri (hps) berdasarkan surat pelaksanaan pengadaan.

2. Panitia membuat berita acara dan daftar hadir dalam perumusan harga perkiraan sendiri.

3. Panitia membuat laporan usulan penetapan harga perkiraan sendiri. 4. Berita acara perumusan hps dan daftar hadir panitia diserahkan kepada

PPK beserta laporan usulan penetapan harga perkiraan sendiri untuk disetujui oleh PPK.

5. Laporan penetapan yang telah disetujui diserahkan kepada panitia. 6. Jika laporan tidak disetujui oleh PPK maka dibuatkan surat

pemberitahuan tidak disetujui.

7. Jika laporan tidak oleh PPK maka panitia membuat kembali laporan yang baru.


(61)

Gambar 3. 3 flowmap pembuatan HPS ( Harga Perkiraaan Sendiri )

Ket :


(62)

A2 : Arsip surat pelaksanaan pengadaan A3 : Arsip berita acara perumusan hps

A4 : Arsip surat pemberitahuan tidak disetujui

A5 : Arsip laporan usulan penetapan hps telah disetujui

3.1.2.4 Prosedur penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing ).

1. Panitia membuat undangan rapat penjelasan pekerjaan dan dokumen rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS ) yang diserahkan kepada penyedia

2. Panitia dan penyedia melaksanakan rapat penjelasan pekerjaan yang menghasilkan berita acara rapat penjelasan pekerjaan yang dibuat rangkap dua. Rangkap pertama diarsipkan dan rangkap kedua diserahkan kepada penyedia.


(63)

Ket :

A1 : Arsip undangan rapat penjelasan pekerjaan A2 : Arsip dokumen RKS

A3 : Arsip berita acara rapat penjelasan pekerjaan

3.1.2.5 Prosedur penawaran dan klarifikasi/negosiasi penawaran

1. Panitia membuat surat permintaan penawaran berdasarkan berita acara aanwijzing, untuk penyedia memasukkan penawaran harga.

2. Panitia melakukan pembukaan dan penelitian penawaran. Jika dinyatakan lengkap dibuatkan berita acara pembukaan dan penelitian penawaran.

3. Jika penawaran tidak lengkap, maka dibuatkan surat pemberitahuan tidak lengkap.

4. Setelah meneliti penawaran yang diberikan oleh penyedia kemudian panitia melaksanakan klarifikasi/negosiasi dengan penyedia selanjutnya dibuatkan berita acara klarifikasi/negosiasi dan diserahkan kepada PPK untuk disetujui.

5. Jika berita acara hasil klarifikasi/negosiasi disetujui, maka PPK membuat surat persetujuan dan diserahkan kepada penyedia.

6. Jika panitia telah menerima surat persetujuan, maka panitia membuat usulan pemenang.

7. Jika berita acara hasil klarifikasi/negosiasi tidak disetujui,maka PPK membuat surat pemberitahuan tidak setuju dan panitia membuat surat pemberitahuan kepada penyedia dinyatakan gugur.


(64)

(65)

Ket :

A1 : Arsip surat permintaan penawaran A2 : Arsip dokumen penawaran tidak lengkap A3 : Arsip berita acara rapat penjelasan pekerjaan A4 : Arsip surat pemberitahuan tidak lengkap A5 : Arsip dokumen penawaran lengkap

A6 : Arsip berita acara pembukaan dan penelitian penawaran A7 : Arsip berita acara hasil klarifikasi/negosiasi telah disetujui A8 : Arsip berita acara hasil klarifikasi/negosiasi tidak disetujui A9 : Arsip surat persetujuan hasil klarifikasi/negosiasi

A10 : Arsip daftar usulan pemenang

A11 : Arsip surat pemberitahuan tidak setuju A12 : Arsip surat pemberitahuan dinyatakan gugur

3.1.2.6 Prosedur usulan pemenang

1. Panitia menyerahkan daftar usulan pemenang kepada PPK untuk dilakukan penunjukan pemenang.

2. Jika PPK telah menentukan pemenang, maka akan dibuatkan surat penetapan pemenang dua rangkap. Rangkap pertama diarsipkan dan rangkap kedua diberikan kepada panitia..

3. Setelah menerima surat penetapan pemenang dari PPK, maka panitia membuat pengumuman pemenang pengadaan barang/jasa.


(66)

Gambar 3. 6 flowmap prosedur usulan pemenang

Ket :

A1 : Arsip daftar usulan pemenang A2 : Arsip pemenang yang telah ditunjuk A3 : Arsip surat penetapan pemenang A4 : Arsip surat penetapan pemenang


(67)

3.1.2.7 Prosedur pembuatan SKPPBJ dan SPK

1. PPK membuat surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa ( SKPPBJ ) yang mengacu pada surat penetapan pemenang dibuat rangkap dua.

2. Setelah SKPPBJ telah diserah kepada penyedia sebagai bukti bahwa penyedia telah menjadi pemenang pengadaan barang/jasa.

3. PPK membuat surat perintah kerja ( SPK ) dibuat rangkap lima, rangkap pertama diarsipkan.


(68)

Gambar 3. 7 flowmap pembuatan SKPPBJ dan SPK

Ket :

A1 : Arsip surat penetapan pemenang A2 : Arsip SKPPBJ


(69)

3.1.2.8 Prosedur pelaksanaan SPK, pemeriksaan dan penerimaan barang/jasa

1. PPK menyerahkan surat perintah kerja kepada penyedia.

2. Penyedia menyiapkan barang berdasarkan surat perintah kerja yang diterima dan membuatkan daftar barang/jasa sesuai SPK.

3. Daftar barang/jasa diserahkan kepada panitia pemeriksa barang/jasa untuk diperiksa kesesuaian terhadap SPK.

4. Jika barang/jasa yang diperiksa sesuai, maka dibuatkan berita acara pemeriksaan barang/jasa.

5. Jika barang tidak sesuai, maka dibuatkan berita acara tidak sesuai yang akan diserahkan kepada PPK, kemudian PPK membuat surat pemberitahuan kepada penyedia.

6. Setelah PPK menerima berita acara pemeriksaan barang/jasa, kemudian PPK membuat berita acara penerimaan barang/jasa.


(70)

Gambar 3. 8 flowmap pelaksanaan SPK, pemeriksaan dan penerimaan barang/jasa

Ket :

A1 : Arsip SPK


(71)

A3 : Arsip berita acara pemeriksaan barang/jasa tidak sesuai A4 : Arsip surat pemberitahuan barang/jasa tidak sesuai A5 : Arsip berita acara pemeriksaan barang/jasa sesuai A6 : Arsip berita acara penerimaan barang/jasa

Dari seluruh flowmap yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik analisis sebagai berikut :

Banyaknya proses yang harus dilakukan oleh penyedia dan panitia. Panitia harus mengirim atau memberitahukan kepada penyedia supaya memasukkan beberapa dokumen yang harus dilengkapi untuk proses penilaian dan penyedia harus mengirimkan melalui jasa atau langsung datang ke panitia pengadaan sehingga membuat waktu yang ada kurang efisien.

3.1.3 Aturan Bisnis

Adapun aturan bisnis yang digunakan dalam pengadaan barang/jada di Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung sebagai berikut :

1. Pengumuman pengadaan dilaksanakan paling lambat 7 hari kerja.

2. Pemasukkan dokumen pengadaan dimulai sejak pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum penilaian dokumen prakualifiaksi. 3. Pemberian penjelasan dilaksanakan paling cepat 4(empat) hari kerja oleh

panitia pengadaan sejak tanggal pengumuman hasil prakualifikasi. 4. Pemasukkan penawaran dimulai setelah hps disetujui oleh PPK.


(72)

6. Pekerjaan harus sudah dilaksanakan seluruhnya berdasar waktu yang telah ditetapkan oleh PPK, terhitung mulai tanggal diterbitkannya surat perintah kerja (SPK).

7. Keterlambatan penyerahan barang/jasa mengakibatkan pelaksana dikenakan denda sebesar 0.5%, untuk setiap hari keterlambatan.

8. Masa sanggah terhadap hasil pengadaan selama 3 ( tiga ) hari kerja, (melampirkan bukti yang memperkuat sanggahan) yang diserahkan kepada panitia pengadaan setelah pengumuman penetapan pemenang dan masa sanggah banding selama 5 (lima) hari kerja setelah menerima jawaban sanggahan.

9. Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah ditetapkannya pemenang.

10.Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen tidak sah kebenarannya dan ada pemalsuan, maka akan dikenakan sanksi administasi yaitu dimasukan Daftar Hitam dan sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.1.4 Analisis pengkodean

Pengkodean yang ada pada pangadaan barang/jasa di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung yaitu terletak pada surat yang dibuat oleh panitia pengadaan, panitia pemeriksaan dan panitia penerimaan.

Contoh pengkodean surat pengadaan dibuat oleh panitia pengadaan, sebagai berikut :


(73)

Format : 001/001-SM/PPBJ/2010

Tahun anggaran pengadaan Penanggung jawab surat No. Surat yang dikeluarkan No. Pengadaan barang/jasa

Dari format diatas dapat diartikan nomor pengadaan 001 berdasarkan surat nomor 001-SM dan yang bertanggung jawab atas surat adalah Panitia Pengadaan Barang/Jasa (PPBJ) menggunakan anggaran tahun 2010.

Contoh pengkodean surat perintah kerja yang dibuat oleh PPK, sebagai berikut :

Format : 001/001-SM/PJPK/2010

Tahun pembuatan Penanggung jawab

No. Surat yang dikeluarkan No. SPK

Dari format diatas dapat diartikan No.SPK 001 berdasarkan surat nomor 001-SM dengan nama surat Surat Perintah Kerja (SPK) yang bertanggung jawan PJPK dan tahun pembuatan surat 2010.

Contoh pengkodean berita acara pemeriksaan dari penitia pemerikasan, sebagai berikut :


(74)

Format : 001/001-BAPB/SEKT/2010

Tahun pembuatan

Nama bagian pemeriksaan Nama surat pemeriksaan No. Berita acara pemeriksaan

Dari format diatas dapat diartikan No. Berita acara pemeriksaan 001, nama surat Berita Acara Pemeriksaan Barang (BAPB) oleh panitia pemeriksaan dibagian Sekretariat dan tahun pembuatan surat 2010.

Contoh pengkodean berita acara penerimaan dari penitia penerimaan, sebagai berikut :

Format : 001/001/SEKT/BAPB/DPPK/2010

Tahun pembuatan Nama Dinas

Nama surat penerimaan Nama bagian penerimaan No. Surat yang dikeluarkan No. Berita acara penerimaan

Dari format diatas dapat diartikan No. Berita acara penerimaan 001, nomor surat yang dikeluarkan oleh panitia pemeriksaan dibagian Sekretariat di DPPK tahun pembuatan surat 2010.


(75)

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

Analisis kebutuhan non-fungsional meliputi analisis kebutuhan Pengguna, analisis kebutuhan perangkat lunak dan analisis kebutuhan perangkat keras.

3.1.5.1 Analisis kebutuhan pengguna

Analisis kebutuhan pengguna dibagi dalam dua yaitu analisis kebutuhan secara manual dan analisi yang diusulkan di DPPK yaitu :

Tabel 3. 1 Analisis kebutuhan pengguna secara manual

No Pengguna Umur

Pengalaman menggunak

an komputer

Pendidikan

Software yang sering digunakan

1 Panitia Pengadaan

25 – 50

Biasa Min. SMA/SMK Office application (Ms.word, exel, powerpoint, dll.)

2 Penyedia 25 – 50

Biasa Min. SMA/SMK Office application (Ms.word, exel, powerpoint, dll.)

3 PPK 25-50 Biasa Min. Strata 1

Office application (Ms.word, exel, powerpoint, dll.)

4 PPTK 25-50 Biasa Min. SMA/SMK Office application (Ms.word, exel, powerpoint, dll.)

5 Panitia Pemeriksaa

25-50 Biasa Min. SMA/SMK

Office application

(Ms.word, exel,


(76)

n powerpoint, dll.)

6 Panitia Penerimaan

25-50 Biasa Min. SMA/SMK Office application (Ms.word, exel, powerpoint, dll.)

7 Pengguna Anggaran

25-50 Biasa Min. Strata 1

Office application (Ms.word, exel, powerpoint, dll.)

Tabel 3. 2Analisis kebutuhan pengguna yang diusulkan

No Pengguna Jabat an Umur Pengala man menggu nakan komput er Pendi dikan Tanggung

jawab Hak Akses

1 Panitia Pengadaan

Panitia 25-50 Biasa Min. SMA/ SMK Melaksanaka n pengadaan, mengusulkan hps, evaluasi penawaran, mengusulkan pemenang,, menjawab aanwijzing. Dapat mengelolah data penyedia,kegia tan dan pengadaan, mengelola lokasi, mengelola satuan,membu at usulan hps, mengelola aanwijizing.

2 Panitia Pemeriksa

an

Pengg una Biasa

25-50 Biasa Min. SMA/ SMK Memeriksa barang/jasa, membuat berita acara pemeriksaan. Dapat membuat berita acara pemeriksaan dan merubah password

3 Panitia Penerimaa

Pengg una

25-50 Biasa Min. SMA/ Menerima barang/jasa hasil pengadaan, Dapat membuat berita acara penerimaan


(77)

n Biasa SMK membuat berita acara penerimaan

dan merubah password.

4. Penyedia Pengg una Biasa

25-50 Biasa Min. SMA/ SMK Mengikuti proses pengadaan Dapat mengelola data profil, mengelola prakualifikasi, membuat penawaran, aanwijzing. 5. PPK Pengg

una biasa

25-50 Biasa Min. Strata 1 Menetapkan dan mengesahkan usulan hps, membuat spk, menetapkan pemenang Dapat menyetujui hps, mengelola usulan pemenang, mengelola spk.

Dari tabel diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari segi pemahaman terhadap penggunaan komputer sudah memenuhi syarat, sehingga tidak diperlukan pelatihan.

2. Dilihat dari segi pendidikana oleh pengguna, maka perlu pelatihan untuk membiasakan pengguna terhadap aplikasi yang akan dibangun.

3. Pengguna Anggaran (PA) tidak diusulkan karena PA tidak terlibat dalam proses pengadaan, PA hanya mengadakan rapat dengan DPRD yang kemudian menghasilkan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) dan Nota Dinas yang kemudian diserahkan kepada PPTK. PPTK hanya bertugas menyampaikan perintah kapada PPK untuk melaksanakan proses pengadaan berdasarkan Nota Dinas yang diterima PPTK dari PA.

3.1.5.2 Analisis kebutuhan perangkat lunak


(78)

1. Sistem Operasi Windows XP Service Pack 2 / Windows Vista.

2. Microsoft office 2003/2007.

3. Web Browser firefox, Google chrome.

Dilihat dari segi Software yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk menjalankan aplikasi yang akan dibangun.

3.1.5.3 Analisis kebutuhan perangkat keras

Perangkat keras yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Monitor LCD,

2. Prosesor intel core 2 duo, 3. RAM 1Gb,

4. Harddisk 160 Gb, 5. Printer,

6. Scanner, 7. Modem 3G.

Dari perangkat keras yang digunakan dapat disimpulkan bahwa tidak ada permasalahan dan sudah mendukung untuk menjalankan aplikasi yang dibangun.

3.1.6 Entity Relationship Diagram ( ERD )

ERD menggambarkan hubungan antara objek data. ERD adalah notasi yang digunakan untuk melakukan aktivitas pemodelan data. ERD yang digunakan pada e-Procurement pengadaan barang dan jasa berbasis web di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan sebagai berikut :


(79)

Gambar 3. 9 Diagran E-R aplikasi E-Procurement dalam pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung


(80)

3.1.6.1 Kamus data berdasarkan Diagram E-R :

1. Penyedia : { username, nama, alamat, telp, fax, email, password, status } 2. Modal usaha : { idusaha, kas, tagihan, kredit, garansi,

rekening_koran_bank }

3. Pengurus : { no_ktp, nama, jabatan } 4. Pemilik saham : { no_ktp, nama, alamat,}

5. Landasan hukum : { no_akta, tanggal, nama_notaris, status }

6. Modal tetap : { idtetap, bangunan_kantor, kendaraan_bermotor, peralatan_mesin, bangunan_gedung, tanah, bangunan_bengkel, bangunan_rumah, lain_lain }

7. Pajak : { npwp, pelunasan, no_pph}

8. Modal kerja : { idkerja, no, tanggal, nama_bank, nilai } 9. Ijin usaha : { no_siup, tanggal, masa_berlaku, pemberi_ijin } 10.HPS : { idhps, uraian, banyak, harga_satuan, jumlah,status } 11.Aanwijzing : { idaanwijzing, tangga_waktu, komentar }

12.Penawaran : { idpenawaran, tanggal, uraian, banyak, satuan, harga, jumlah, kualifikasi, dok_penawaran}

13.Pengadaan : { idpengadaan, tanggal_awal, tanggal_akhir , nama, PA, lokasi, sumber_dana, DPA, file }

14.Kegiatan : { nama kegiatan , jenis_kegiatan}

15.spk : { no_spk, tanggal, lama_kerja, lama_keterlambatan, denda, namakegiatan, namapengadaan }


(81)

17.Pemeriksaan : { idpemeriksaan, tanggal, tempat, no } 18.Penerimaan : { nomer, tanggal, tempat, nopener }

19.Panitia : { username, nama, nip, jabatan, password, status } 20.Lokasi : { id_lokasi, nama_lokasi }

21.Satuan : {id_satauan , nama_satuan}

3.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional

Analisis dan kebutuhan fungsional meliputi diagram konteks, data flow diagram (DFD), spesifikasi proses dan kamus data.

3.1.7.1 Diagram Konteks

Diagram konteks digunakan untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar. Diagram konteks juga merupakan diagram arus data ( data flow

diagram ) dengan level teratas ( top level ).

Berikut adalah diagram konteks E-procurement dalam pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung :


(82)

Gambar 3. 10 Diagran Konteks Aplikasi E-Procurement Dalam Pengadaan Barang dan Jasa di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Kabupaten Bandung 3.1.7.2Data Flow Diagram ( DFD )

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.


(83)

Berikut adalah DFD dari E-procurement dalam pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung :


(84)

Gambar 3. 12 DFD Level 1 Proses 3 Pengelolaan Pengguna


(85)

Gambar 3. 13 DFD Level 1 Proses 5 Pengelolaan Transaksi


(86)

Gambar 3. 15 DFD Level 2 Proses 3.1 Pengelolaan Profil


(87)

Gambar 3. 17 DFD Level 2 Proses 3.4 Pengelolaan Data Prakualifikasi


(88)

Gambar 3. 19 DFD Level 2 Proses 4.2 Pengelolaan Lokasi

Gambar 3. 20 DFD Level 2 Proses 4.3 Pengelolaan Satuan


(89)

Gambar 3. 22 DFD Level 2 Proses 6.2 Tambah Spk

Gambar 3. 23 DFD Level 2 Proses 6.3 Pengelolaan Pemeriksaan dan Penerimaan


(90)

Gambar 3. 24 DFD Level 3 Proses 4.1.3 Detail Pengadaan


(91)

Gambar 3. 26 DFD Level 3 Proses 6.3.1 Pengelolaan Tambah Pemeriksaan


(92)

3.1.7.3 Spesifikasi Proses

Berikut adalah spesifikasi proses dari E-procurement dalam pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung :

Tabel 3. 3 Spesifikasi proses

No Proses Keterangan

1 No. Proses 1

Nama Proses Registrasi Source Penyedia Input Data registrasi

Output Data harus diisi, Email tidak valid Destination Penyedia dan Email

Logika proses

1. Masukkan data registrasi.

2. Jika data registrasi kosong, maka menampilkan pesan kesalahan.

3. Jika email tidak valid, maka menampilkan pesan “email tidak valid”.

4. Jika data registrasi tidak kosong dan email valid,maka menampilkan pesan “selamat anda berhasil menjadi penyedia”

2 No. Proses 2 Nama Proses Login

Source

Penyedia, panitia pengadaan , panitia pemeriksaan, panitia penerimaan dan PPK

Input Username dan Password Output Informasi login invalid Destination

Penyedia, panitia pengadaan , panitia pemeriksaan, panitia penerimaan dan PPK

Logika proses

1. Masukkan username dan password

2. Jika username dan password kosong, maka menampilkan pesan “masukkan username dan password anda untuk mengakses sistem”. 3. Jika username dan password tidak valid, maka

menampilkan pesan “periksa kembali username dan password anda”.

4. Jika username dan password tidak kosong dan valid, maka masuk ke halaman beranda.


(1)

(2)

(3)

KESIMPULAN

a. Aplikasi e-procurement berbasis web yang dibangun cukup dapat mempermudah dan

mempercepat proses pengadaan barang/jasa di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Bandung.

Kabupaten Bandung.

b. Aplikasi ini dapat membantu dalam proses pengelolaan data penyedia

c. Aplikasi ini sudah dapat memberikan informasi mengenai pengadaan barang/jasa yang akan dilaksanakan.


(4)

SARAN

1. Aplikasi ini diharapkan dapat menggunakan perhitungan mengembil keputusan agar dapat membantu PPK dalam pengambilan komitmen. 2. Perlu adanya pengembangan pada desain

tampilan agar lebih menarik.

2. Perlu adanya pengembangan pada desain tampilan agar lebih menarik.

3. Adanya pengembangan sistem menggunakan metode untuk mempermudah proses

penyeleksian penyedia yang lulus kualifikasi dan penawaran


(5)

SARAN (2)

4. Disediakan proses cetak untuk laporan yang lebih menarik lagi dan tertata rapi.


(6)