60
akan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Melalui pendekatan kontekstual siswa dapat mengetahui hubungan yang sangat
bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis dalam konteks dunia nyata.
B. Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian tersebut antara lain sebagai
berikut: Penelitian yang lain mengenai pembelajaran kontekstual dilakukan oleh
Rahmawati Dewi Romantika 2008 dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar IPA pada Materi Pokok Daur Hidup Hewan dengan Pendekatan Kontekstual
CTL pada Siswa Kelas IV SDN Bantar Bolang, Pemalang “. Menunjukan adanya pengaruh hasil belajar IPA pada materi daur hidup hewan dengan
penggunaan pendekatan CTL pada siswa kelas IV SDN Bantar Bolang dengan kenaikan nilai ketuntasan belajar yaitu dari 33,33 sampai 97,91 sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan pendekatan CTL siswa kelas IV di SDN 07 Bantar Bolang, Pemalang dapat dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Ludia, Rida. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan
Kontekstual Pada Siswa Kelas VI SDN Kauman Bangil Kabupaten Pasuruan. Skripsi, Program Studi S1 PGSD Universitas Negeri Malang.Hasil penelitian
61
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok konduktor dan isolator panas dapat dilakukan melalui tujuh
langkah pembelajaran:
konstruktivisme, bertanya,
masyarakat belajar,
menemukan, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas VI SDN Kauman Bangil Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah
64,9 dan meningkat menjadi 86,1 pada siklus II.Penerapan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok konduktor dan isolator
panas dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam
pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 51,1 dari siklus I ke siklus II siklus I = 28, siklus II = 79,1. Siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran
mengalami penurunan sebesar 31,5 dari siklus I ke siklus II siklus I = 48,8, siklus II = 17,3. Siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran mengalami
penurunan sebesar 19,6 dari siklus I ke siklus II siklus I = 23,2, siklus II = 3,6. Siswa sangat senang dengan pembelajaran kontekstual yang dilakukan
pada saat pembelajaran di kelas. Karena dengan menggunakan pendekatan kontekstual, siswa lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan, bahkan
dapat terlibat secara langsung dalam pembelajaran, serta siswa dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan apa yang ditemukannya sendiri, bukan dari informasi
yang diberikan orang lain. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
62
Dahniar, Ice. 2010. Upaya meningkatkan hasil belajar IPA tentang pesawat sederhana dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Muhammadiyah
Parakan Bolong
Kabupaten Karanganyar
20092010.Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal terjadi peningkatpeningkatan rata-rata dari 63,6 pada
pra tindakan menjadi 67 pada tindakan siklus I. Sedangkan peningkatan rata-rata dari siklus I ke siklus II meningkat dari 67 menjadi 72. Sedangkan peningkatan
rata-rata dari siklus II ke siklus III meningkat dari 72 menjadi 76. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Parakan Bolong Karanganyar. materi Pesawat sederhana.
63
C. Kerangka Berpikir