lembaga pemerintahan desa di Desa Kebumen dan Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan catatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain
yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti
mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai
menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus terjadi. Salah
satu peranan pokok dalam melakukan observasi adalah untuk menemukan interaksi yang kompleks dengan latar belakang sosial yang alami
Sarwono, 2006:224. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencocokkan data
hasil wawancara dengan kenyataan yang ada pada obyek atau sasaran penelitian. Dalam hal ini peneliti akan melakukan observasi terhadap
kepala desa perempuan dalam lembaga pemerintahan desa, untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Hal-hal yang diobservasi dalam
penelitian ini antara lain sikap, cara berpikir, cara berbicara, cara menyelesaikan masalah, pengambilan keputusan, aktivitas ketika di tempat
kerja, serta hubungan kepala desa perempuan tersebut dengan masyarakat.
Dalam observasi, peneliti menggunakan alat utama yaitu penglihatan, disertai dengan panduan observasi sesuai fokus observasi,
block note, bolpoint dan pensil. Observasi dilakukan berulang-ulang sesuai dengan data yang ingin diperoleh.
Dalam melakukan observasi, peneliti tidak mengalami kendala yang berarti. Observasi dalam penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
Hal ini didukung dengan kondisi pemerintahan yang kondusif di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen sehingga peneliti merasa mudah dalam
memperoleh data. Selain itu, didukung juga dengan sikap kepala desa Sukorejo dan Kebumen yang ramah dan menyambut dengan tangan
terbuka ketika peneliti memohon izin untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.
2. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2007:186.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara berupa kuesioner yang sebelumnya telah dirancang
dalam instrumen penelitian. Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara terhadap informan-informan yang mudah ditemui
baik itu dari Desa Sukorejo maupun Desa Kebumen. Hal ini dilakukan
sebagai upaya agar lebih efektif dalam memperoleh data dan tidak membuang-buang waktu.
Setelah memperoleh data dari informan, kemudian peneliti mewawancarai kepala desa Sukorejo yang dilakukan di rumah Ibu Kepala
Desa kurang lebih selama 45 menit dikarenakan beliau masih ada kepentingan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Dalam memberikan
keterangan pada saat wawancara, jawaban-jawaban yang beliau ungkapkan terkesan lebih objektif dan demokratis.
Setelah melakukan wawancara dengan kepala desa Sukorejo, kemudian peneliti mewawancarai kepala desa Kebumen yang dilakukan di
kantor balai desa Kebumen. Kegiatan wawancara ini berlangsung kurang lebih selama 1 jam. Wawancara ini berlangsung lebih lama jika
dibandingkan dengan wawancara yang dilakukan ketika dengan kepala desa Sukorejo.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk wawancara mendalam Indepth Interview dengan menggunakan
teknik wawancara tak terstruktur Non Structured Interview. Menurut Lexy J. Moleong, 2004:191 wawancara tak terstruktur adalah wawancara
yang lebih bebas iramanya. Subjek penelitian biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki
pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan.
Dengan wawancara ini, peneliti dapat menghasilkan data sebanyak-banyaknya yang ingin diungkapkan dengan maksud untuk
menggali, memperoleh informasi yang lengkap dan efektif sesuai dengan keadaan sebenarnya tentang kepemimpinan kepala desa perempuan dalam
lembaga pemerintahan desa. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
yang dikembangkan di lapangan dengan wawancara terbuka, dalam artian memberikan kesempatan pada subjek penelitian dan informan untuk
mengembangkan jawaban pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Secara teknis juga diupayakan hubungan yang baik dan luwes antara
pewawancara dengan informan agar pelaksanaan wawancara berjalan sesuai dengan harapan peneliti.
Teknik wawancara tidak terstruktur dan mendalam dilakukan untuk mengecek kebenaran data yang tidak terungkap dari hasil pengamatan,
selain itu juga berfungsi untuk melengkapi data yang diperoleh dari cross chek untuk dijadikan bahan kajian bagi penelitian ini.
Dalam pelaksanaan dilapangan sebelum penelitian dimulai dengan cara wawancara, artinya sebelum peneliti dapat melakukan wawancara dan
mendapat keterangan lisan, dilakukan persiapan diantaranya : -
Seleksi individu untuk wawancara -
Pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancara
- Pengembangan suasana dalam wawancara dan usaha untuk
menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancara Koentjaraningrat, 1981:163.
Alat yang digunakan dalam proses wawancara pada subyek penelitian dan informan, yaitu pedoman wawancara untuk subyek
penelitian dan informan, block note, bolpoint, dan pensil. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai Perangkat Desa,
Lembaga Desa LPMD, masyarakat desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen, Kecamatan Sukorejo,
Kabupaten Kendal, yang dilakukan untuk mengetahui seperti apakah kondisi masyarakat dengan adanya kepala desa perempuan dalam lembaga
pemerintahan desa. 3.
Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui peninggalan
tulisan berupa arsip-arsip, buku-buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain-lain sebagai bukti yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan yang
berhubungan dengan penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
kepala desa perempuan dalam lembaga pemerintahan desa. Alat yang digunakan dalam dokumentasi penelitian ini adalah kamera untuk
mengambil gambar foto aktivitas kepala desa perempuan. Hasil dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data
sekunder yang melengkapi atau mendukung data primer hasil wawancara
dan pengamatan tentang kepemimpinan kepala desa perempuan dalam lembaga pemerintahan desa di Desa Sukorejo dan Desa Kebumen,
Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
F. Keabsahan Data