Pengaruh Faktor Personal Beban Kerja terhadap Tindakan Tidak Aman Unsafe Action

dengan tindakan tidak aman unsafe action termasuk korelasi yang tidak searah, artinya semakin baik pelatihan K3 responden maka akan semakin rendah tindakan tidak aman unsafe actionnya, begitu juga sebaliknya semakin kurang pelatihan K3 responden maka akan semakin tinggi pula tindakan tidak aman unsafe actionnya. Pelatihan adalah salah satu bentuk proses pendidikan dengan melalui training sasaran belajar atau sasaran pendidikan akan memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku mereka Notoatmodjo, 2003. Pelatihan diarahkan kepada teknik penggunaan alat keselamatan dan kesehatan kerja dan beberapa prosedur kerja yang harus dilaksanakan oleh setiap pekerja guna mencegah terjadinya gangguan atau kecelakaan kerja. Kegiatan pelatihan diprioritaskan kepada pekerja baru dan dapat dilakukan dengan program penyegaran Irawati. 2008. Sesuai dengan penelitian Helliyanti 2009 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak aman. Pekerja yang tidak mendapatkan pelatihan kecenderungan lebih besar untuk berperilaku tidak aman dibandingkan dengan pekerja yang mendapatkan pelatihan. Penelitian Saputra 2008 juga menyebutkan bahwa pekerja yang mendapatkan pelatihan K3 mempunyai kecenderungan lebih besar bertindak berperilaku aman saat bekerja.

5.3. Pengaruh Faktor Personal Beban Kerja terhadap Tindakan Tidak Aman Unsafe Action

Dari hasil penelitian diperoleh mayoritas beban kerja responden tergolong sedang yaitu sebanyak 25 orang 52.1. Hasil uji Korelasi Rank Spearman pada Universitas Sumatera Utara taraf kepercayaan 95 dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar -0.426 dan p-value s ebesar 0.003 α=0,05 berarti ada pengaruh negatif yang signifikan antara faktor personal beban kerja dengan tindakan tidak aman unsafe action. Korelasi antara kedua variabel termasuk kuat, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang mendekati nilai 1. Tanda negatif menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara faktor personal beban kerja dengan tindakan tidak aman unsafe action termasuk korelasi yang tidak searah, artinya semakin berat beban kerja responden maka semakin rendah tindakan tidak aman unsafe actionnya. Penelitian Reason 1990 menunjukkan bahwa beban kerja berhubungan dengan tindakan tidak aman, semakin berat beban kerja yang dialami pekerja maka akan semakin menyebabkan tingginya risiko tindakan tidak aman. Analisis menunjukkan hasil bahwa semakin berat beban kerja responden maka semakin rendah tindakan tidak aman unsafe actionnya, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beban kerja responden yang walaupun berat tetapi tidak sampai melebihi NAB Nilai Ambang Batas sehingga responden masih dapat berperilaku aman saat bekerja. Pengukuran beban kerja yang dilakukan secara subjektif, menunjukkan mayoritas beban kerja responden tinggi hanya pada subskala tingkat stres frustation level, bukan dominan pada subskala kebutuhan fisik physical demand. Pengetahuan yang baik tentang K3 membuat responden lebih bertindak aman, mereka akan lebih berhati-hati dalam bekerja karena sudah mengetahui manfaat berperilaku aman dan potensi bahaya yang akan terjadi jika mereka tidak menerapkannya. Sesuai dengan Universitas Sumatera Utara pendapat Geller 2001 yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Sebelum seorang pekerja mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat dari apabila mereka tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi keamanan diri mereka sendiri serta apa bahaya yang akan terjadi jika mereka tidak menerapkannya. Responden yang mendapatkan pelatihan K3 tentunya juga akan lebih waspada terhadap bahaya, walaupun beban kerja akan mempengaruhi tindakan tidak aman, namun karena sudah mendapatkan pelatihan K3 maka tindakan tidak aman dapat dicegah. Sesuai dengan penelitian Helliyanti 2009 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak aman. Pekerja yang tidak mendapatkan pelatihan kecenderungan lebih besar untuk berperilaku tidak aman dibandingkan dengan pekerja yang mendapatkan pelatihan. Penelitian Saputra 2008 juga menyebutkan bahwa pekerja yang mendapatkan pelatihan K3 mempunyai kecenderungan lebih besar bertindak berperilaku aman saat bekerja. Tingginya pengawasan K3 juga juga membuat responden lebih bertindak aman. Hendrabuwana 2007 menyatakan bahwa dengan adanya pengawasan dan peraturan yang mengikutinya merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi perilaku seseorang.

5.4. Pengaruh Faktor Personal Kelelahan terhadap Tindakan Tidak Aman Unsafe Action