Pengaruh Faktor Personal Pelatihan K3 terhadap Tindakan Tidak Aman Unsafe Action

tindakan seseorang. Sebelum seorang pekerja mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat dari perilaku tersebut bagi dirinya. Seorang pekerja akan menerapkan perilaku aman apabila mereka tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi keamanan diri mereka sendiri serta apa bahaya yang akan terjadi jika mereka tidak menerapkannya. Notoatmodjo 2003 juga mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan manusia sebagian besar berasal dari pancaindera penglihatan dan pendengaran. Melalui indera penglihatan dan pendengaran tersebut, pekerja dapat mengidentifikasi adanya bahaya dan risiko di tempat kerjanya, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada dirinya-sendiri maupun pada rekan kerjanya.

5.2. Pengaruh Faktor Personal Pelatihan K3 terhadap Tindakan Tidak Aman Unsafe Action

Dari hasil penelitian diperoleh mayoritas pelatihan K3 responden tergolong cukup yaitu sebanyak 41 orang 85.4. Hasil uji Korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95 dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar -0.393 dan p-value sebesar 0.006 α=0,05 berarti ada pengaruh negatif yang signifikan antara faktor personal pelatihan K3 dengan tindakan tidak aman unsafe action. Korelasi antara kedua variabel termasuk kuat, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang mendekati nilai 1. Tanda negatif menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara faktor personal pelatihan K3 Universitas Sumatera Utara dengan tindakan tidak aman unsafe action termasuk korelasi yang tidak searah, artinya semakin baik pelatihan K3 responden maka akan semakin rendah tindakan tidak aman unsafe actionnya, begitu juga sebaliknya semakin kurang pelatihan K3 responden maka akan semakin tinggi pula tindakan tidak aman unsafe actionnya. Pelatihan adalah salah satu bentuk proses pendidikan dengan melalui training sasaran belajar atau sasaran pendidikan akan memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang akhirnya akan menimbulkan perubahan perilaku mereka Notoatmodjo, 2003. Pelatihan diarahkan kepada teknik penggunaan alat keselamatan dan kesehatan kerja dan beberapa prosedur kerja yang harus dilaksanakan oleh setiap pekerja guna mencegah terjadinya gangguan atau kecelakaan kerja. Kegiatan pelatihan diprioritaskan kepada pekerja baru dan dapat dilakukan dengan program penyegaran Irawati. 2008. Sesuai dengan penelitian Helliyanti 2009 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak aman. Pekerja yang tidak mendapatkan pelatihan kecenderungan lebih besar untuk berperilaku tidak aman dibandingkan dengan pekerja yang mendapatkan pelatihan. Penelitian Saputra 2008 juga menyebutkan bahwa pekerja yang mendapatkan pelatihan K3 mempunyai kecenderungan lebih besar bertindak berperilaku aman saat bekerja.

5.3. Pengaruh Faktor Personal Beban Kerja terhadap Tindakan Tidak Aman Unsafe Action