BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Terdapat hubungan antara pekerjaan, dukungan keluarga, tingkat pengetahuan,
dan sikap dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.
2. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jarak,
dan dukungan kader dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.
3. Faktor yang paling berpengaruh terhadap keaktifan lansia dalam mengikuti
kegiatan posyandu lansia adalah dukungan keluarga dan pekerjaan. 4.
Angka kunjungan rata-rata lansia ke posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah adalah 6,57 atau 7 kali dalam 1 tahun.
5. Usia rata-rata lansia yang datang ke posyandu adalah 62,85 tahun. Mayoritas
lansia adalah perempuan dengan pendidikan terakhir merupakan pendidikan dasar SD dan mayoritas lansia sudah tidak bekerja.
6. Sebagian besar lansia 58,3 kurang aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia di
wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah. 7.
Mayoritas lansia 53,7 mendapat dukungan keluarga yang baik. 8.
Mayoritas lansia 77,1 mendapat dukungan kader yang baik.
9. Mayoritas lansia 88,5 memiliki jarak tempat tinggal ke posyandu lansia yang
terjangkau. 10.
Mayoritas lansia 91,7 memiliki tingkat pengetahuan mengenai posyandu lansia yang baik.
11. Mayoritas lansia 93,8 memiliki sikap yang mendukung terhadap kegiatan
posyandu lansia.
5.2. Saran
1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang yang
berhubungan dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia seperti jumlah kader, dukungan tokoh masyarakat
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang mencakup wilayah yang lebih luas.
Tidak hanya di posyandu wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah sehingga jumlah sampel yang mengikuti penelitian lebih banyak dan terdistribusi baik.
3. Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan seperti senam dan penyuluhan
kesehatan maupun pemberian penghargaan kepada lansia yang aktif datang ke posyandu lansia.
4. Masyarakat perlu memberikan dukungan kepada setiap anggota keluarga,
khususnya lansia dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan, insrumental, dan informatif sehingga lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia dan
mengalami peningkatan kualitas hidup. 5.
Puskesmas perlu memotivasi dan meningkatkan hard skill dan soft skil kader dan petugas kesehatan agar dapat memberikan dukungan yang lebih kepada lansia
untuk lebih aktif mengikuti kegiatan posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Alazri, Neal. 2003. The association between satisfaction with ervices provided in primary care and outcomes in type 2 diabetes mellitus. Diabetes Med: 20: 486-490.
Alnoumas, Enezl, Isaeed, Makboul, El-Shazly. 2012. Knowledge, attitude, and behaviour of
primary health care workers regarding health care associated infections in Kuwait. Greener J of Med Science. 24: 92-98.
Angraeni DS. 2014. Hubungan antara kinerja kader posyandu lansia terhadap kepuasan lansia
di kelurahan rempoa wilayah binaan kerja puskesmas ciputat timur [skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah.
Aryatiningsih DS. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu
lansia di kota pekanbaru. An-Nadaa. 12:42 –47.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman pelatihan kader kelompok usia
lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-undang republik indonesia nomor
36 tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negera. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman umum pengelolaan posyandu.
Jakarta: POKJANAL. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama. Dewi AP, Darwin E. 2014. artikel penelitian hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di kelurahan parupuk tabing wilayah kerja puskesmas lubuk buaya kota padang tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 32:114
– 118.