Dukungan Keluarga TINJAUAN PUSTAKA

Dukungan keluarga dapat diukur dengan menggunakan Perceived Social Support Questionnaire Family PSS-fa yang terdiri dari 20 item. Kuesioner PSS-Fa dibuat dengan skala likert dengan jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju. Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui persepsi individu terhadap dukungan yang didapatkan dari keluarga sesuai dengan yang dibutuhkan. Bentuk dukungan keluarga ini adalah dukungan fisik, informasi dan umpan balik dari keluarga Procidano dan Heler; Radita, 2015.

2.4 Jarak

Pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Kemenkes 2010 dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keterjangkauan lokasi tempat pelayanan, jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia, maupun keterjangkauan informasi. Rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai, seperti tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas faktor informasi, biaya yang tidak terjangkau faktor ekonomi, tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas faktor budaya, dan jarak yang jauh faktor geografi. Tempat pelayanan yang tidak strategis sulit dicapai, menyebabkan berkurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan Handayani, 2013. Jarak sendiri dapat diartikan sebagai ruang sela panjang atau jauh antara dua benda atau tempat. Jarak juga dapat diartikan sebagai waktu yang diperlukan oleh setiap kendaraan atau perseorangan untuk berjalan di antara dua titik tertentu Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

2.5 Dukungan Kader

Pelayanan dan pemeliharaan kesehatan tidak dapat ditangani seluruhnya oleh para dokter saja, apalagi kegiatan yang mencakup kelompok masyarakat luas. Dokter memerlukan bantuan para tenaga medis, sanitasi gizi, ahli ilmu sosial dan juga anggota masyarakat tokoh masyarakat dan kader untuk melaksanakan program kesehatan. Tugas tim kesehatan ini dapat dibedakan menurut tahap dan jenis program yang dijalankan, yaitu berupa promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif Departemen Kesehatan RI, 2005. Kader kesehatan atau promotor kesehatan desa prokes adalah tenaga sukarelawan yang dipilih oleh dan dari masyarakat dan memiliki tugas untuk mengembangkan masyarakat. Depkes RI menyebutkan kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk meningkatkan dan membina kesejahteraan masyarakat dengan ikhlas dan didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas kemanusiaan. Kader kesehatan dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat. diharapkan memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis, dan menghitung secara sederhana, mau dan mampu bekerja dengan sukarela, serta sabar dan memahami lansia. Selain itu, kader yang dipilih juga harus dapat melaksanakan tugas-tugas kader secara fisik, memiliki penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa bersangkutan, aktif dalam kegiatan sosial dan pembangunan di desa, dikenal masyarakat, dapat bekerjasama dengan calon kader lain, dan sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga Zulkifli, 2004. Kader posyandu sendiri memiliki beberapa peran, yaitu: a. Sebelum hari buka posyandu berupa melakukan persiapan, menyebarluaskan informasi mengenai hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat, melakukan pembagian tugas antar kader, melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. b. Saat hari buka posyandu berupa melakukan pendaftaran, memberikan pelayanan kesehatan, membimbing dan membantu melakukan pencatatan, melakukan penyuluhan dan memberi layanan konsultasi maupun konseling, memotivasi, menyampaikan informasi dan penghargaan serta melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan. c. Sesudah hari buka posyandu berupa melakukan kunjungan, memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dan memberi penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, menyelenggarakan diskusi dengan masyarakat terkait kegiatan posyandu, serta mempelajari Sistem Informasi Posyandu SIP Kementerian Kesehatan RI, 2012.

2.6 Pengetahuan

2.6.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan sebagainya, atau hasil penginderaan manusia. Pengetahuan yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh lamanya intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Notoadmodjo, 2010.

2.6.2 Tingkat Pengetahuan

Intensitas atau tingkat pengetahuan seseorang terhadap objek secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu: a. Tahu know Tahu berarti hanya sebagai recall memanggil memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengukur bahwa orang tahu sesuatu, dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan. b. Memahami comprehension Memahami berarti orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek tersebut, bukan sekedar tahu dan dapat menyebutkan, tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus melakukan hal tersebut. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan saat seseorang yang telah memahami suatu objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Lansia (Lanjut Usia) dalam Mengikuti Kegiatan di Posyandu Lansia Desa Gonilan kecamatan Kartasura

0 3 9

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN SARANA TERHADAP KEAKTIFAN Hubungan Antara Pengetahuan, Dukungan Keluarga Dan Sarana Terhadap Keaktifan Lanjut Usia Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Bagas Waras Di Desa Pabelan.

0 1 18

HUBUNGAN AKSES KE POSYANDU, DUKUNGAN KELUARGA, DAN KELUHANFISIK DENGAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI Hubungan Akses Ke Posyandu, Dukungan Keluarga, Dan Keluhan Fisik Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu Puspasari Abadi V Di Gonilan Kartasura

0 6 20

HUBUNGAN AKSES KE POSYANDU, DUKUNGAN KELUARGA, DAN KELUHAN FISIK DENGAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU Hubungan Akses Ke Posyandu, Dukungan Keluarga, Dan Keluhan Fisik Dengan Keaktifan Lansia Mengikuti Kegiatan Posyandu Puspasari Abadi V D

3 13 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA DALAM Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lanjut Usia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lanjut Usia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu.

0 2 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA DALAM MENGIKUTI Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan Keaktifan Lanjut Usia Dalam Mengikuti Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa Gajahan Kecamatan Colomadu.

0 1 17

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) DALAM MENGIKUTI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) DALAM MENGIKUTI KEGIATAN DI POSYANDU LANSIA DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA.

0 0 15

PENDAHULUAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) DALAM MENGIKUTI KEGIATAN DI POSYANDU LANSIA DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA.

0 3 10

DAFTAR PUSTAKA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANJUT USIA (LANSIA) DALAM MENGIKUTI KEGIATAN DI POSYANDU LANSIA DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA.

0 1 4